Kesetrum adalah kondisi ketika tubuh tersengat aliran listrik. Tergantung pada besarnya voltase (V) listrik yang mengenai tubuh, kesetrum bisa menyebabkan luka ringan hingga kematian mendadak.
Pada dasarnya, tubuh manusia dapat mengalirkan listrik dari sumber listrik di luar tubuh. Jika seseorang tidak sengaja menyentuh sumber listrik, misalnya kabel listrik yang rusak, arus listrik dapat mengalir ke tubuh dan menyebabkan kesetrum.

Kesetrum dapat terjadi bahkan pada paparan listrik bertegangan rendah. Listrik dengan tegangan di bawah 500 volt umumnya hanya menyebabkan luka bakar ringan di permukaan kulit, tetapi dalam kondisi tertentu dapat menimbulkan cedera yang lebih serius.
Sebaliknya, paparan listrik bertegangan tinggi atau lebih dari 500 volt berisiko menimbulkan cedera berat, seperti luka bakar yang dalam, kerusakan jaringan otot dan saraf, serta risiko kematian akibat henti jantung.
Penyebab Kesetrum
Kesetrum disebabkan oleh kontak langsung antara kulit dengan sumber aliran listrik, seperti:
- Kabel listrik yang rusak
- Stopkontak
- Mesin atau alat beraliran listrik, seperti generator
- Alat kejut listrik (taser)
- Petir
Anak-anak termasuk kelompok yang rentan mengalami kesetrum, terutama karena rasa ingin tahu dan kurangnya pemahaman tentang bahaya listrik. Beberapa situasi yang sering menyebabkan anak-anak kesetrum adalah:
- Menyentuh kabel listrik yang terkelupas
- Memasukkan benda logam ke dalam stopkontak
- Menggigit kabel listrik.
Gejala Kesetrum
Gejala kesetrum dapat bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan dan beberapa faktor berikut:
-
Tipe aliran listrik
Aliran listrik bisa searah (DC) atau bolak-balik (AC). Arus listrik AC dapat menimbulkan gejala lebih parah. -
Jumlah voltase dan ukuran arus listrik (ampere)
Arus sebesar 50–100 mikroAmpere dapat menyebabkan henti jantung mendadak. -
Kondisi kulit
Jika ada luka terbuka yang luas, luka kesetrum akan lebih dalam dan lebih parah. -
Bagian tubuh yang terkena
Kesetrum dapat menyebabkan kondisi yang fatal jika mengenai dada atau kepala. -
Ada atau tidaknya luka akibat kontak dengan arus listrik
Jika tidak ada luka, biasanya gejala lebih ringan dan kemungkinan komplikasi berat lebih rendah. -
Entry wound dan exit wound
Ada atau tidaknya luka kontak ketika arus listrik masuk (entry wound) dan luka akibat keluarnya arus listrik di area tubuh lain (exit wound). Kesetrum yang hanya menyebabkan entry wound akan menimbulkan komplikasi lebih berat. -
Lama paparan dengan aliran listrik
Makin lama tubuh terpapar arus listrik, gejala yang dialami akan makin berat/fatal.
Perlu diketahui bahwa bentuk luka di kulit akibat kesetrum tidak selalu menandakan tingkat keparahannya. Hal ini karena luka di kulit bisa terlihat ringan, tetapi mungkin kerusakannya lebih dalam hingga menyerang organ tubuh.
Ketika kesetrum, penderita bisa mengalami luka atau cedera, seperti:
- Luka bakar pada area tubuh yang tersengat listrik
- Kerusakan pada kulit, otot, dan pembuluh darah
- Kerusakan pada jantung
- Jatuh dan cedera akibat terkejut arus listrik, misalnya patah tulang atau cedera kepala
Selain jenis luka di atas, seseorang yang kesetrum juga bisa mengalami beberapa gejala berikut:
- Mati rasa atau kesemutan
- Luka lepuh di kulit yang kontak dengan arus listrik
- Sakit kepala
- Jantung berdebar
- Sesak napas
- Nyeri dada
- Sakit perut
- Denyut nadi lemah
- Penurunan kesadaran
- Pingsan
Kesetrum bisa saja menyebabkan kematian mendadak akibat gangguan denyut bilik jantung (fibrilasi ventrikel). Hal ini terutama terjadi pada orang yang memiliki penyakit jantung atau pernah menjalani pemasangan alat pacu jantung.
Pada beberapa kasus, arus listrik intensitas rendah dapat menyebabkan kejang otot sehingga menyebabkan area tubuh yang kontak dengan arus listrik sulit terlepas. Akibatnya, paparan listrik menjadi lebih lama sehingga cedera menjadi parah.
Kapan harus ke dokter
Pemeriksaan atau pertolongan medis oleh dokter diperlukan jika seseorang kesetrum aliran listrik yang kuat, yaitu 500 V atau lebih. Penanganan medis juga diperlukan jika seseorang tersengat aliran listrik yang rendah (kurang dari 500 V) tetapi mengalami kondisi atau gejala di bawah ini:
- Pingsan
- Napas berhenti
- Henti jantung
- Luka bakar yang parah atau tidak kunjung sembuh
- Listrik mengenai mulut
- Jantung berdebar
- Sulit bernapas
- Sedang hamil
- Kebas parah, kesemutan, atau lumpuh
- Gangguan penglihatan, pendengaran, atau bicara
- Linglung
- Kejang
- Nyeri atau kram otot
- Terdapat luka bakar, tetapi belum pernah menerima atau telah lebih dari 5 tahun lalu menerima vaksin tetanus
Sembari menunggu pertolongan medis, pertolongan pertama yang dapat diberikan kepada korban kesetrum antara lain:
- Jangan melakukan kontak dengan korban kesetrum, terutama bila sumber listrik belum bisa dipadamkan.
- Segera padamkan aliran listrik di lokasi kejadian dengan mematikan sekering jika memungkinkan.
- Jika listrik belum padam, gunakan benda yang tidak menyalurkan listrik, seperti kayu, untuk memindahkan sumber listrik.
- Bila sumber listrik mengeluarkan percikan api, segera padamkan dengan alat pemadam api. Jangan menggunakan air untuk memadamkan percikan api dari listrik.
- Pindahkan korban ke tempat yang lebih aman, tetapi pastikan terlebih dahulu bahwa korban tidak lagi terkena aliran listrik yang aktif.
- Berikan teknik CPR kepada korban kesetrum yang tidak bernapas.
Apabila korban kesetrum masih sadar dan mengalami luka bakar, lepaskan pakaian dan siram lukanya dengan air dingin yang mengalir. Tutup luka dengan kain bersih. Anda juga perlu menemani korban sampai petugas medis datang dan menjelaskan kondisinya kepada petugas.
Diagnosis Kesetrum
Dokter akan terlebih dahulu memberikan penanganan untuk menstabilkan kondisi pasien jika pasien dicurigai mengalami gejala kesetrum yang parah, misalnya:
- Terkena arus listrik 1.000 V atau lebih
- Mengalami sesak napas atau gangguan irama jantung
- Sedang hamil
- Terdapat kelainan pada hasil rekam jantung
Selanjutnya, dokter akan memberikan cairan infus dan bantuan oksigen, serta memasang kateter urine pada pasien. Terapi kejut jantung (defibrilasi) juga dapat diberikan jika pasien terdeteksi mengalami gangguan irama jantung.
Bila kondisi pasien telah stabil, dokter akan bertanya terkait penyebab kesetrum, tipe sumber listrik (AC atau DC), dan lama paparan dengan sumber listrik.
Untuk memastikan diagnosis, pasien akan dilakukan sejumlah pemeriksaan lanjutan, meliputi:
- Pemeriksaan rekam jantung (EKG), untuk melihat aktivitas listrik jantung dan mendeteksi seberapa parah kerusakan jantung
- Tes enzim jantung, seperti creatine kinase-myoglobin binding (CKMB) dan troponin, untuk melihat kondisi otot jantung
- Tes darah, seperti hitung darah lengkap, elektrolit, keratinin, mioglobin, untuk melihat fungsi ginjal dan kerusakan otot
- Tes urine, untuk memeriksa kadar mioglobin dalam urine
- USG, untuk melihat kondisi organ dalam yang mengalami kerusakan
- Foto Rontgen atau CT scan, untuk melihat patah tulang yang bisa terjadi
Pengobatan Kesetrum
Pengobatan pada korban kesetrum akan disesuaikan dengan tingkat keparahannya. Pasien yang mengalami luka bakar dapat diberikan penanganan sesuai derajat luka yang dialaminya. Sebagai contoh, pasien akan diberikan perawatan luka dan salep antibiotik bila luka bakarnya tergolong ringan, kemudian luka tersebut akan dibalut.
Sebaliknya, jika luka bakar cukup luas, dokter akan melakukan operasi untuk membersihkan luka dan mengangkat jaringan yang sudah mati. Prosedur ini disebut juga sebagai operasi debridement.
Pada pasien kesetrum yang kondisinya cukup berat, dokter akan memberikan cairan infus, seperti manitol dan obat diuretik, untuk memperbaiki keseimbangan cairan di dalam tubuh, serta mencegah kerusakan ginjal.
Dokter juga akan memberikan cairan bikarbonat, untuk mencegah gangguan asam-basa (asidosis) dalam tubuh yang bisa terjadi pada luka kesetrum yang luas. Selain itu, pasien juga dapat diberikan vaksin tetanus.
Korban kesetrum yang parah umumnya akan dirawat di rumah sakit setidaknya selama 1–2 hari. Tindakan ini diperlukan sebagai antisipasi bila terjadi kerusakan jantung.
Komplikasi Kesetrum
Kesetrum yang tidak ditangani dengan tepat dapat menimbulkan komplikasi jangka pendek pada penderitanya, seperti:
- Kerusakan jantung yang bisa mengakibatkan gangguan irama jantung (aritmia)
- Infeksi
- Hilang ingatan (amnesia)
- Gangguan kejiwaan, seperti depresi, cemas, atau perubahan kepribadian
- Gangguan stres pascatrauma
- Sindrom kompartemen
- Rhabdomyolisis
- Luka sengatan listrik terinfeksi atau mengalami pembusukan
Pada jangka panjang, kesetrum juga dapat menimbulkan sejumlah komplikasi berikut:
- Gangguan saraf
- Kesemutan kronis
- Post-traumatic stress disorder (PTSD)
- Sakit kepala
- Telinga berdenging (tinnitus)
- Kram atau kaku otot
- Kejang
- Jaringan parut (kontraktur) pada luka
Pencegahan Kesetrum
Kesetrum tidak selalu dapat dicegah, terutama yang disebabkan oleh kecelakaan. Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah tersengat aliran listrik, yaitu:
- Tidak melakukan penggantian sakelar atau stopkontak sendiri, tetapi memanggil teknisi listrik yang memang memiliki pengetahuan dan peralatan yang memadai
- Tidak menggunakan peralatan listrik yang kabelnya rusak atau robek
- Mencabut perangkat listrik setelah digunakan
- Menggunakan kabel penghubung atau pengisi daya alat elektronik yang memiliki sakelar otomatis
- Meletakkan peralatan listrik jauh dari air
- Tidak menggunakan perangkat listrik ketika mandi, berendam, atau berenang
- Menggunakan alat pelindung atau sepatu bersol karet bagi pekerja teknisi listrik
- Menggunakan penutup atau pelindung stopkontak pada tempat yang dapat dijangkau oleh anak-anak