Kista Baker atau kista popliteal adalah benjolan berisi cairan (kista) di bagian belakang lutut. Kondisi ini dapat menyebabkan bagian belakang lutut bengkak dan terasa nyeri saat lutut digerakkan sehingga gerakan penderita menjadi terbatas.

Sendi lutut adalah sendi terbesar dan terkuat di dalam tubuh. Sendi ini memiliki cairan yang disebut cairan sinovial, untuk melumasi bagian dalam sendi selama bergerak.

Kista Baker - Alodokter

Pada kista Baker, sendi lutut menghasilkan terlalu banyak cairan sinovial. Kondisi ini mengakibatkan cairan tersebut menumpuk dan membentuk benjolan.

Kista Baker dapat terjadi pada siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Akan tetapi, kasus kista Baker lebih banyak dialami oleh orang usia 35–70 tahun. Meski umumnya tidak berbahaya, pengobatan diperlukan saat ukuran kista sudah membesar dan menimbulkan nyeri.

Penyebab Kista Baker

Kista Baker terjadi ketika cairan sendi (sinovial) diproduksi terlalu banyak sehingga menumpuk di bagian belakang lutut. Produksi cairan sendi yang berlebihan tersebut dapat terjadi karena:

  • Peradangan pada sendi lutut, seperti osteoarthritis dan rheumatoid arthritis
  • Robekan pada tulang rawan (robekan meniskus)
  • Robekan ligamen lutut
  • Asam urat

Faktor risiko kista Baker

Meski dapat terjadi pada siapa saja, ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kista Baker, yaitu:

  • Berusia 35–70 tahun
  • Pernah mengalami cedera pada lutut
  • Menderita radang sendi, seperti osteoarthritis atau rheumatoid arthritis
  • Menderita infeksi sendi (septic arthritis) akibat bakteri, virus, atau jamur

Gejala Kista Baker

Pada beberapa kasus, kista Baker tidak menimbulkan gejala. Jika muncul, gejalanya dapat berupa:

  • Benjolan di bagian belakang lutut, yang lebih terlihat ketika berdiri
  • Rasa nyeri pada lutut
  • Kekakuan sendi lutut
  • Rentang gerak lutut terbatas
  • Pembengkakan lutut

Gejala kista Baker dapat bertambah parah ketika penderita berdiri dalam waktu lama.

Perlu diketahui, tidak semua kista Baker menimbulkan nyeri. Akibatnya, penderita sering kali tidak menyadarinya.

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda menemukan benjolan di tubuh, terutama di bagian belakang lutut. Benjolan di tubuh dapat menandakan berbagai macam penyakit sehingga pemeriksaan dini perlu dilakukan untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.

Anda juga perlu segera ke dokter jika mengalami gejala yang makin memburuk, atau timbul kemerahan dan pembengkakan di sekitar pergelangan kaki. Kondisi ini dapat menandakan kista telah pecah.

Diagnosis Kista Baker

Sebagai langkah awal diagnosis, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala dan keluhan, riwayat kesehatan, serta riwayat cedera pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama di bagian lutut.

Pasien akan diminta berbaring dalam posisi tengkurap, lalu dokter akan memeriksa lutut pasien dalam kondisi lutut diluruskan atau ditekuk.

Untuk memastikan keberadaan kista, dokter juga dapat melakukan pemindaian, meliputi:

  • USG lutut, untuk mengetahui apakah benjolan tersebut berisi zat cair atau padat, serta untuk memastikan lokasi dan ukuran kista
  • MRI, untuk memeriksa adanya cedera yang terkait dengan kista Baker
  • Rontgen lutut, untuk melihat kondisi tulang di dalam sendi lutut

Pengobatan Kista Baker

Umumnya, kista Baker tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya. Jika kondisinya ringan, kista Baker bisa diatasi dengan perawatan mandiri di rumah. Perawatan mandiri bertujuan untuk meredakan bengkak dan nyeri, serta membuat penderita merasa lebih nyaman. Upaya yang dapat dilakukan adalah:

  • Kompres area yang nyeri dengan es batu yang dibalut handuk bersih.
  • Kurangi aktivitas berdiri dan berjalan.
  • Gunakan penyangga agar kaki tidak menggantung.
  • Gunakan tongkat saat berjalan.
  • Konsumsi obat pereda nyeri, seperti ibuprofen.

Jika perawatan mandiri di rumah tidak dapat meredakan keluhan, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Penanganan medis untuk kista Baker yang biasanya diberikan adalah:

Suntik kortikosteroid

Dokter dapat menyuntikkan obat kortikosteroid langsung ke sendi lutut untuk mengurangi nyeri dan bengkak, tetapi tidak menjamin kista tidak akan timbul lagi. Suntik kortikosteroid membutuhkan waktu beberapa hari atau beberapa minggu untuk meredakan keluhan.

Pengeluaran cairan dalam kista  

Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan USG untuk menentukan letak kista dan menusuknya dengan jarum. Metode ini biasanya dilakukan pada kista Baker yang tidak terlalu besar.

Fisioterapi

Terapi fisik atau fisioterapi dilakukan setelah cairan kista dikeluarkan atau setelah kista diangkat. Terapi ini dilakukan untuk meningkatkan jangkauan gerak lutut, yaitu dengan melatih kekuatan dan kelenturan otot-otot di sekitar lutut.

Operasi pengangkatan kista

Pada beberapa kasus, dokter dapat melakukan tindakan operasi untuk memperbaiki kerusakan lutut yang menyebabkan terbentuknya kista. Prosedur ini juga dilakukan untuk mencegah kista tumbuh kembali.

Umumnya, operasi dilakukan jika kista terasa sangat sakit dan penderita tidak bisa menggerakkan lututnya dengan baik. Operasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu bedah terbuka dan arthroskopi (bedah dengan sayatan kecil menggunakan artroskop).

Komplikasi Kista Baker

Meski jarang terjadi, komplikasi dapat timbul jika kista Baker tidak segera ditangani. Kista yang tidak ditangani dengan baik dapat pecah dan menyebabkan peradangan pada betis. Selain itu, betis juga akan membengkak dan berwarna kemerahan.

Kista Baker juga dapat mengakibatkan cedera pada sendi lutut, misalnya robekan pada tulang rawan.

Pencegahan Kista Baker

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, salah satu penyebab munculnya kista Baker adalah cedera pada lutut. Oleh sebab itu, cara terbaik untuk mencegah kista Baker adalah menghindari terjadinya cedera lutut, yaitu dengan:

  • Melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum berolahraga
  • Menggunakan sepatu yang tepat saat olahraga
  • Berkonsultasi ke dokter jika lutut terasa nyeri setelah olahraga
  • Mengistirahatkan lutut jika mengalami cedera