Konidin adalah obat yang digunakan untuk mengatasi batuk yang bisa terjadi karena alergi, flu, atau gejala bronkitis. Konidin dapat dikonsumsi oleh orang dewasa maupun anak-anak.

Konidin tersedia dalam bentuk tablet, sirup, dan permen. Masing-masing varian ini mengandung kombinasi bahan aktif yang berbeda-beda, sesuai dengan manfaatnya. Konidin dijual secara bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter.

Konidin - Alodokter

Produk Konidin

Berikut adalah varian produk Konidin beserta bahan-bahan aktif yang terkandung di dalamnya:

1. Konidin Tablet

Konidin Tablet merupakan obat batuk berbentuk tablet yang mengandung bahan aktif dextromethorphan Hbr 5 mg, guaifenesin 100 mg, dan chlorpheniramine maleate 2 mg.

Dextromethorphan di dalam obat ini membantu menekan batuk dengan mengurangi sinyal batuk dari otak. Sementara guaifenesin bekerja sebagai ekspektoran yang dapat mengencerkan dahak. Obat ini juga mengandung chlorpheniramine maleate untuk meredakan gejala batuk yang terjadi akibat reaksi alergi.

2. Konidin OBH

Konidin OBH bermanfaat untuk meredakan batuk berdahak dan membantu mengencerkan dahak sehingga mudah dikeluarkan. Satu saset (7 ml) Konidin OBH berisi ekstrak akar manis (succus liquiritae) 233,8 mg dan amonium klorida 20 mg.

Succus liquiritiae dipercaya bermanfaat untuk mengurangi peradangan pada tenggorokan. Sementara itu, amonium klorida dalam obat batuk ini berfungsi mengencerkan dahak agar lebih mudah dikeluarkan dan napas menjadi lebih lega.

3. Konidin Lozenges

Konidin Lozenges adalah permen yang mengandung bahan-bahan herbal seperti ekstrak licorice, minyak peppermint, dan minyak adas manis. Kombinasi bahan-bahan alami tersebut dapat membantu melegakan tenggorokan, serta memberi sensasi menyegarkan pada mulut.

Konidin Lozenges tersedia dalam 3 pilihan rasa, yaitu strong mint, mint, dan herbal mint.

Apa Itu Konidin

Golongan Obat bebas dan obat bebas terbatas
Kategori Ekspektoran, antitusif, antihistamin, atau obat herbal
Manfaat Meredakan batuk
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
Konidin untuk ibu hamil dan menyusui Konidin Tablet
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Konidin OBH dan Konidin Lozenges
Kategori N: Belum dikategorikan
Keamanan bahan yang terkandung dalam Konidin OBH dan Konidin Lozenges belum diketahui secara pasti. Sebaiknya konsultasikan penggunaan produk ini dengan dokter jika Anda sedang hamil.
Belum diketahui secara pasti apakah kandungan dalam Konidin (semua varian) dapat terserap ke dalam ASI atau tidak. Jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dahulu dengan dokter jika Anda sedang menyusui.
Bentuk obat Tablet, sirup, dan permen (lozenges)

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Konidin

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mengonsumsi Konidin:

  • Jangan menggunakan Konidin jika memiliki alergi terhadap bahan-bahan yang terkandung di dalam obat ini.
  • Jangan mengonsumsi Konidin Tablet jika baru menjalani pengobatan dengan monoamine oxidase inhibitors (MAOI), seperti isocarboxazid, phenelzine, selegiline, atau tranylcypromine dalam kurun waktu 14 hari terakhir.
  • Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Konidin Tablet jika menderita asma, PPOK, emfisema, bronkitis kronis, batuk berkepanjangan, batuk dengan dahak yang sangat banyak, batuk darah, penyakit hati, atau penyakit ginjal.
  • Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Konidin OBH jika Anda menderita penyakit jantung, hipertensi, hipokalemia, kanker payudara, tumor pada rahim atau indung telur, serta endometriosis.
  • Jangan langsung berkendara atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi Konidin Tablet dan Konidin OBH, karena obat ini dapat menyebabkan kantuk atau pusing.
  • Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan Konidin Tablet dan Konidin OBH, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
  • Konsultasikan penggunaan produk Konidin dengan dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau obat herbal lain, untuk mengantisipasi interaksi obat.
  • Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat setelah mengonsumsi produk Konidin.

Dosis dan Aturan Pakai Konidin

Berikut adalah rincian dosis tiap produk Konidin yang dianjurkan:

Konidin Tablet

  • Dewasa dan anak usia di atas 12 tahun: 1–2 tablet, 3 kali sehari.
  • Anak usia 612 tahun: ½–1 tablet, 3 kali sehari.
  • Anak usia 36 tahun: ¼–½ tablet, 3 kali sehari.

Konidin OBH

  • Dewasa dan anak usia di atas 12 tahun: 1–2 saset, 3–4 kali sehari.
  • Anak usia 612 tahun: 1 saset, 3–4 kali sehari.

Konidin Lozenges

  • Dosisnya disesuaikan dengan kebutuhan.

Cara Mengonsumsi Konidin dengan Benar

Konsumsilah Konidin sesuai aturan pakai yang tertera pada kemasan obat atau sesuai anjuran dokter.

Konidin Tablet dan Konidin OBH dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Telan Konidin Tablet dengan bantuan air putih.

Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk mengonsumsi Konidin pada waktu yang sama setiap harinya agar efeknya lebih optimal.

Jika lupa mengonsumsi Konidin, segera lakukan apabila jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.

Simpan Konidin di tempat kering dan sejuk yang terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Konidin dengan Obat Lain

Konidin Tablet mengandung dextromethorphan, guaifenesin, dan chlorpheniramine. Bahan-bahan ini dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, seperti:

  • Peningkatan risiko terjadinya serotonin syndrome jika digunakan bersama antidepresan golongan SSRI, trisiklik, atau MAOI
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping pusing, kantuk, dan sulit berkonsentrasi jika digunakan dengan antihistamin atau pereda nyeri opioid
  • Peningkatan kadar phenytoin di dalam darah sehingga meningkatkan risiko terjadinya overdosis phenytoin

Varian Konidin OBH mengandung succus liquiritae dan amonium klorida. Ada beberapa interaksi yang bisa terjadi jika kandungan tersebut digunakan bersama obat-obatan tertentu, antara lain:

  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika digunakan dengan diuretik hemat kalium, seperti spironolactone
  • Penurunan efektivitas obat antihipertensi
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari obat yang mengandung estrogen, seperti pil KB

Efek Samping dan Bahaya Konidin

Berdasarkan kandungan bahan aktif yang ada di dalamnya, di bawah ini adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi sesudah mengonsumsi Konidin:

Konidin Tablet

  • Pusing
  • Kantuk
  • Mual atau muntah
  • Mulut kering
  • Sembelit
  • Pandangan kabur

Konidin OBH

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping yang disebutkan di atas tidak kunjung reda atau malah memburuk. Hentikan penggunaan obat dan segera cari pertolongan medis jika mengalami reaksi alergi obat, yang bisa ditandai dengan ruam, sulit bernapas, atau bengkak pada wajah, bibir, maupun kelopak mata.