Konsultasi penyakit dalam adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi atau gangguan pada sistem dan organ dalam tubuh. Hasil konsultasi digunakan untuk merencanakan jenis pengobatan yang sesuai.

Penyakit dalam adalah spesialisasi kedokteran yang mendalami penyakit terkait kinerja dan fungsi organ dalam tubuh manusia. Dokter ahli penyakit dalam disebut dokter spesialis penyakit dalam (Sp.PD) atau internis.

Konsultasi Penyakit Dalam, Ini Yang Harus Anda Ketahui - Alodokter

Tujuan utama dari konsultasi penyakit dalam adalah untuk mendiagnosis, mengobati, dan mencegah berbagai jenis penyakit dalam. Rentang usia pasien yang ditangani oleh internis adalah 18 tahun ke atas.

Jenis Penyakit Dalam

Dokter spesialis penyakit dalam terbagi menjadi beberapa pembagian (subspesialisasi), sesuai dengan sistem atau organ tubuh yang ditanganiya. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing subspesialisasi beserta contoh penyakit yang ditangani:

  • Alergi imunologi (Sp.PD-KAI)
    Alergi imunologi merupakan cabang ilmu penyakit dalam yang berkaitan dengan alergi dan gangguan terhadap sistem kekebalan tubuh. Contoh penyakit yang ditangani oleh dokter alergi imunologi adalah asma, urtikaria atau biduran, penyakit autoimun, serta alergi makanan atau alergi obat.
  • Gastroenterohepatologi (Sp.PD-KGEH)
    Gastroenterohepatologi merupakan cabang ilmu penyakit dalam yang berkaitan dengan gangguan pada sistem pencernaan dan organ hati. Beberapa penyakit yang ditangani oleh dokter gastroenterohepatologi, yaitu gastritis, tukak lambung, hepatitis, dan pankreatitis.
  • Geriatri (Sp.PD-KGer)
    Geriatri merupakan cabang ilmu penyakit dalam yang berkaitan dengan gangguan medis yang dialami oleh pasien lanjut usia akibat proses penuaan. Kondisi-kondisi yang ditangani oleh dokter geriatri, antara lain hipertensi, demensia, dan osteoartritis.
  • Ginjal hipertensi (Sp.PD-KGH)
    Ini merupakan cabang ilmu penyakit dalam yang berkaitan dengan gangguan terhadap organ ginjal dan tekanan darah tinggi. Sejumlah penyakit yang ditangani oleh dokter ginjal hipertensi adalah gagal ginjal kronis atau akut, infeksi saluran kemih, dan hipertensi.
  • Hematologi onkologi medik (Sp.PD-KHOM)
    Subspesialisasi ini merupakan cabang ilmu penyakit dalam yang berkaitan dengan kanker pada darah. Penyakit yang ditangani oleh dokter hematologi onkologi medik, di antaranya leukemia dan limfoma.
  • Kardiologi (Sp.PD-KKV)
    Kardiologi merupakan cabang ilmu penyakit dalam yang berkaitan dengan gangguan terhadap organ jantung dan pembuluh darah. Gagal jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit katup jantung merupakan beberapa penyakit yang ditangani oleh dokter kardiologi.
  • Metabolik endokrin (Sp.PD-KEMD)
    Metaboli endokrin merupakan cabang ilmu penyakit dalam yang berkaitan dengan gangguan terhadap proses metabolisme dan sistem hormon tubuh. Beberapa penyakit yang ditangani oleh dokter metabolik endokrin adalah diabetes, gangguan homon tiroid, dan kolesterol tinggi.
  • Psikosomatik (Sp.PD-KPsi)
    Ini merupakan cabang ilmu yang berkaitan dengan jenis penyakit dalam yang muncul atau diperparah akibat gangguan mental. Penyakit yang ditangani oleh dokter psikosomatik, antara lain irritable bowel syndrome, tukak lambung, dan asma.
  • Pulmonologi (Sp.PD-KP)
    Pulmonologi merupakan cabang ilmu penyakit dalam yang berkaitan dengan gangguan pada sistem pernapasan, dari batang tenggorokan hingga paru-paru. Tuberkulosis, pneumonia, dan bronkitis merupakan beberapa contoh penyakit yang ditangani oleh dokter pulmonologi.
  • Reumatologi (Sp.PD-KR)
    Reumatologi merupakan cabang ilmu penyakit dalam yang berkaitan dengan gangguan terhadap sendi dan kondisi autoimun. Sejumlah penyakit yang ditangani oleh dokter reumatologi adalah rheumatoid arthritis, tendonitis, dan lupus.
  • Tropik infeksi (Sp.PD-KPTI)
    Tropik infeksi merupakan cabang ilmu penyakit dalam yang berkaitan dengan berbagai jenis penyakit atau infeksi yang umumnya muncul di daerah tropis. Dokter tropik infeksi dapat menangani penyakit-penyakit, seperti malaria, kaki gajah (filariasis), dan demam berdarah.

Indikasi Konsultasi Penyakit Dalam

Konsultasi penyakit dalam perlu segera dilakukan bagi pasien yang mengalami gejala-gejala penyakit dalam, seperti luka sulit sembuh (diabetes), terdapat darah pada urine (gagal ginjal kronis), atau nyeri dada (penyakit jantung koroner).

Meski tidak mengalami gejala apa pun, konsultasi penyakit dalam baiknya tetap dilakukan secara rutin. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi organ dan mendeteksi lebih dini gangguan yang mungkin diderita, sehingga penanganan bisa secepatnya diberikan.

Selain itu, konsultasi ini juga dapat dilakukan sebelum operasi dengan tujuan sebagai berikut:

  • Mendeteksi penyakit penyerta atau faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi setelah operasi
  • Mengoptimalkan kondisi pasien sebelum operasi
  • Memeriksa dan mengobati komplikasi yang mungkin terjadi setelah operasi

Peringatan Konsultasi Penyakit Dalam

Saat melakukan pemeriksaan, disarankan bagi pasien untuk ditemani oleh keluarga atau kerabat. Hal ini dapat membantu pasien mengingat keluhan dan gejala yang dialami, serta memahami hasil pemeriksaan.

Selain itu, pasien sebaiknya menggunakan pakaian yang longgar dan mudah dibuka untuk memudahkan pemeriksaan. Setelah konsultasi, pasien juga mungkin akan disarankan untuk menjalani pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, tes urin, atau tes pencitraan (radiologi).

Tergantung pada kesimpulan dokter, pasien bisa dirujuk ke spesialis lain. Hal ini wajar karena banyak penyakit yang memiliki gejala yang mirip atau tumpang tindih. Pasien bisa saja perlu berkonsultasi dengan dua atau lebih dokter spesialis sekaligus.

Sebelum Konsultasi Penyakit Dalam

Umumnya, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum pasien melakukan konsultasi penyakit dalam, yaitu:

  • Membawa catatan mengenai gejala yang dialami
    Untuk memastikan semua gejala tersampaikan dengan baik, sebaiknya pasien membuat catatan mengenai kondisinya sejak hari pertama gejala muncul. Pasien juga bisa mencatat daftar pertanyaan atau kekhawatiran yang ingin dikonfirmasi kepada dokter, karena hal ini bisa saja terlupakan saat konsultasi.
  • Membawa catatan riwayat kesehatan
    Pasien sebaiknya membawa seluruh catatan riwayat kesehatan yang diperlukan, baik penyakit maupun alergi yang sedang atau pernah diderita. Hasil pemeriksaan yang pernah dijalani, seperti foto Rontgen atau hasil tes laboratorium, juga dapat memudahkan proses konsultasi.
  • Memberi tahu dokter obat yang sedang atau pernah dikonsumsi
    Pasien bisa membawa obat yang sedang dikonsumsi atau catatan mengenai daftar obat yang pernah dikonsumsi, baik itu obat medis maupun produk herbal, untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan oleh dokter.
  • Membawa surat rujukan
    Jika memiliki surat rujukan dari dokter umum atau dokter spesialis lain, pasien perlu membawa surat tersebut saat berkonsultasi. Surat rujukan dapat menjadi gambaran awal bagi dokter penyakit dalam mengenai kondisi pasien, petunjuk pengobatan, maupun penanganan lebih lanjut.

Prosedur Konsultasi Penyakit Dalam

Pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter spesialis penyakit dalam tergantung pada kondisi pasien secara keseluruhan. Berikut ini adalah pemeriksaan-pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh dokter dalam konsultasi penyakit dalam:

Pemeriksaan riwayat kesehatan

Pemeriksaan riwayat kesehatan merupakan tahap pemeriksaan paling awal dalam proses konsultasi penyakit dalam. Pada tahap ini, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pasien, seperti:

  • Keluhan terhadap gangguan kesehatan yang dialami pasien saat ini
  • Riwayat kesehatan pasien, termasuk seluruh gangguan kesehatan yang pernah diderita pasien
  • Terapi pengobatan yang pernah dijalani, tindakan operasi yang pernah dilalui, serta komplikasi atau trauma yang pernah dialami pasien
  • Riwayat penggunaan obat, termasuk obat yang sedang atau pernah dikonsumsi, baik obat resep, obat bebas, maupun produk herbal
  • Riwayat kesehatan keluarga, termasuk berbagai gangguan kesehatan yang sedang atau pernah dialami orang tua, saudara kandung, maupun anak-anak pasien
  • Gaya hidup dan kehidupan sosial, termasuk kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, penggunaan obat-obatan terlarang, pekerjaan, kepemilikan hewan peliharaan, dan hobi

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi kelainan pada tubuh pasien. Sebagai langkah awal, dokter biasanya akan melakukan penimbangan berat dan pengukuran tinggi badan.

Setelah itu, dokter dapat melakukan pemeriksaan tanda vital pasien. Pemeriksaan tanda vital ini meliputi pengukuran tekanan darah, denyut jantung, kadar oksigen darah, frekuensi pernapasan, dan suhu tubuh.

Pemeriksaan fisik lanjutan

Pemeriksaan fisik lanjutan adalah pemeriksaan terhadap sejumlah bagian tubuh untuk mendeteksi kelainan atau gangguan yang mungkin dialami pasien. Bagian tubuh yang dapat diperiksa pada pemeriksaan ini meliputi:

  • Kepala dan leher
    Dokter akan memeriksa mata, hidung, telinga, kelenjar getah bening, tiroid, dan pembuluh darah leher. Kondisi tenggorokan, amandel, gigi, dan gusi juga dapat diperiksa pada pemeriksaan kepala dan leher.
  • Jantung
    Dokter akan menggunakan alat bantu stetoskop untuk mendeteksi beberapa kondisi, seperti detak jantung yang tidak beraturan atau bunyi jantung abnormal.
  • Paru
    Dokter akan memperhatikan gerak napas pasien dan memeriksa suara napas pada paru-paru pasien dengan menggunakan stetoskop.
  • Perut
    Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi lokasi nyeri, ukuran hati, limpa, dan keberadaan cairan perut dengan cara menekan perut pasien. Dokter juga akan mendengarkan suara usus dengan menggunakan stetoskop.
  • Anggota gerak
    Dokter akan memeriksa lengan dan tungkai untuk melihat kualitas denyut nadi, sirkulasi darah, dan fungsi saraf. Kualitas persendian juga dapat diperiksa pada tahap ini.
  • Sistem saraf dan motorik
    Dokter akan memeriksa fungsi motorik (kemampuan menggerakkan) dan fungsi sensorik (kemampuan merasakan), kekuatan otot, refleks, dan keseimbangan pasien.
  • Kulit
    Dokter akan memeriksa kondisi kulit dan kuku, karena kondisi kulit dan kuku dapat menunjukkan gangguan atau penyakit di bagian tubuh lain.

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel darah, urine, atau jenis cairan tubuh lain untuk kemudian dianalisis lebih lanjut di laboratorium. Beberapa jenis pemeriksaan laboratorium adalah:

  • Tes darah
    Tes darah dilakukan untuk mendeteksi jumlah sel darah (hitung darah lengkap), zat kimia dalam darah, gula darah, kolesterol, fungsi hati, hormon tiroid, fungsi ginjal, hingga tingkat pembekuan darah.
  • Tes urine (urinalisis)
    Tes urine dilakukan dengan memeriksa tampilan urine, tingkat kepekatan urine, dan kandungan zat kimia pada urine untuk mendeteksi berbagai gangguan, seperti infeksi saluran kemih, penyakit ginjal, dan diabetes.
  • Pemeriksaan cairan tubuh lainnya
    Pemeriksaan ini contohnya adalah pemeriksaan dahak dan feses (tinja). Pemeriksaan dahak dilakukan untuk mendeteksi infeksi yang mungkin terjadi di paru-paru atau saluran pernapasan. Sementara, pemeriksaan feses dilakukan untuk mendeteksi kelainan atau gangguan yang terjadi pada sistem pencernaan pasien.
  • Biopsi
    Tes yang dilakukan dengan mengambil sampel jaringan tubuh untuk kemudian dianalisis di laboratorium.

Radiologi

Radiologi dilakukan untuk melihat gambaran kondisi organ dalam tubuh. Beberapa jenis pemeriksaan radiologi, yaitu:

  • Foto Rontgen
    Jenis pemeriksaan medis ini menggunakan sinar-X untuk menghasilkan gambar bagian dalam tubuh pasien.
  • USG
    USG adalah jenis pemeriksaan medis yang menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menangkap gambar dari jaringan lunak dalam tubuh, seperti organ dan pembuluh darah.
  • CT scan
    CT scan adalah jenis pemeriksaan yang menggunakan komputer dan mesin sinar-X yang memutar, sehingga dapat menghasikan gambar tubuh bagian dalam dari berbagai sudut secara lebih detail dibandingkan dengan foto Rontgen. CT scan dapat digunakan untuk memvisualisasikan berbagai bagian tubuh, seperti kepala, bahu, tulang belakang, perut, lutut, dan dada.
  • MRI
    Jenis pemeriksaan ini menggunakan media medan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar secara detail atau gambar tiga dimensi dari organ dan jaringan di dalam tubuh pasien. Mesin MRI umumnya berukuran besar dan berbentuk menyerupai tabung.

Setelah Konsultasi Penyakit Dalam

Setelah pasien menjalani konsultasi dan pemeriksaan, dokter spesialis penyakit dalam akan meninjau seluruh informasi yang telah didapat. Dari tinjauan tersebut, dokter dapat menentukan diagnosis dan rencana terapi untuk pasien. Rencana terapi tersebut dapat berbentuk:

  • Rencana perawatan, baik rawat inap atau rawat jalan
  • Jenis obat-obatan yang perlu digunakan
  • Tindakan medis yang perlu dijalani, seperti operasi, kemoterapi, radioterapi, fisioterapi, atau cuci darah

Komplikasi Konsultasi Penyakit Dalam

Konsultasi penyakit dalam merupakan prosedur yang aman dan penting untuk kesehatan pasien. Meski begitu, beberapa jenis pemeriksaan pada proses konsultasi penyakit dalam tetap berisiko menimbulkan komplikasi.

Oleh karena itu, jika pasien merasakan sesuatu yang tidak normal setelah menjalani konsultasi penyakit dalam, misalnya nyeri dan memar pada bagian tubuh yang ditusukkan jarum untuk mengambil sampel darah, segera temui dokter kembali agar bisa secepatnya ditangani.