Lepsio adalah obat untuk mengendalikan berbagai jenis kejang, termasuk epilepsi, kejang akibat demam tinggi pada anak, serta gangguan mood tertentu seperti bipolar. Obat ini tersedia dalam bentuk sirup, sehingga lebih mudah diberikan kepada semua usia, termasuk anak-anak.
Lepsio mengandung zat aktif asam valproat, yang bekerja dengan cara menstabilkan aktivitas listrik di otak. Obat ini harus digunakan sesuai resep dokter, terutama pada anak-anak, ibu hamil, atau pasien dengan gangguan hati atau ginjal, agar dosisnya tepat dan efek sampingnya dapat diminimalkan.

Apa Itu Lepsio
| Bahan Aktif | Asam valproat |
| Golongan | Obat resep |
| Kategori | Antikonvulsan |
| Manfaat | Mengatasi kejang |
| Digunakan oleh | Dewasa dan anak usia ≥10 tahun |
| Lepsio untuk ibu hamil | Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan asam valproat berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa. |
| Lepsio dapat meningkatkan risiko kelainan bawaan, seperti spina bifida, bibir sumbing, disabilitas intelektual, atau autisme pada janin. Diskusikan bersama dokter untuk pilihan obat epilepsi lain yang lebih aman untuk ibu hamil. | |
| Lepsio untuk ibu menyusui | Kandungan asam valproat dalam Lepsio dapat terserap ke dalam ASI dan biasanya aman digunakan, namun dosis harus ditentukan oleh dokter. |
| Selama pengobatan, perhatikan efek samping pada bayi yang menyusu, seperti kulit dan mata menguning atau mudah memar tanpa sebab, agar penanganan bisa dilakukan lebih cepat. | |
| Bentuk obat | Sirup |
Peringatan sebelum Menggunakan Lepsio
Gunakan Lepsio sesuai anjuran dokter dan petunjuk pada kemasan. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter. Untuk hasil pengobatan optimal, ikuti panduan penggunaan berikut:
- Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Lepsio tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap asam valproat.
- Informasikan ke dokter jika Anda memiliki riwayat penyakit liver, penyakit ginjal, gangguan metabolik, atau porfiria, karena Lepsio tidak boleh digunakan pada kondisi tersebut.
- Sampaikan ke dokter bila Anda pernah atau sedang menderita lupus, pankreatitis, demensia, disabilitas intelektual, gangguan pembekuan darah, kekurangan gizi, infeksi cytomegalovirus, atau HIV.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan sebelum menggunakan Lepsio.
- Jangan berikan Lepsio kepada anak di bawah 10 tahun maupun lansia tanpa konsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
- Konsultasikan dengan dokter jika sedang menggunakan obat lain, suplemen, atau produk herbal, untuk mencegah interaksi obat yang berbahaya.
- Hindari mengemudi atau melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi Lepsio, karena obat ini dapat menyebabkan pusing dan kantuk.
- Jangan mengonsumsi alkohol selama pengobatan dengan Lepsio, karena dapat meningkatkan risiko efek samping.
- Sampaikan ke dokter jika akan menjalani pemeriksaan medis, karena Lepsio dapat memengaruhi hasil pemeriksaan.
- Segera hubungi dokter jika muncul reaksi alergi atau efek samping serius selama penggunaan Lepsio.
Dosis dan Aturan Pakai Lepsio
Dosis Lepsio berbeda-beda, tergantung pada usia, berat badan, jenis infeksi, dan tingkat keparahannya. Berikut ringkasan dosis umum Lepsio berdasarkan kondisi yang ditangani:
Kondisi: Kejang Absans
- Dewasa: 15 mg per kg berat badan per hari. Dosis maksimal 60 mg/kg per hari. Jika diperlukan dosis lebih dari 250 mg (5 ml) per hari, sebaiknya dibagi dalam beberapa dosis.
- Anak usia ≥10 tahun: 10–15 mg per kg berat badan per hari. Dosis maksimal 60 mg/kg per hari. Dosis di atas 250 mg (5 ml) per hari sebaiknya diberikan dalam beberapa dosis terbagi.
Kondisi: Kejang parsial kompleks
- Dewasa dan anak usia ≥10 tahun: 10–15 mg/kg berat badan per hari. Dosis maksimal 60 mg/kg per hari.
Jika infeksi tidak menunjukkan perbaikan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Cara Menggunakan Lepsio dengan Benar
Gunakan Lepsio sesuai anjuran dokter dan aturan pakai yang tertera pada kemasan. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.
Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari Lepsio , pastikan Anda mengetahui cara penggunaannya yang benar. Berikut adalah panduannya:
- Minumlah Lepsio segera setelah makan atau bersama makanan untuk mengurangi risiko sakit perut. Untuk bentuk sirup, kocok botol terlebih dahulu dan gunakan sendok takar yang disediakan agar dosis tepat.
- Tetap konsumsi Lepsio sesuai jadwal dan durasi yang dianjurkan dokter, meskipun gejala membaik. Menghentikan obat terlalu cepat dapat memperburuk kondisi atau memicu kejang.
- Hindari makanan pedas dan perbanyak minum air putih atau kunyah permen karet atau hisap permen bebas gula, untuk menhindari efek samping seperti sakit perut atau mulut kering.
- Lakukan pemeriksaan sesuai jadwal dokter untuk memantau respons terapi. Selama pengobatan, dokter mungkin menyarankan tes fungsi hati.
- Konsumsilah Lepsio pada waktu yang sama setiap harinya. Jika Anda lupa, minum obat ini segera setelah ingat. Jika jadwal berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis.
- Simpan Lepsio di tempat kering, bersuhu ruangan, dan jauh dari sinar matahari langsung, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Lepsio dengan Obat Lain
Penggunaan Lepsio bersama dengan obat lain dapat memengaruhi cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping. Interaksi obat yang dapat terjadi meliputi.
- Penurunan kadar asam valproat di dalam darah jika digunakan bersama phenytoin, phenobarbital, carbamazepine, meropenem, imipenem, ritonavir, lopinavir, colestyramine, rifampicin, atau metamizole
- Penurunan efek obat dan kadar asam valproat di dalam darah jika digunakan dengan pil KB
- Peningkatan risiko terjadinya sindrom Stevens-Johnson jika digunakan dengan lamotigrine
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama obat antikoagulan, seperti warfarin
- Peningkatan kadar asam valproat di dalam darah jika digunakan dengan aspirin, cimetidine, erythromycin, atau chlorpromazine
- Peningkatan risiko terjadinya kelebihan kadar amonia dalam tubuh (hyperammonemia) jika digunakan dengan topiramate atau acetazolamide
- Peningkatan risiko terjadinya kerusakan hati jika digunakan dengan aspirin
- Peningkatan efek obat golongan antipsikotik, MAOI, antidepresan, atau benzodiazepine
- Penurunan efektivitas olanzapine atau phenytoin
- Peningkatan efek samping carbamazepine, phenobarbital, nimodipine, atau zidovudine
Untuk menghindari efek samping atau iritasi yang tidak diinginkan, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan Lepsio bersamaan dengan obat atau produk kesehatan lainnya.
Efek Samping dan Bahaya Lepsio
Penggunaan Lepsio umumnya aman. Namun segera konsultasikan ke dokter jika muncul efek samping berikut selama pemakaian Lepsio, seperti:
- Rasa kantuk atau kelelahan
- Mual, muntah, atau nyeri perut
- Tremor ringan
- Rambut rontok
Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami efek samping yang lebih serius, seperti:
- Reaksi alergi berat, seperti ruam luas, wajah bengkak, dan sesak napas
- Gangguan fungsi hati yang ditandai dengan kulit atau bagian putih mata menjadi kuning, urine gelap atau kelelahan berat
- Gangguan pankreas yang ditandai dengan nyeri perut hebat, atau mual muntah parah
Hentikan pemakaian dan segera konsultasi ke dokter. Anda bisa menggunakan fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi Alodokter atau buat janji konsultasi di rumah sakit.