Sindrom Stevens-Johnson (SJS) adalah kondisi kegawatdaruratan medis yang disebabkan oleh reaksi alergi berat terhadap obat-obatan tertentu, infeksi, atau kombinasi keduanya. Kondisi ini biasanya diawali dengan gejala mirip flu, seperti demam dan nyeri, yang kemudian disusul dengan ruam kulit dan rasa nyeri hebat.

SJS ditandai dengan munculnya ruam, lepuhan, dan pengelupasan kulit, yang dapat mengenai area mata, mulut, tubuh, hingga kelamin. Meski penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami, sebagian besar kasus terjadi setelah konsumsi obat-obatan tertentu.

Sindrom Stevens-Johnson, Kenali Gejala dan Penanganannya - Alodokter

Reaksi ini memerlukan penanganan segera di rumah sakit karena berisiko menimbulkan komplikasi berat, seperti pneumonia, infeksi sistemik (sepsis), hingga kematian apabila tidak ditangani dengan tepat.

Sindrom Stevens-Johnson dan Penyebabnya

Sindrom Stevens-Johnson dapat dialami oleh siapa saja. Kondisi ini sulit diketahui penyebabnya, tetapi kebanyakan dipicu oleh efek samping obat-obatan.

Meskipun sangat jarang terjadi, infeksi virus juga bisa memicu terjadinya kondisi ini pada anak-anak. Oleh karena itu, mengetahui jenis obat dan infeksi yang dapat memicu terjadinya sindrom Stevens-Johnson penting dilakukan.

Berikut ini adalah beberapa obat yang diketahui dapat menjadi pemicu terjadinya sindrom Stevens-Johnson:

Pada anak-anak, sindrom Stevens-Johnson lebih banyak terjadi karena infeksi virus, seperti pneumonia, pilek, flu, dan sariawan. Selain itu, vaksinasi maupun infeksi virus, seperti herpes dan hepatitis A, juga bisa memicu terjadinya sindrom Stevens-Johnson.

Tidak hanya obat dan infeksi, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, menderita HIV, menderita kanker darah, hingga memiliki riwayat dan keluarga yang pernah terkena sindrom Stevens-Johnson, juga rentan menderita sindrom ini.

Sindrom Stevens-Johnson dan Gejalanya

Jika sindrom Stevens-Johnson dipicu oleh konsumsi obat-obatan, gejalanya akan muncul sekitar 1–3 minggu setelah penderita mengonsumsi obat.

Gejala awal yang timbul menyerupai gejala flu, seperti demam, batuk, dan sakit kepala. Selain itu, kulit terasa nyeri serta diikuti oleh munculnya ruam dan pengelupasan kulit.

Pada kondisi lebih lanjut, sindrom Stevens-Jonhson juga akan menunjukkan beberapa gejala berikut ini:

  • Kulit melepuh, atau bisa juga terjadi lepuhan di mata, hidung, mulut, dan kulit di area kelamin
  • Nyeri yang luar biasa di kulit maupun nyeri seperti terbakar
  • Pembengkakan di bibir, tenggorokan, lidah, atau wajah
  • Ruam berwarna merah atau keunguan yang menyebar ke area kulit lain
  • Kulit mengelupas setelah terbentuknya lepuhan

Sindrom Stevens-Johnson dan Penanganannya

Keberhasilan pengobatan sindrom Stevens-Johnson akan lebih tinggi jika kondisi ini dikenali dan ditangani sedini mungkin. Pasalnya, penyakit ini merupakan kegawatdaruratan medis yang memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.

Langkah pertama yang dilakukan dokter adalah menghentikan penggunaan obat yang dicurigai menjadi pemicu. Selanjutnya, perawatan akan difokuskan untuk meredakan gejala, menjaga kestabilan tubuh, serta mempercepat proses penyembuhan luka.

Beberapa penanganan yang umumnya dilakukan meliputi:

1. Terapi cairan

Pengelupasan kulit dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit. Untuk mencegah dehidrasi, dokter akan memberikan cairan infus dan suplemen elektrolit sesuai kebutuhan.

2. Perawatan luka

Luka lepuh biasanya dikompres dingin untuk mengurangi nyeri, lalu dibersihkan, diberi salep/topikal khusus, dan ditutup dengan balutan steril. Kulit mati akan diangkat dengan hati-hati. Petroleum jelly dapat digunakan untuk menjaga kelembapan kulit yang sedang dalam proses penyembuhan.

3. Perawatan mata 

Jika area mata ikut terdampak, dokter mata akan memberikan tetes mata atau salep khusus untuk menjaga kelembapan, meredakan peradangan, dan mencegah komplikasi, seperti ulkus kornea, yang dapat berujung pada kebutaan jika tidak ditangani.

Pemberian obat-obatan: Beberapa obat yang mungkin diberikan antara lain:

Perawatan sindrom Stevens-Johnson disesuaikan dengan tingkat keparahan kondisi dan sering kali menyerupai penanganan pada pasien luka bakar. Kulit umumnya mulai pulih dalam 2–3 minggu, tetapi pemulihan total bisa memakan waktu lebih lama, terutama jika terjadi infeksi atau komplikasi lain.

Jika Anda mengalami gejala yang menyerupai sindrom Stevens-Johnson, segera pergi ke instalasi gawat darurat (IGD) terdekat untuk mendapatkan penanganan medis secepatnya. 

Deteksi dan penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi serius, seperti infeksi kulit, terbentuknya jaringan parut, dehidrasi, kerusakan organ, bahkan sepsis.

Bila Anda masih memiliki pertanyaan atau ingin berkonsultasi lebih lanjut terkait kondisi ini, jangan ragu untuk memanfaatkan fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER guna mendapatkan saran medis yang terpercaya langsung dari ahlinya.