Lexacorton adalah obat untuk meredakan kulit kemerahan, gatal, dan bengkak akibat peradangan. Obat salep ini dapat digunakan untuk mengatasi gejala dari eksim, gigitan serangga, atau alergi.
Lexacorton mengandung hydrocortisone acetate dalam sediaan krim. Obat ini bekerja dengan cara menekan sistem imun yang berlebihan saat kulit mengalami peradangan. Lexacorton juga dapat mengecilkan pembuluh darah pada kulit yang bengkak sehingga peradangan pun mereda.
Berkat cara kerjanya, Lexacorton dapat digunakan juga untuk mengobati peradangan kulit akibat psoriasis, biang keringat, dan ruam popok.
Apa Itu Lexacorton
Bahan aktif | Hydrocortisone acetate 2,5% |
Golongan | Obat resep |
Kategori | Kortikosteroid topikal |
Manfaat | Meredakan gejala peradangan kulit, seperti gatal, ruam kemerahan, dan bengkak |
Digunakan oleh | Dewasa dan anak-anak |
Lexacorton untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Kecil kemungkinan obat ini menimbulkan komplikasi pada kehamilan. Namun, konsultasi dengan dokter tetap diperlukan sebelum menggunakan obat ini. | |
Lexacorton untuk ibu menyusui | Obat ini dapat digunakan selama mengikuti anjuran dari dokter. Bila digunakan di area payudara, oleskan obat setelah jadwal menyusui. |
Pastikan untuk membersihkan payudara, terutama bagian puting, sebelum menyusui kembali. Sebaiknya, berikan jarak sekitar 4 jam setelah menggunakan Lexacorton untuk menyusui kembali. | |
Bentuk obat | Krim |
Peringatan sebelum Menggunakan Lexacorton
Lexacorton harus digunakan sesuai aturan pakai dan saran dari dokter. Perhatikan hal-hal berikut sebelum memakai obat ini:
- Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Lexacorton tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap hydrocortisone maupun kortikosteroid lain, seperti prednison atau triamcinolone.
- Informasikan kepada dokter jika peradangan kulit disertai atau disebabkan oleh jerawat, rosacea, dermatitis perioral, maupun infeksi, seperti tuberkulosis kulit atau sifilis. Lexacorton tidak boleh digunakan oleh orang dengan kondisi tersebut.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika peradangan kulit terjadi di area wajah, ketiak, bokong, atau kemaluan.
- Diskusikan dengan dokter jika pernah atau sedang menderita infeksi herpes mata, glaukoma, diabetes atau gula darah tinggi, sindrom Cushing, atau penyakit ginjal.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Konsultasikan ke dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Hal ini untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius setelah menggunakan Lexacorton.
Dosis dan Aturan Pakai Lexacorton
Dosis dan aturan pakai Lexacorton ditentukan oleh dokter, sesuai kondisi pasien. Secara umum, berikut adalah dosis Lexacorton:
- Dewasa dan anak usia >10 tahun: 1–2 kali sehari.
- Anak usia <10 tahun: dosis ditentukan dokter.
Cara Menggunakan Lexacorton dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan baca aturan pakai yang tertera pada kemasan obat sebelum memakai Lexacorton. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.
Supaya hasil pengobatan maksimal, ikutilah cara menggunakan Lexacorton berikut ini:
- Cucilah tangan sebelum dan setelah mengoleskan Lexacorton pada kulit. Supaya penyerapannya maksimal, salep ini bisa dioleskan setelah mandi.
- Oleskan Lexacorton secukupnya pada area yang meradang, kira-kira 1 ruas jari.
- Bila dokter menganjurkan untuk membalut kulit dengan perban atau plester, biarkan obat meresap setidaknya 10 menit.
- Gunakan Lexacorton pada waktu yang sama setiap harinya. Jika Anda lupa memakai obat ini, tidak perlu mengoleskan lebih banyak salep pada waktu pemakaian berikutnya.
- Jangan sampai obat ini mengenai mata, hidung, atau bagian dalam mulut. Jika area tersebut terkena obat, segera bersihkan dengan air mengalir.
- Jangan gunakan Lexacorton lebih dari 7 hari, karena dapat menyebabkan telangiektasis, kulit menghitam, dan tumbuh rambut lebat. Bila keluhan tidak kunjung membaik, konsultasi online ke dokter untuk penanganan yang cepat.
- Simpan Lexacorton di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Lexacorton dengan Obat Lain
Lexacorton hanya untuk penggunaan luar. Oleh karena itu, kecil kemungkinan hydrocortisone di dalam obat ini berinteraksi dengan obat lain.
Meski begitu, untuk menghindari risiko terjadinya efek interaksi yang tidak diinginkan, konsultasikan ke dokter jika akan menggunakan Lexacorton bersama obat oles lain, suplemen, atau produk herbal apa pun.
Efek Samping dan Bahaya Lexacorton
Efek samping yang mungkin muncul setelah menggunakan Lexacorton antara lain:
- Ruam kemerahan
- Sensasi hangat atau terbakar
- Perih
- Kulit kering
Konsultasikan ke dokter via chat jika efek samping tersebut tidak kunjung membaik. Dokter akan memberikan saran dan pengobatan untuk mengatasi efek samping tersebut.
Meski jarang, reaksi alergi atau efek samping yang serius seperti berikut dapat terjadi:
- Biduran, sesak napas
- Bengkak di wajah, mata, atau mulut
- Kulit bengkak, kemerahan, terasa panas, serta mengeluarkan cairan atau nanah
- Kulit melepuh, kering, atau mengelupas
- Kulit menipis, sampai mudah memar
- Kebas dan kesemutan
- Stretch mark
- Jerawat
- Pandangan kabur
- Sakit kepala berat sampai pingsan
Bila hal tersebut terjadi, segeralah ke IGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis secepatnya.