Low back pain adalah nyeri di punggung bagian bawah. Kondisi ini biasanya hanya berlangsung sementara dan tergolong ringan. Namun, low back pain juga bisa terjadi dalam jangka panjang, bahkan sampai membuat penderitanya sulit beristirahat, hingga kesulitan berjalan atau bekerja.
Siapa saja bisa mengalami low back pain, mulai dari pekerja kantoran, atlet, hingga ibu rumah tangga. Low back pain umumnya tidak berbahaya dan bisa membaik dengan perawatan mandiri. Namun, nyeri punggung bawah juga bisa berlangsung dalam jangka panjang (kronis) atau disertai gejala lain sehingga perlu mendapatkan pertolongan medis.

Penyebab Low Back Pain
Tulang bagian bawah memiliki banyak fungsi penting, mulai dari memberikan kestabilan untuk seluruh tulang, menjadi tempat melekatnya otot dan ligamen, hingga menopang sebagian besar berat badan. Itulah sebabnya, gangguan atau kerusakan pada struktur di punggung bawah dapat mengakibatkan low back pain.
Kondisi atau penyakit yang dapat menyebabkan low back pain antara lain:
- Tegang otot atau keseleo, misalnya akibat mengangkat benda berat, melakukan gerakan mendadak, atau kurang pemanasan sebelum berolahraga
- Patah tulang belakang, yang bisa disebabkan oleh kecelakaan atau terjatuh
- Gangguan pada bantalan di antara ruas tulang belakang, misalnya pada hernia nucleus pulposus (HNP) atau saraf kejepit, serta penyusutan bantalan tulang belakang seiring pertambahan usia
- Masalah struktur tulang belakang, seperti stenosis spinal, skoliosis, atau spondylolisthesis
- Radang sendi (arthritis), misalnya pada osteoarthritis atau ankylosing spondylitis
- Penyakit tertentu, seperti infeksi tulang belakang, tumor tulang belakang, batu ginjal, aneurisma aorta perut, atau fibromyalgia
Pada kondisi yang jarang, low back pain dapat terjadi karena kondisi-kondisi berikut:
- Kram saat menstruasi
- Kehamilan, terutama pada trimester kedua atau trimester ketiga
- Persalinan
Faktor Risiko Low Back Pain
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena low back pain adalah:
- Berusia di atas 30 tahun
- Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
- Melemahnya otot perut
- Merokok
- Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
- Kurang beraktivitas
- Bekerja atau memiliki hobi yang mengharuskan mengangkat benda berat atau sering membungkuk
- Memiliki kondisi psikologis, seperti depresi, gangguan kecemasan, atau stres berat
Gejala Low Back Pain
Gejala low back pain bisa timbul mendadak atau secara bertahap, dan berlangsung sementara atau dalam jangka panjang (kronis). Penderita nyeri punggung bawah umumnya dapat mengalami keluhan-keluhan berikut:
- Pinggang pegal atau kaku
- Sakit pinggang yang terasa tumpul atau seperti ditusuk
- Nyeri pinggang yang menjalar sampai ke bokong, paha, atau kaki
- Nyeri sering memburuk saat berdiri lama, duduk, membungkuk, atau mengangkat beban
- Tidur kurang nyenyak karena nyeri pinggang
- Kesulitan untuk menggerakkan atau meluruskan punggung
- Sulit berdiri tegak atau postur tubuh buruk karena nyeri pinggang
- Kaki terasa lemah, kesemutan, atau mati rasa
Kapan harus ke dokter
Sebagian besar kondisi low back pain ringan akan membaik dengan perawatan mandiri dalam beberapa minggu. Namun, jika nyeri punggung bawah tidak kunjung hilang, berkonsultasilah lewat Chat Bersama Dokter. Dokter akan menanyakan ciri-ciri nyeri dan kondisi yang diduga menjadi penyebabnya sehingga bisa memberikan tindakan yang sesuai.
Anda juga bisa membuat janji konsultasi langsung dengan dokter di sini jika low back pain tidak membaik setelah 1 minggu dan disertai keluhan-keluhan di bawah ini:
- Nyeri punggung bawah yang tidak membaik setelah beristirahat atau mengonsumsi obat pereda nyeri ringan
- Sakit pinggang disertai lemah, mati rasa, atau kesemutan pada kaki
- Nyeri yang menyebar ke salah satu atau kedua kaki
- Berat badan turun drastis
Jangan tunda untuk ke IGD rumah sakit terdekat jika low back pain diikuti dengan beberapa gejala atau kondisi berikut:
- Gangguan buang air kecil atau buang air besar
- Demam
- Low back pain terjadi setelah terjatuh, kecelakaan, atau benturan keras pada punggung
Diagnosis Low Back Pain
Untuk menentukan penyebab low back pain, dokter akan menanyakan tentang ciri-ciri nyeri yang dirasakan pasien dan kondisi atau gerakan yang membuat keluhan memburuk. Pasien juga akan diminta untuk menilai keparahan nyeri dengan skala 0–10.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk memeriksa rentang gerak, refleks, dan kekuatan otot. Jika diperlukan, dokter juga dapat menjalankan rangkaian tes berikut untuk memastikan diagnosis.
- Foto Rontgen, CT scan, atau MRI, untuk melihat kerusakan yang mungkin terjadi pada struktur tulang, ligamen, atau sumsum tulang belakang
- Elektromiografi (EMG), untuk mendeteksi kerusakan saraf, yang dapat menyebabkan nyeri, kesemutan, dan mati rasa
- Tes darah, untuk mencari tanda-tanda infeksi atau penyakit lain yang mungkin menyebabkan nyeri, seperti ankylosing spondylitis
- Tes urine, untuk mencari keberadaan batu ginjal, yang bisa menyebabkan nyeri di panggul
Pengobatan Low Back Pain
Penanganan low back pain yang tergolong ringan bisa dilakukan di rumah dengan upaya berikut:
- Beristirahat yang cukup
- Beraktivitas ringan, misalnya dengan berjalan santai
- Membatasi kegiatan yang dapat memperparah rasa sakit
- Menggunakan kompres dingin pada bagian pinggang yang sakit
- Mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti Neo Rheumacyl Neuro atau Paramex Nyeri Otot, setelah berkonsultasi dengan dokter
Apabila perawatan mandiri belum efektif mengatasi nyeri punggung bawah, dokter dapat memberikan obat-obatan, seperti:
- Obat pereda nyeri dalam bentuk krim, oral (minum), atau suntik
- Pelemas otot, misalnya Lioresal atau Myobat
- Antidepresan jenis trisiklik atau SNRI
- Gabapentin, untuk mengobati low back pain akibat saraf kejepit
Selain dengan obat-obatan, pasien juga bisa disarankan untuk menjalani terapi fisik (fisioterapi). Manfaat terapi ini adalah dapat memperkuat otot-otot, meningkatkan kelenturan, dan memperbaiki postur tubuh.
Pada kasus yang berat, low back pain perlu ditangani dengan metode berikut:
- Suntik kortikosteroid dan obat bius di pinggang, untuk meredakan peradangan pada saraf dan mengurangi nyeri yang menjalar ke kaki
- Radiofrequency ablation (RFA), untuk melumpuhkan saraf yang menyebabkan nyeri, dengan menggunakan gelombang radio
- Implan stimulator saraf, untuk memblokir sinyal nyeri dari saraf tulang belakang yang menyebabkan nyeri punggung
- Operasi, untuk mengatasi lemah otot atau nyeri punggung yang menjalar hingga kaki, misalnya karena saraf terjepit
Komplikasi Low Back Pain
Jika low back pain tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat berkembang menjadi berbagai komplikasi, seperti:
- Nyeri kronis dan sulit diatasi sehingga membutuhkan penanganan jangka panjang
- Penurunan kemampuan bergerak atau keterbatasan aktivitas, yang berdampak pada menurunnya kualitas hidup
- Kelehaman atau lumpuh
- Gangguan buang air kecil atau buang air besar
- Masalah psikologis, seperti depresi atau gangguan kecemasan
Selain akibat penyakitnya sendiri, pada beberapa kasus pengobatan low back pain juga dapat menyebabkan komplikasi. Sebagai contoh, penanganan jangka panjang dengan gabapentin dapat meningkatkan risiko terjadinya penurunan fungsi kognitif dan demensia.
Meski begitu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai kaitan antara penggunaan gabapentin dan penurunan fungsi kognitif.
Pencegahan Low Back Pain
Berikut adalah upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah low back pain:
- Menjaga postur tubuh tetap baik saat duduk, berdiri, atau mengangkat barang yang berat
- Berolahraga secara rutin dengan intensitas rendah, misalnya berjalan kaki, bersepeda, atau berenang
- Melatih kekuatan dan kelenturan otot perut dan punggung
- Tidak mengangkat beban yang terlalu berat atau meminta bantuan kepada orang lain bila perlu
- Menjaga berat badan agar tetap ideal
- Mengatur posisi tidur dan menggunakan kasur yang nyaman serta menopang tulang belakang dengan baik