Luka dalam adalah kondisi ketika kerusakan jaringan tubuh terjadi hingga mencapai lapisan yang lebih dalam, seperti lapisan lemak, otot, atau bahkan organ. Tidak seperti luka ringan di permukaan kulit, luka dalam cenderung lebih berisiko menyebabkan perdarahan, infeksi, dan gangguan fungsi bagian tubuh yang terluka.
Luka dalam biasanya muncul akibat cedera fisik, tetapi bisa juga dipicu oleh penyakit tertentu yang melemahkan jaringan. Karena kerusakan yang terjadi berada di bawah permukaan kulit, luka dalam sering kali tidak langsung terlihat tetapi dapat menimbulkan rasa nyeri hebat atau pembengkakan.

Kondisi ini dapat dialami siapa saja, terutama mereka yang sering terkena trauma akibat aktivitas berisiko, pekerjaan fisik, atau kecelakaan. Jika tidak ditangani dengan tepat, luka dalam dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan meningkatkan risiko komplikasi serius, seperti infeksi.
Penyebab Luka Dalam
Luka dalam dapat terjadi karena berbagai faktor, misalnya benturan kuat, infeksi, atau gangguan kesehatan tertentu. Beberapa orang juga berisiko lebih tinggi mengalami luka dalam jika memiliki penyakit yang membuat kulit atau jaringan mudah rusak.
Berikut adalah penyebab luka dalam yang umum terjadi:
- Cedera akibat benda tajam atau tumpul (misalnya jatuh, kecelakaan, atau hantaman keras)
- Luka robek atau sayatan yang mengenai jaringan lebih dalam
- Infeksi berat yang merusak lapisan kulit dan jaringan di bawahnya
- Luka tekan (pressure sore) pada pasien yang lama berbaring
- Luka bakar derajat sedang hingga berat
- Penyakit kronis, seperti diabetes, yang mengganggu aliran darah dan penyembuhan luka
- Prosedur medis atau pembedahan yang meninggalkan sayatan dalam
Gejala Luka Dalam
Setiap luka dalam dapat memiliki gejala yang berbeda tergantung jenis dan tingkat keparahannya. Berikut adalah gejala yang umum dirasakan:
- Nyeri hebat yang semakin bertambah
- Pembengkakan atau memar yang melebar
- Perdarahan yang sulit berhenti
- Luka tampak dalam hingga memperlihatkan lemak atau otot
- Keluar cairan berbau tidak sedap (tanda infeksi)
- Kesulitan menggerakkan bagian tubuh yang terluka
- Kulit di sekitar luka terasa hangat atau memerah
Kapan Harus ke Dokter
Penanganan medis sangat penting karena luka dalam berisiko menyebabkan infeksi dan kerusakan jaringan lebih lanjut. Semakin cepat ditangani, semakin kecil risiko komplikasi yang bisa terjadi.
Sebaiknya segera periksakan diri ke dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat jika Anda atau orang terdekat mengalami:
- Perdarahan yang tidak berhenti setelah 10 menit ditekan
- Luka sangat dalam atau tampak jaringan di bawah kulit
- Nyeri semakin berat atau pembengkakan memburuk
- Keluar nanah atau bau tidak sedap dari luka
- Demam setelah mengalami luka
- Luka akibat gigitan hewan atau benda kotor
- Kesulitan menggerakkan area yang terluka
Untuk mendapatkan saran penanganan awal atau tips perawatan luka, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter secara online melalui fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER.
Diagnosis Luka Dalam
Diagnosis luka dalam dimulai dari anamnesis, yaitu tanya jawab mengenai riwayat cedera, keluhan, dan kondisi kesehatan Anda. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menilai kedalaman luka, tanda infeksi, dan kondisi jaringan di sekitarnya.
Tes tambahan yang dapat dilakukan meliputi:
- Tes darah lengkap, untuk memeriksa tanda infeksi atau kehilangan darah
- Rontgen, untuk melihat kemungkinan cedera tulang atau benda asing
- USG (ultrasonografi), untuk menilai kondisi jaringan lunak yang tidak terlihat di permukaan
- CT scan atau MRI, untuk memeriksa cedera yang kompleks atau diduga mengenai organ dalam
Pengobatan Luka Dalam
Penanganan luka dalam bergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Berikut adalah metode pengobatan luka dalam yang umum dilakukan:
1. Perawatan Luka
- Membersihkan luka secara menyeluruh
- Menjahit luka jika robekannya cukup lebar atau dalam
- Mengganti perban secara berkala agar luka tetap bersih dan lembap
2. Prosedur Medis atau Operasi
- Debridement, yaitu pembersihan jaringan mati, untuk mempercepat penyembuhan luka
- Pembedahan mungkin dilakukan untuk memperbaiki jaringan atau organ yang rusak, serta menghentikan perdarahan
3. Konsumsi obat-obatan
- Antibiotik (misalnya Chloramphenicol Tablet Holi dan Erythromycin Kapsul Yarindo) untuk mencegah atau mengatasi infeksi
- Obat antinyeri (Paracetamol Tablet Errita dan Ibuprofen Tablet Phapros) untuk mengurangi nyeri dan peradangan
- Vaksin tetanus diberikan bila luka berasal dari benda kotor atau berkarat
4. Terapi dan Perawatan Tambahan
- Kompres dingin untuk mengurangi bengkak
- Elevasi, yakni meninggikan area tubuh yang terluka untuk mengurangi pembengkakan
- Fisioterapi jika luka memengaruhi pergerakan otot atau sendi
Komplikasi Luka Dalam
Jika tidak ditangani dengan baik, luka dalam dapat menimbulkan gangguan serius yang memengaruhi kesehatan maupun kualitas hidup. Komplikasi dapat muncul dalam hitungan hari atau minggu setelah cedera. Komplikasi yang mungkin terjadi meliputi:
- Infeksi berat
- Abses (kantong nanah)
- Kerusakan jaringan permanen
- Gangguan pergerakan atau kelemahan otot
- Infeksi berat yang menyebar ke seluruh tubuh (sepsis)
Pencegahan Luka Dalam
Pencegahan sangat penting untuk mengurangi risiko luka dalam, terutama jika Anda sering melakukan aktivitas fisik atau bekerja di lingkungan yang berisiko. Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan:
- Gunakan alat pelindung saat melakukan olahraga atau pekerjaan yang berisiko
- Berhati-hati saat menggunakan benda tajam
- Jaga kebersihan luka kecil untuk mencegah infeksi
- Kontrol penyakit kronis, seperti diabetes, yang dapat memengaruhi proses penyembuhan luka
- Ciptakan lingkungan yang aman, baik di rumah maupun tempat kerja, untuk mengurangi risiko jatuh atau terbentur