Vaksin demam berdarah dapat diberikan kepada orang dengan komorbiditas, seperti hipertensi dan diabetes. Karena, kelompok ini lebih rentan mengalami demam berdarah berat dan komplikasi ketika terjangkit virus dengue.
Orang dengan penyakit komorbid, seperti obesitas, penyakit jantung, diabetes, dan hipertensi, yang terinfeksi virus dengue memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala demam berdarah berat. Kondisi ini ditandai dengan mimisan, gusi berdarah, muntah terus-menerus, nyeri perut berat, BAB dan muntah berdarah, serta mudah lelah.
Hal ini bisa terjadi karena penyakit komorbid membuat sistem kekebalan tubuh tidak bekerja dengan baik untuk melawan infeksi. Akibatnya, tubuh akan mudah mengalami kondisi yang lebih parah ketika terkena infeksi. Untuk mencegah perburukan penyakit DBD, vaksin demam berdarah perlu diberikan kepada orang dengan komorbiditas.
Pentingnya Vaksin Demam Berdarah untuk Orang dengan Komorbiditas
Demam berdarah Dengue (DBD) ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini banyak hidup di daerah dengan iklim lembap dan curah hujan tinggi serta lingkungan padat penduduk. Dengan menjaga lingkungan tempat tinggal tetap bersih, perkembangbiakan nyamuk pembawa virus dengue dapat dicegah dan risiko terkena demam berdarah akan menurun.
Selain membasmi nyamuk pembawa virus, pencegahan demam berdarah juga bisa diatasi dengan pemberian vaksin demam berdarah. Di dalam vaksin demam berdarah terdapat virus dengue yang telah dilemahkan untuk meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dalam melawan 4 jenis virus demam berdarah.
Ketika tubuh diberikan vaksin demam berdarah, sistem imun tubuh akan mendeteksi virus dengue dan membentuk antibodi guna melawan virus di dalam vaksin.
Setelah itu, bila seseorang terpapar virus demam berdarah di kemudian hari, sistem imun akan mengenali virus tersebut dan membentuk antibodi lebih banyak. Hal ini membuat tubuh lebih mampu melawan virus penyebab DBD dengan lebih maksimal, sehingga kemungkinan terinfeksi akan semakin kecil.
Kalaupun terkena DBD, orang yang sudah mendapatkan vaksin demam berdarah biasanya tidak mengalami gejala yang parah.
Vaksin demam berdarah dapat diberikan pada usia 6–45 tahun, termasuk orang dengan komorbiditas. Orang dengan komorbiditas yang tinggal di daerah endemik demam berdarah seperti Indonesia juga bisa mendapatkan vaksin, maksimal pada usia 45 tahun.
Pemberian vaksin demam berdarah sangat bermanfaat bagi orang dengan komorbiditas, mengingat tingginya risiko infeksi dan keparahan demam berdarah. Vaksin ini akan memberi perlindungan dari komplikasi demam berdarah yang serius, mulai dari sesak napas, penurunan kesadaran, perdarahan berat, syok, hingga kematian.
Penelitian turut menunjukkan bahwa orang dengan komorbiditas, seperti hipertensi, obesitas, diabetes melitus, asma, penyakit jantung iskemik, dan penyakit ginjal kronis, bisa mendapatkan manfaat vaksin demam berdarah berikut:
- Mencegah infeksi demam berdarah berikutnya
- Mengurangi risiko diperlukannya penanganan rawat inap akibat demam berdarah
- Mencegah perburukan gejala demam berdarah
- Mencegah demam berdarah berat
- Menurunkan risiko terjadinya gangguan organ hati, ginjal, jantung, dan jaringan otot ketika terkena DBD
Petunjuk Pemberian Vaksin Demam Berdarah
Vaksin demam berdarah diberikan sebanyak 2 dosis dengan jarak 3 bulan untuk dosis kedua. Suntikan vaksin akan dilakukan pada lapisan bawah kulit lengan atas. Setelah diberikan vaksin demam berdarah, Anda mungkin akan merasa nyeri dan bengkak di lokasi penyuntikan, sakit kepala, lemas, dan demam ringan. Namun, keluhan ini umumnya akan reda dalam 1–3 hari.
Meski bermanfaat bagi orang dengan komorbiditas, vaksin demam berdarah tidak bisa diberikan pada beberapa kondisi di bawah ini:
- Memiliki riwayat reaksi alergi parah terhadap vaksin, termasuk vaksin demam berdarah sebelumnya
- Memiliki sistem imun lemah akibat HIV/AIDS atau efek samping obat-obatan, seperti obat imunosupresan dan kemoterapi
- Sedang hamil atau merencanakan kehamilan 1 bulan sebelum pemberian vaksin
- Sedang menyusui
Bila memiliki kondisi di atas atau komorbiditas tertentu, sebaiknya konsultasikan ke dokter terlebih dahulu melalui Chat Bersama Dokter sebelum mendapatkan vaksin demam berdarah.
Setelah mendapatkan vaksin, tetap cegah demam berdarah dengan menerapkan 3M Plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang yang berpotensi menjadi tempat nyamuk berkembang biak. Anda juga bisa meminta petugas setempat untuk melakukan fogging secara berkala untuk membasmi nyamuk penyebab DBD.
Maksimalkan pencegahan penularan demam berdarah dengan menggunakan obat antinyamuk, memasang kawat kasa di jendela dan ventilasi, serta menaburkan serbuk abate di penampungan air yang sulit dikuras. Sebagai pencegahan ekstra, peliharalah tanaman pengusir nyamuk, seperti bunga geranium, sereh, lemon balm, atau serai wangi.