Mata merah dan berair adalah keluhan yang sering dialami banyak orang, baik anak-anak maupun dewasa. Kondisi ini bisa membuat mata terasa tidak nyaman, mengganggu aktivitas, dan bahkan menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang memerlukan penanganan khusus. 

Mata merah dan berair dapat terjadi secara tiba-tiba atau perlahan. Kadang, keluhan ini hanya menandakan iritasi ringan. Namun, bisa juga menjadi gejala infeksi, alergi, atau gangguan lain yang lebih serius. 

Mata Merah dan Berair, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya - Alodokter

Di Indonesia, polusi udara, debu, dan paparan bahan kimia adalah pemicu yang cukup umum. Mengenali penyebab mata merah dan berair membantu Anda memilih langkah penanganan yang tepat.

Penyebab Mata Merah dan Berair yang Paling Umum

Berikut ini adalah beberapa penyebab mata merah dan berair yang umum terjadi:

1. Alergi

Alergi merupakan salah satu penyebab paling umum mata merah dan berair. Kondisi ini bisa dipicu oleh berbagai alergen, seperti debu, serbuk sari, bulu hewan, jamur, atau paparan polusi udara. Saat alergen masuk ke mata, sistem kekebalan tubuh merespons secara berlebihan, sehingga memicu pelepasan histamin yang menyebabkan mata menjadi merah, gatal, berair, dan terasa panas atau perih.

Keluhan ini sering kali muncul saat musim pancaroba, terutama ketika kadar serbuk sari meningkat di udara, atau saat Anda berada di lingkungan dengan tingkat polusi tinggi. Jika tidak ditangani, gejala bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama bagi penderita alergi musiman atau rhinitis alergi.

2. Infeksi

Peradangan pada konjungtiva (konjungtivitis) bisa disebabkan oleh infeksi (virus dan bakteri), alergi, maupun iritasi dari zat tertentu. Pada kasus infeksi, gejala umumnya berupa mata merah, berair, dan terasa tidak nyaman. Jika disebabkan oleh bakteri, mata juga bisa mengeluarkan cairan kental berwarna kekuningan atau kehijauan.

Konjungtivitis akibat infeksi cenderung mudah menular, terutama jika Anda sering mengucek mata atau berbagi handuk, bantal, atau alat kosmetik dengan orang lain. Oleh karena itu, menjaga kebersihan dan menghindari kontak langsung dengan mata yang terinfeksi sangat penting untuk mencegah penularan.

3. Iritasi

Paparan zat asing, seperti debu, pasir, sisa makeup, sampo, atau air kolam renang yang mengandung klorin, dapat menyebabkan iritasi pada mata. Sebagai bentuk perlindungan alami, mata akan memproduksi air mata secara berlebihan untuk membilas dan mengeluarkan zat penyebab iritasi tersebut.

Selain mata berair, iritasi juga bisa menyebabkan mata terasa perih, gatal, atau seperti ada yang mengganjal. Jika tidak segera dibersihkan, iritasi ringan bisa berkembang menjadi infeksi atau memperparah kondisi mata yang sudah sensitif.

4. Mata kering

Mata kering tidak selalu berarti mata kekurangan air mata. Dalam beberapa kasus, mata justru bisa tampak berair sebagai respons terhadap kekeringan. Kondisi ini sering terjadi akibat terlalu lama menatap layar gadget, jarang berkedip, atau berada di ruangan ber-AC dalam waktu lama.

Ketika permukaan mata menjadi kering dan teriritasi, tubuh akan merespons dengan memproduksi air mata secara berlebihan untuk meredakan ketidaknyamanan. Namun, air mata yang diproduksi ini biasanya tidak memiliki kualitas yang baik untuk melembapkan mata secara optimal, sehingga keluhan tetap bisa terasa.

5. Sumbatan saluran air mata

Saluran air mata berfungsi mengalirkan air mata dari permukaan mata ke rongga hidung. Jika saluran ini tersumbat, air mata tidak dapat mengalir dengan lancar dan justru menumpuk di permukaan mata. Kondisi ini bisa menyebabkan mata tampak terus berair, kemerahan, dan terkadang disertai pembengkakan di sudut dalam mata.

Sumbatan saluran air mata lebih sering terjadi pada bayi dan lansia. Pada bayi, kondisi ini biasanya bersifat sementara dan membaik seiring pertumbuhan. Sementara pada lansia, penyumbatan bisa terjadi akibat perubahan struktur atau infeksi berulang di area saluran air mata.

Cara Mengatasi Mata Merah dan Berair di Rumah

Jika mengalami gejala mata merah dan berair, Anda bisa melakukan beberapa langkah berikut sebagai penanganan awal:

  • Kompres mata dengan kain bersih yang sudah dibasahi air dingin.
  • Jangan mengucek atau menyentuh mata sembarangan.
  • Pakai obat tetes air mata buatan apabila mata terasa kering atau iritasi (hindari obat tetes dengan kandungan steroid maupun antibiotik tanpa resep dokter).
  • Cuci tangan sebelum menyentuh wajah atau mata.
  • Hentikan pemakaian lensa kontak sampai mata benar-benar pulih.
  • Bersihkan lingkungan dari debu, dan hindari berbagi handuk atau alat makeup.

Mata merah dan berair umumnya bisa membaik dengan perawatan sederhana di rumah. Namun, jika keluhan tidak kunjung membaik dalam 2–3 hari atau disertai nyeri hebat, penglihatan kabur, mata sangat sensitif terhadap cahaya, dan mengeluarkan cairan kental, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran penanganan yang lebih sesuai.

Sebagai langkah awal, Anda dapat berkonsultasi lewat fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER. Jika perlu, manfaatkan juga fitur Buat Janji Dokter untuk bertemu dokter dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Untuk menjaga kesehatan mata, penting bagi Anda untuk menjaga kebersihan dengan tidak mengucek mata dengan tangan dan mengonsumsi makanan bergizi, terutama makanan yang kaya vitamin A, seperti wortel, bayam, atau ikan. Selain itu, periksakan mata secara rutin jika Anda memiliki keluhan tertentu.