Banyak yang menganggap bahwa operasi selaput dara dapat membuat seorang wanita menjadi perawan lagi. Tidak sedikit pula yang rela merogoh kocek hingga puluhan juta rupiah demi operasi ini. Lantas, apakah benar operasi selaput dara dapat mengembalikan keperawanan?

Operasi selaput dara adalah prosedur bedah plastik yang bertujuan untuk memperbaiki atau merekonstruksi kembali selaput dara yang telah robek. Dalam istilah kedokteran, prosedur ini dikenal dengan sebutan hymenorrhaphy atau hymenoplasty.

Memahami Fakta tentang Operasi Selaput Dara dan Alasannya - Alodokter

Selaput dara atau hymen adalah selaput tipis yang terletak di bagian tengah liang vagina dan melapisi bukaan vagina. Bentuk selaput dara tiap wanita umumnya berbeda, begitu pula elastisitas dan ketebalannya.

Saat selaput ini robek, biasanya seorang wanita akan mengalami perdarahan sementara dan sedikit rasa sakit di vagina. Robekan pada selaput dara sering kali dianggap sebagai salah satu tanda bahwa seorang wanita sudah tidak perawan, terlepas dari ada banyak hal selain hubungan seksual yang bisa menyebabkan selaput dara robek.

Siapa yang Perlu Menjalani Operasi Selaput Dara?

Wanita yang ingin mengembalikan struktur asli selaput dara bisa menjalani operasi ini. Berikut ini adalah alasan umum para wanita yang ingin menjalani operasi selaput dara:

  • Mendapatkan status dan tanda keperawanan saat menikah, yang biasanya karena alasan tuntutan sosial dan kehormatan diri serta keluarga
  • Memperbaiki selaput dara yang rusak karena kekerasan seksual atau pemerkosaan, sehingga memberikan kelegaan emosional dan psikologis bagi korban
  • Memperbaiki selaput dara yang rusak karena cedera
  • Memuaskan pasangan dengan memberikan sensasi keluarnya darah saat berhubungan intim, layaknya perawan

Perlukah Operasi Selaput Dara agar Jadi Perawan Lagi?

Perlu atau tidaknya seseorang menjalani operasi selaput dara tergantung pada pribadi masing-masing, termasuk cara berpikir tentang keberadaan selaput dara dan kaitannya dengan keperawanan.

Di beberapa negara, termasuk Indonesia, keperawanan merupakan simbol kesucian dan moralitas seorang perempuan. Keperawanan kerap didefinisikan sebagai kondisi selaput dara yang masih utuh ketika pertama kali berhubungan intim. Wanita dianggap tidak perawan jika tidak mengeluarkan darah dari vagina saat pertama kali berhubungan badan.

Robeknya selaput dara memang dapat disebabkan oleh hubungan seksual yang melibatkan penetrasi penis ke dalam vagina. Akan tetapi, keutuhan selaput dara tidak bisa menjadi tolak ukur keperawanan seorang wanita. Hal ini dikarenakan selaput dara  juga bisa robek akibat beberapa penyebab lain, seperti:

  • Olahraga, aktivitas fisik berat, atau kecelakaan, misalnya terjatuh dari kendaraan bermotor, saat bersepeda, atau menunggang kuda
  • Penggunaan tampon
  • Masturbasi dengan menggunakan jari atau sex toy
  • Pemeriksaan ginekologi dengan menggunakan alat khusus (misalnya spekulum) yang dimasukkan ke dalam vagina

Pada beberapa kasus, selaput dara sangat elastis, sehingga penetrasi seksual belum tentu bisa merobeknya. Bahkan, ada wanita yang terlahir tanpa selaput dara. Dengan demikian, tidak adanya darah saat penetrasi seksual pertama kali dilakukan bukan berarti bahwa seorang wanita tidak perawan.

Lagi pula, definisi keperawanan sebenarnya adalah seorang wanita yang belum atau tidak pernah melakukan hubungan seksual secara penetratif atau memasukkan penis ke dalam vagina.

Jadi, secara medis, operasi selaput dara tidak dapat mengembalikan keperawanan seorang wanita. Hanya saja, prosedur ini dapat membantu memperbaiki organ intim wanita agar terlihat seperti belum pernah berhubungan seksual.

Bagaimana Prosedur Operasi Selaput Dara Dilakukan?

Operasi selaput dara dilakukan oleh dokter bedah dengan menjahit kembali sisa  selaput dara yang telah robek atau rusak. Sebelum operasi dilakukan, dokter anestesi akan memberikan bius lokal. Dalam situasi tertentu, prosedur ini juga dapat dilakukan dengan bius total.

Setelah obat anestesi bekerja, dokter akan menjahit lapisan dalam dan lapisan luar dari selaput dara hingga mirip seperti selaput dara pada awalnya. Dalam prosedur ini, dokter biasanya akan menggunakan benang jahit yang bisa diserap tubuh, sehingga Anda tidak perlu kembali ke dokter untuk melepaskan jahitan.

Setelah menjalani operasi, selaput dara akan dibersihkan dengan air hangat dan garis jahitan akan diberikan salep antibiotik.

Operasi selaput dara biasanya tidak menimbulkan rasa sakit yang berat. Namun, jika muncul rasa sakit, maka dokter akan memberikan obat penghilang rasa sakit. Dokter juga mungkin akan memberikan obat antibiotik untuk mencegah risiko infeksi pasca operasi.

Perlu Anda ketahui bahwa operasi selaput dara juga memiliki risiko komplikasi, di antaranya:

  • Perdarahan
  • Infeksi
  • Nyeri pada organ intim
  • Munculnya bekas luka
  • Kelainan bentuk selaput dara

Selain menjahit sisa selaput dara yang robek, operasi rekonstruksi selaput dara juga bisa dilakukan dengan metode lain, yaitu dengan menempatkan selaput dara buatan yang terbuat dari material gelatin dan berisikan darah buatan.

Waktu pemulihan pascaoperasi selaput dara berkisar antara 4–6 minggu. Selama waktu pemulihan, Anda disarankan untuk tidak berhubungan seksual. Perawatan yang perlu dilakukan umumnya hanya membasuh dan membersihkan vulva dengan lembut sebanyak 4 kali sehari setiap setelah buang air kecil atau buang air besar.

Hingga saat ini, belum banyak penelitian mengenai efek samping jangka panjang atau komplikasi dari operasi selaput dara. Oleh sebab itu, apapun alasan Anda untuk melakukan operasi ini, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter bedah plastik atau dokter kandungan yang sudah berpengalaman melakukan prosedur hymenoplasty.