Penyakit bayi sering kali sulit dikenali karena bayi belum bisa berbicara atau menunjukkan bahwa ia sedang sakit dan merasakan keluhan tertentu. Namun, orang tua harus lebih cermat serta mampu mengenali beberapa gejala dan tanda ketika Si Kecil sakit.
Saat merasa kesakitan, bayi sering kali menangis tanpa henti atau tampak rewel. Namun, ada pula gejala lain yang bisa menjadi pertanda adanya penyakit pada bayi, misalnya demam, bayi tampak lemas dan pucat, hingga kaki dan tangannya terasa dingin.
Sebagai orang tua, penting bagi Ayah dan Bunda untuk mengenal dan mewaspadai gejala penyakit bayi agar Si Kecil dapat segera ditangani dengan tepat.
Penyakit Bayi dan Berbagai Gejalanya
Saat sedang sakit, bayi biasanya akan menangis terus-menerus dan tangisannya pun terdengar lebih kencang. Bayi juga terlihat sering mengantuk dan tubuhnya akan terkulai saat diangkat.
Selain itu, ada beberapa tanda dan gejala lain yang menunjukkan penyakit bayi, di antaranya:
- Kulit tubuh dan wajah bayi tampak pucat, kebiruan, atau kuning
- Muncul ruam kemerahan di kulit
- Muntah, misalnya muntah darah atau muntah berwarna hijau
- Tidak mau menyusu atau makan
- Lebih jarang buang air kecil atau tidak berkemih sama sekali
- BAB berdarah atau terdapat bercak darah di fesesnya
- Demam
- Suhu tubuh bayi turun hingga di bawah 36 derajat Celcius, terutama pada bayi berusia di bawah 3 bulan
- Kaki dan tangan terasa dingin dan tampak pucat
- Gangguan pernapasan, misalnya napas sesak dan cepat atau napas berbunyi
- Kejang
Setiap bayi bisa saja terkena penyakit tertentu. Namun, ada beberapa faktor yang membuat bayi lebih rentan sakit, antara lain:
- Bayi lahir prematur
- Riwayat infeksi pada ibu selama kehamilan
- Ibu hamil pernah mengalami demam selama hamil atau menjelang persalinan
- Ketuban pecah dini lebih dari 18 jam sebelum bayi lahir, terutama jika bayi lahir pada usia kehamilan 37 minggu
- Riwayat konsumsi obat-obatan atau alkohol selama kehamilan
Beberapa Penyakit Bayi dan Penanganannya
Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit bayi yang berbahaya dan patut diperhatikan:
1. Diare
Gejala diare pada bayi yang masih menyusui memang lebih sulit dibedakan dengan buang air biasa. Namun, apabila feses yang keluar berwujud cair dan frekuensi BAB lebih sering dari biasanya, hal ini bisa menandakan diare pada bayi.
Selain BAB lebih sering dan mencret, diare pada bayi juga bisa menimbulkan gejala lain, seperti mulut bayi kering, menangis tanpa air mata, rewel, kurang mau minum atau menyusu, tubuhnya tampak lemas, dan matanya terlihat cekung.
Gejala tersebut bisa menandakan dehidrasi karena diare. Penanganan oleh dokter harus segera dilakukan karena kondisi ini dapat membahayakan bayi.
2. Respiratory syncytial virus (RSV)
Respiratory syncytial virus (RSV) adalah infeksi virus pada paru-paru dan saluran pernapasan yang umumnya menyerang bayi dan anak-anak. Penyakit ini lebih berisiko terjadi pada bayi prematur. Infeksi RSV dapat menyebabkan bayi terkena bronkitis dan pneumonia.
Gejala umum dari infeksi RSV pada bayi adalah napas cepat dan berbunyi, demam, batuk, pilek, serta lesu. Jika Si Kecil menunjukkan gejala RSV, batasi kontaknya dengan orang lain dan jaga kualitas udara di dalam rumah agar tetap bersih dan segar. Jauhkan pula Si Kecil dari polusi dan asap rokok.
Penyakit bayi ini umumnya bisa sembuh sendiri dalam waktu beberapa hari. Namun, Si Kecil perlu segera dibawa ke dokter jika usianya masih di bawah 3 bulan atau mengalami gejala yang berbahaya, seperti sesak napas, tubuhnya terlihat sangat lemas, atau kulit tampak kebiruan.
3. Otitis media
Otitis media adalah infeksi bakteri atau virus pada telinga bagian tengah. Kondisi ini lebih berisiko terjadi pada bayi yang sering pilek, batuk, atau banyak terpapar polusi, misalnya asap rokok.
Ketika terkena infeksi telinga, bayi umumnya lebih rewel atau banyak menangis, sering menarik telinga, demam, muntah, keluar cairan dari telinga, hingga gangguan pendengaran.
Saat bayi menunjukkan gejala tersebut, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Hal ini penting untuk mencegah komplikasi berbahaya, seperti gangguan pendengaran permanen atau meningitis.
4. Diabetes pada bayi
Diabetes tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga pada anak dan bayi. Penyakit bayi ini lebih sering terjadi pada bayi yang terlahir dari ibu yang memiliki diabetes gestasional.
Bayi yang mengalami diabetes biasanya akan memiliki berat badan lahir lebih besar dari bayi normal. Selain itu, kondisi ini juga dapat menimbulkan gejala lain, seperti penyakit kuning, sesak napas, lemas, kejang, cepat haus, wajah bengkak, hingga tubuh gemetaran atau tremor.
Bayi yang terkena diabetes juga lebih berisiko mengalami diabetes tipe 1 di kemudian hari. Oleh karena itu, penyakit ini perlu ditangani langsung oleh dokter.
5. Retinoblastoma
Retinoblastoma adalah tumor ganas atau kanker pada retina yang dapat menyerang anak-anak berusia di bawah 2 tahun.
Penyakit ini umumnya ditandai dengan ukuran pupil mata yang membesar, posisi mata tidak sejajar atau juling, terdapat pantulan cahaya berwarna putih pada pupil mata, serta gangguan penglihatan.
Jika menemukan gejala tersebut pada Si Kecil, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Jika terlambat ditangani, retinoblastoma berisiko tinggi menyebabkan kematian pada bayi dan anak-anak.
6. Meningitis
Meningitis adalah peradangan pada selaput otak dan saraf tulang belakang akibat infeksi virus maupun bakteri.
Penyakit yang sering menyerang bayi dan anak-anak ini umumnya dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti leher kaku, demam tinggi, sakit kepala hebat, muntah, sensitif terhadap cahaya, ruam kemerahan, sering mengantuk, kejang, dan tidak nafsu makan.
Apabila menemukan gejala tersebut pada Si Kecil, segera periksakan ia ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
7. Sepsis
Sepsis merupakan kondisi serius yang disebabkan oleh infeksi berat akibat bakteri atau virus. Penyakit bayi ini bisa terjadi pada bayi baru lahir dan bayi yang sudah berusia lebih tua. Penyakit ini pun berisiko terjadi pada bayi yang lahir prematur atau memiliki berat badan lahir rendah, serta bayi yang terkena infeksi ketika masih di dalam rahim atau saat dilahirkan.
Bayi yang terkena sepsis umumnya akan mengalami beberapa gejala, seperti sering mengantuk, napas sangat cepat, muntah, diare, demam, suhu tubuh menurun, tidak mau menyusu, serta kulit yang tampak pucat atau kuning.
Sepsis merupakan kondisi berbahaya pada bayi. Jika tidak segera diobati oleh dokter, penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi yang fatal.
8. Necrotizing enterocolitis (NEC)
Penyakit bayi ini terjadi ketika usus besar meradang, sehingga muncul luka atau bahkan lubang di usus bayi. Penyakit ini banyak menyerang bayi yang baru lahir atau beberapa bulan pertama setelah kelahirannya.
Penyebab terjadinya NEC belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada bayi prematur atau terlahir dengan berat badan rendah, bayi yang diberi susu formula, atau bayi yang mengalami kekurangan oksigen saat lahir. Selain itu, NEC juga diduga disebabkan oleh infeksi bakteri pada saluran cerna bayi.
Penyakit bayi yang satu ini dapat menyebabkan bayi mengalami gejala mual, muntah, rewel karena nyeri perut, lemas, kurang mau menyusu, dan terdapat darah pada tinja. Jika tidak segera diobati, NEC bisa menyebabkan komplikasi serius.
Bayi umumnya memang rentan sakit karena daya tahan tubuhnya masih lemah dan belum berkembang sempurna. Namun, apabila ia menunjukkan gejala berat yang tidak kunjung membaik, hal ini bisa jadi pertanda bahwa bayi sedang sakit atau terkena penyakit tertentu.
Meski demikian, orang tua dianjurkan untuk tidak panik saat bayi mengalami gejala penyakit di atas. Apabila Si Kecil mengalami gejala penyakit bayi yang berbahaya, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
