Epididimis adalah saluran di dalam skrotum (kantong pembungkus testis) yang menempel pada bagian belakang testis (buah zakar). Organ ini berfungsi mengangkut dan menyimpan sperma yang diproduksi oleh testis. Namun, beberapa kondisi tertentu bisa menyerang fungsi epididimis.

Epididimis berbentuk menyerupai tabung panjang yang melingkar. Saluran ini terdiri dari caput (kepala), corpus (tubuh), serta cauda (ekor). Setiap bagian epididimis memiliki fungsi yang berbeda.

Mengenal Epididimis dan Penyakit yang Dapat Menyertainya - Alodokter

Kepala epididimis berfungsi sebagai tempat menyimpan sperma. Tubuh epididimis berperan sebagai tempat pematangan sperma yang biasanya membutuhkan waktu sekitar 1 minggu. Sementara itu, ekor epididimis bertugas menyalurkan sperma ke saluran ejakulasi.

Namun, berbagai fungsi tersebut bisa terganggu jika epididimis mengalami infeksi, peradangan, atau masalah kesehatan lainnya.

Berbagai Penyakit pada Epididimis

Berikut ini adalah beragam penyakit yang bisa menyerang epididimis:

Epididimitis

Epididimitis merupakan peradangan pada epididimis yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada saluran kemih, infeksi prostat, atau penyakit menular seksual.

Selain itu, epididimitis juga bisa disebabkan oleh benturan di selangkangan atau akibat infeksi tuberkulosis. Meski bisa dialami oleh pria di berbagai usia, epididimitis umumnya menyerang pria berusia 20–40 tahun.

Kista epididimis

Kista epididimis (spermatocele) terjadi ketika kantong berisi cairan terbentuk di dalam saluran epididimis. Penyebab kista epididimis masih belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh penyumbatan dalam saluran epididimis.

Kista epididimis yang masih berukuran kecil sering kali tidak terdeteksi. Benjolan umumnya baru dapat dirasakan saat ukurannya mulai membesar, dengan bentuk menyerupai gumpalan lunak dan dapat bergerak bila diraba. Penyakit ini umumnya menyerang pria berusia 20–50 tahun.

Epididimo-orchitis

Epididimo-orchitis adalah peradangan pada epididimis dan testis karena infeksi, terutama infeksi saluran kemih atau infeksi menular seksual. Epididimo-orchitis ditandai dengan pembengkakan dan rasa nyeri pada skrotum.

Penyakit ini sering terjadi pada pria berusia 15–30 tahun atau lebih dari 60 tahun. Risiko terkena epididimo-orchitis ini akan meningkat pada pria yang menggunakan kateter atau alat bantu medis lain yang dimasukkan ke dalam uretra.

Karena memegang peranan penting dalam pengangkutan, penyimpanan, dan pematangan sperma, gangguan pada fungsi epididimis sering kali dikaitkan dengan infertilitas. Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan ke dokter jika Anda memiliki penyakit epididimis ini.

Cara Mengatasi Penyakit yang Menyerang Epididimis

Untuk mendiagnosis penyakit pada epididimis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti mendeteksi apakah testis dan kelenjar getah bening di area selangkangan membengkak.

Selain itu, dokter juga akan merekomendasikan pemeriksaan penunjang, seperti tes urine dan tes darah, skrining infeksi menular seksual, serta USG. Setelah hasil diagnosis keluar dan penyebab gangguan epididimis diketahui, dokter akan memberikan pengobatan, seperti:

1. Antibiotik

Antibiotik diberikan untuk mengatasi epididimitis dan epididimo-orchitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Gejala penyakit biasanya akan mereda dalam jangka waktu 48–72 jam setelah mengonsumsi antibiotik.

Meski demikian, antibiotik harus tetap dihabiskan guna memastikan infeksi benar-benar hilang dan mencegah terjadinya kekebalan bakteri terhadap antibiotik.

2. Obat penghilang rasa sakit

Jika mengalami kista epididimis atau epididimo-orchitis, dokter biasanya akan memberikan obat penghilang rasa sakit, seperti obat antiinflamasi nonsteroid, paracetamol, atau obat golongan opioid, untuk meredakan nyeri yang muncul.

Jika pemberian obat ini dirasa tidak efektif, dokter mungkin akan melakukan prosedur aspirasi untuk meringankan rasa sakit dan meredakan tekanan kista epididimis.

3. Operasi

Pada penderita epididimitis yang tergolong parah, dokter mungkin akan menganjurkan penderita untuk menjalani operasi pengangkatan sebagian atau seluruh epididimis.

Namun, pada penderita kista epididimis yang parah, dokter hanya akan mengangkat kista yang muncul. Operasi yang dikenal dengan istilah spermatocelectomy ini umumnya berlangsung singkat, yaitu kurang dari 1 jam.

4. Pemeriksaan berkala ke dokter

Berbeda dengan epididimitis dan epididimo-orchitis, penyakit kista epididimis umumnya tidak membutuhkan perawatan khusus. Namun, Anda tetap harus memeriksakan diri ke dokter untuk memantau perkembangannya. Penanganan dokter sangat diperlukan jika kista epididimis semakin membesar dan mulai menimbulkan rasa sakit.

Ketika menjalani pengobatan untuk mengatasi penyakit pada epididimis, Anda dianjurkan untuk selalu mengikuti aturan dan petunjuk dokter, baik dalam mengonsumsi obat-obatan maupun saat menerapkan gaya hidup yang sehat.

Jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter bila Anda mengalami gejala yang berkaitan dengan penyakit epididimis agar terhindar dari komplikasi yang tidak diinginkan serta mendapatkan penanganan yang sesuai.