Tak hanya sekadar “darah kotor” yang keluar setiap bulannya, darah haid juga dapat menggambarkan kondisi kesehatan seorang wanita. Untuk beberapa kondisi, darah haid dapat menjadi tanda adanya penyakit yang sedang diderita.
Darah haid yang keluar memiliki warna yang bervariasi dari hari ke hari selama siklus menstruasi berlangsung. Tidak hanya warna darah haid, jumlah dan konsistensi darah yang keluar sepanjang menstruasi pun bisa mengalami perubahan.
Kenali Darah Haid Lebih Jauh
Darah haid umumnya keluar selama 3–7 hari selama masa menstruasi, sedangkan siklus menstruasi itu sendiri normalnya berlangsung selama 21–35 hari.
Pada hari pertama menstruasi, darah haid yang keluar cukup banyak. Terkadang, Anda pun akan melihat keluarnya gumpalan darah berwarna merah pekat atau bahkan merah kehitaman. Namun, ini sebenarnya hal yang wajar.
Gumpalan darah merupakan darah haid yang tidak memiliki cukup waktu untuk diencerkan oleh antikoagulan alami tubuh, yaitu unsur yang bertugas mengencerkan darah haid atau mencegah pembekuan darah. Kondisi ini umumnya akan menghilang dengan sendirinya setelah beberapa hari.
Pada akhir menstruasi, warna darah haid cenderung berwarna merah kehitaman atau cokelat tua. Kondisi ini juga tergolong wajar dan merupakan bentuk dari warna darah yang sudah berada lama di dalam tubuh. Jadi, Anda tidak perlu khawatir berlebihan jika ini terjadi.
Gangguan Darah Haid dan Penyakit yang Menyertainya
Meski tergolong wajar, Anda tetap perlu waspada, sebab ada beberapa gangguan darah haid yang dapat menjadi tanda adanya penyakit, seperti:
Darah haid terlalu banyak
Volume darah haid setiap orang memang berbeda, tetapi Anda harus waspada jika darah haid yang keluar terlalu banyak. Kondisi tersebut bisa menjadi gejala dari menorrhagia.
Penderita menorrhagia umumnya harus mengganti pembalut lebih sering dari biasanya karena darah yang keluar terlalu banyak. Biasanya, satu pembalut akan penuh hanya dalam waktu 2 jam.
Menorrhagia bisa disebabkan oleh beragam kondisi, seperti gangguan hormon, tumor atau kanker rahim, gangguan fungsi trombosit, keguguran, atau efek dari alat kontrasepsi yang sedang digunakan.
Darah haid terlalu sedikit
Menstruasi sedikit bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti masa pubertas, menopause, kehamilan, stres, berat badan kurang, konsumsi pil KB tertentu, hingga kondisi medis seperti polycystic ovary syndrome (PCOS).
Apabila Anda mengalami menstruasi sedikit yang disertai gejala lain, seperti nyeri selama haid berlangsung, perdarahan di antara siklus menstruasi, menstruasi yang tidak teratur, atau tidak mengalami menstruasi selama 3 bulan, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter karena bisa menjadi tanda penyakit tertentu.
Darah haid berwarna hitam
Normalnya, darah haid berwarna hitam akan terjadi pada awal atau akhir masa menstruasi. Namun, darah haid yang tampak hitam juga dapat disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti kehamilan, penyakit radang panggul, atau keguguran yang disertai keluarnya jaringan janin dan gumpalan darah.
Pada kasus yang jarang terjadi, perdarahan dengan warna merah kehitaman bisa menjadi tanda penyakit kanker, terutama jika perdarahan seperti ini terjadi di antara siklus menstruasi atau setelah berhubungan seksual.
Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami kondisi tersebut, terlebih bila disertai gejala lain, seperti berat badan menurun, kelelahan, nyeri panggul, atau sulit buang air besar dan kecil.
Memperhatikan siklus menstruasi dan perubahan kondisi darah haid merupakan hal yang penting bagi setiap wanita. Jika ada perubahan yang tidak wajar pada siklus menstruasi dan darah haid, segera periksakan diri ke dokter agar mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.