Sistem saraf rusak bisa berdampak pada terganggunya banyak fungsi tubuh, mulai dari bergerak, berbicara, hingga merasakan sensasi, seperti sentuhan. Bila tidak segera ditangani, kondisi ini dapat memicu perburukan gejala, bahkan meningkatkan risiko terjadinya kelumpuhan.

Sistem saraf dan otak memiliki peran yang begitu penting, yaitu mengatur kinerja berbagai organ tubuh, seperti jantung dan paru-paru, serta sistem pencernaan. Tak hanya itu, sistem ini juga memungkinkan terjadinya pergerakan tubuh.

Sistem Saraf Rusak, Kenali Penyebab dan Langkah Penanganannya - Alodokter

Otak dan saraf juga dapat memberikan refleks ketika tubuh terpapar sesuatu yang berbahaya. Sebagai contoh, saat tubuh menyentuh benda panas, otak akan menerima rangsangan nyeri dan secara otomatis membuat tangan menjauhi suhu panas.

Macam-Macam Sistem Saraf dan Kerusakannya

Tubuh memiliki banyak jaringan saraf yang tersebar di seluruh organ dan bagian tubuh. Secara umum, saraf-saraf tersebut dikelompokkan menjadi tiga jenis dengan fungsinya yang berbeda-beda, yaitu:

Saraf sensorik

Saraf sensorik berperan dalam menerima rangsangan dari luar tubuh untuk disampaikan ke otak. Berkat saraf sensorik, Anda bisa merasakan berbagai sensasi yang terjadi pada tubuh, seperti rasa sakit ketika dicubit atau menggigil saat terpapar suhu dingin.

Saraf motorik

Saraf motorik merupakan sekumpulan saraf yang terhubung di otak, rongga tulang belakang, dan jaringan otot. Sistem saraf ini berperan penting dalam pergerakan tubuh, mulai dari berjalan, berbicara, menulis, makan dan minum, hingga mengambil benda tertentu.

Saraf otonom

Saraf otonom berfungsi untuk mengontrol aktivitas dan fungsi tubuh yang terjadi tanpa kita sadari, seperti tekanan darah dan detak jantung, gerakan dinding usus dan lambung di saluran pencernaan, serta pengaturan suhu tubuh. Selain itu, fungsi berkemih dan buang air besar juga diatur oleh sistem saraf otonom.

Ketika sistem saraf di atas mengalami kerusakan atau gangguan, kinerja dan fungsinya tersebut akan terganggu. Sistem saraf yang rusak juga biasanya akan menimbulkan beberapa gejala atau keluhan berikut ini:

  • Kesemutan dan mati rasa
  • Mata kabur atau penglihatan ganda
  • Kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan
  • Sulit mengontrol fungsi buang air kecil atau buang air besar
  • Disfungsi seksual, misalnya kesulitan untuk ereksi
  • Pusing dan sakit kepala, terutama yang semakin parah dan sering kambuh
  • Nyeri punggung yang menjalar ke kaki atau bagian tubuh lainnya
  • Kelemahan anggota gerak tubuh atau bahkan kelumpuhan
  • Tubuh gemetaran atau tremor
  • Atrofi otot atau berkurangnya jaringan otot
  • Kejang
  • Banyak berkeringat (hiperhidrosis) atau justru tidak berkeringat sama sekali (anhidrosis)

Gejala sistem saraf rusak yang terjadi bisa berbeda pada setiap orang. Hal ini tergantung pada area sistem saraf yang rusak dan apa yang menyebabkan masalah tersebut. Gejala yang dialami pun bisa ringan atau berat, tergantung dari tingkat keparahan penyakitnya.

Beragam Penyebab Rusaknya Sistem Saraf

Rusaknya sistem saraf bisa disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya:

1. Cedera

Cedera di bagian kepala dan otak, saraf tulang belakang, atau anggota gerak tubuh lain, seperti tangan atau kaki, bisa membuat sistem saraf rusak.

Beberapa contoh kerusakan saraf yang disebabkan oleh cedera meliputi carpal tunnel syndrome (CTS), hernia nukleous pulposus (HNP) atau saraf kejepit, dan cedera saraf tepi.

2. Paparan racun

Sistem saraf rusak juga bisa disebabkan oleh paparan racun yang berlebihan atau dalam jangka panjang. Berbagai zat beracun yang diketahui bisa merusak fungsi sistem saraf adalah karbon monoksida, arsenik, timbal, merkuri, dan pestisida.

3. Infeksi

Ada beberapa penyakit infeksi yang dapat menyebabkan sistem saraf rusak, yaitu infeksi otak, toksoplasmosis, dan meningitis. Selain itu, penyakit infeksi lainnya, seperti kusta, juga bisa menyebabkan kerusakan saraf akibat peradangan.

4. Penyakit degeneratif

Seiring bertambahnya usia, kinerja dan jumlah jaringan saraf di dalam tubuh akan mengalami penurunan. Namun, ada sebagian orang yang bisa mengalami gangguan penuaan dini pada sistem saraf akibat penyakit degeneratif.

Kondisi ini bisa menimbulkan berbagai penyakit pada sistem saraf dan otak, seperti penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, penyakit Huntington, dan cervical spondylosis.

5. Kekurangan nutrisi

Salah satu penyebab kerusakan pada sistem saraf adalah kekurangan nutrisi tertentu, seperti vitamin B, vitamin E, folat, dan tembaga. Saat kekurangan asupan nutrisi tersebut, Anda akan lebih sering merasakan keluhan kesemutan atau mati rasa, tubuh terasa lemah, atau sulit konsentrasi.

6. Penyakit bawaan lahir

Kerusakan sistem saraf juga bisa terjadi akibat kelainan kongenital atau penyakit bawaan lahir, misalnya anensefali, spina bifida, dan cerebral palsy. Kelainan ini bisa terjadi pada janin yang kekurangan nutrisi, terpapar infeksi di dalam kandungan, atau efek samping obat-obatan.

7. Penyakit autoimun

Penyakit autoimun merupakan penyakit yang terjadi ketika sistem imunitas tubuh menyerang jaringan dan organ tubuh yang sehat, termasuk saraf.

Ada berbagai macam gangguan dan kerusakan saraf yang dapat terjadi akibat penyakit autoimun, di antaranya multiple sclerosis, neuropati perifer, myasthenia gravis, sindrom Guillain-Barré, dan Bell’s palsy.

8. Gangguan pembuluh darah

Rusakya sistem saraf juga dapat diakibatkan oleh adanya gangguan pembuluh darah, baik akibat stroke atau pendarahan di otak, misalnya perdarahan subarachnoid atau pecahnya pembuluh darah otak akibat malformasi arteri vena.

9. Kanker

Munculnya tumor atau kanker saraf maupun otak juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan sistem saraf. Jenis tumor yang dimaksud dapat berupa meningioma, glioblastoma, atau oligodendroglioma. Tumor ini bisa menyerang anak-anak dan juga orang dewasa.

10. Kondisi medis lainnya

Kerusakan pada sistem saraf juga bisa terjadi akibat kondisi lainnya, seperti gangguan elektrolit atau diabetes. Tak hanya itu, efek samping obat-obatan, seperti narkoba dan obat kemoterapi, serta dampak konsumsi alkohol berlebihan juga bisa menyebabkan sistem saraf rusak.

Langkah Penanganan Sistem Saraf Rusak

Jika terdeteksi dan diobati sejak dini, kerusakan saraf masih bisa ditangani. Namun, jika sudah terjadi dalam waktu yang lama atau sudah parah, kerusakan saraf akan sulit untuk diperbaiki. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk segera memeriksakan diri ke dokter bila mengalami gejala gangguan saraf tertentu.

Setelah melakukan pemeriksaan dan mengetahui penyebabnya, dokter akan memberikan beberapa penanganan, seperti:

  • Memberikan obat-obatan, misalnya suplemen vitamin untuk memperbaiki jaringan saraf, antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri pada otak atau meningitis, dan obat antidiabetes untuk mengontrol kadar gula darah guna mengatasi kerusakan saraf akibat penyakit diabetes
  • Memperbaiki pola hidup penderita, misalnya dengan menyarankan penderita untuk rutin olahraga, memperbaiki pola makan, berhenti merokok, serta membatasi konsumsi minuman beralkohol
  • Melakukan fisioterapi dan terapi okupasi agar penderita kerusakan sistem saraf bisa beraktivitas dengan lebih nyaman.
  • Melakukan tindakan operasi, misalnya pada kasus cedera otak atau cedera saraf tulang belakang, tumor atau kanker otak, dan perdarahan otak

Sistem saraf rusak bisa disebabkan oleh banyak faktor. Jadi, jika Anda merasakan gejala-gejala yang berkaitan dengan kerusakan sistem saraf, segera periksakan diri ke dokter untuk mengetahui penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat.