Milia di mata adalah benjolan kecil berwarna putih yang sering muncul di area sekitar kelopak atau bawah mata. Meski tidak berbahaya, milia di mata seringkali mengganggu penampilan dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Oleh karena itu, berbagai cara mengatasi milia di mata penting dilakukan.
Milia di mata sering disalahartikan sebagai komedo putih atau jerawat karena bentuknya yang bulat kecil dan tidak terasa sakit. Namun, berbeda dengan jerawat, milia tidak menimbulkan peradangan, kemerahan, atau pembengkakan. Milia juga tidak bisa hilang hanya dengan dipencet.

Meski tidak terasa nyeri, milia di mata bisa menurunkan kepercayaan diri, terutama jika letaknya mudah terlihat. Selain itu, benjolan kecil ini juga bisa menimbulkan ruam dan iritasi jika digaruk, dipencet, atau dicoba dihilangkan sendiri secara paksa.
Milia di Mata dan Penyebabnya
Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan milia di mata, di antaranya:
1. Penumpukan sel kulit mati
Penumpukan sel kulit mati di area sekitar mata menjadi salah satu penyebab paling umum munculnya milia di mata. Sel kulit mati atau protein keratin yang tidak terangkat sepenuhnya bisa terperangkap di bawah permukaan kulit, sehingga membentuk benjolan kecil berwarna putih yang dikenal sebagai milia.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada area kulit tipis seperti kelopak dan bawah mata, karena area tersebut jarang terkena eksfoliasi dibandingkan bagian wajah lainnya.
Proses regenerasi kulit yang tidak berjalan optimal dapat membuat sel kulit mati menumpuk lebih mudah. Selain faktor usia dan jenis kulit, kebiasaan membersihkan wajah yang kurang tepat juga berperan dalam terjadinya penumpukan ini.
2. Iritasi mata
Iritasi di area sekitar mata juga dapat memicu munculnya milia. Paparan sinar matahari berlebihan atau penggunaan produk perawatan kulit yang tidak sesuai bisa merusak lapisan pelindung kulit. Kerusakan ini membuat proses penyembuhan kulit tidak sempurna, sehingga sel-sel kulit mati atau keratin dapat terperangkap di bawah kulit dan membentuk milia.
3. Cedera pada mata
Selain iritasi, cedera ringan di area sekitar mata, misalnya kebiasaan menggosok mata terlalu keras, juga berisiko menyebabkan milia di mata. Oleh karena itu, hindari tindakan kasar di sekitar mata agar kulit tetap sehat dan terhindar dari masalah kulit, seperti milia.
4. Penuaan kulit
Penuaan kulit adalah salah satu faktor yang membuat seseorang lebih rentan mengalami milia di mata. Seiring bertambahnya usia, kulit menjadi lebih kering dan proses regenerasi sel berlangsung lebih lambat. Akibatnya, sel-sel kulit mati yang seharusnya terangkat bisa menumpuk dan terperangkap di bawah permukaan kulit, sehingga membentuk milia, terutama di area kulit tipis seperti sekitar mata.
Selain itu, perubahan kadar hormon dan berkurangnya produksi minyak alami pada kulit seiring bertambahnya usia juga berkontribusi pada munculnya milia. Inilah sebabnya milia tidak hanya dialami oleh bayi, tetapi juga sering ditemukan pada orang dewasa dan lansia.
5. Efek samping penggunaan obat atau prosedur medis
Penggunaan obat-obatan tertentu, khususnya krim kortikosteroid dalam jangka panjang, dapat memicu munculnya milia di mata. Beberapa prosedur medis, seperti terapi laser, chemical peeling, atau operasi kelopak mata, juga dapat menyebabkan proses penyembuhan kulit menjadi tidak sempurna. Hal ini membuat keratin terperangkap di bawah kulit dan akhirnya membentuk milia.
Efek samping ini biasanya bersifat sementara dan milia bisa hilang setelah kulit pulih dengan baik. Namun, jika milia muncul setelah menjalani prosedur medis atau penggunaan obat tertentu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter agar mendapatkan saran penanganan yang tepat dan mencegah risiko iritasi atau infeksi pada kulit area mata.
6. Faktor genetik
Milia di mata juga bisa disebabkan oleh faktor genetik. Beberapa orang memang memiliki kecenderungan alami untuk mengalami milia, termasuk di area sekitar mata, meski perawatan kulit mereka sudah optimal. Hal ini biasanya berkaitan dengan tipe kulit, struktur pori, atau kemampuan regenerasi kulit yang diwariskan dari orang tua.
Jika ada anggota keluarga yang sering mengalami milia, kemungkinan Anda pun memiliki risiko serupa. Walau tidak bisa dicegah sepenuhnya, tetap menjaga kebersihan kulit dan memilih produk perawatan yang tepat dapat membantu meminimalkan kemunculannya.
Milia di Mata dan Cara Mengatasinya
Sebagian besar milia di mata dapat hilang sendiri, terutama pada bayi dan anak-anak. Namun, jika milia di mata tidak kunjung hilang atau jumlahnya banyak, berikut ini adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan:
Lakukan eksfoliasi dengan lembut
Gunakan produk skincare yang aman untuk area mata, seperti pembersih wajah berbahan lembut dan noncomedogenic. Hindari produk berbahan keras, seperti AHA, BHA, atau scrub kasar di sekitar mata.
Kompres dengan air hangat
Kompres area mata dengan kain bersih yang sudah direndam air hangat selama beberapa menit untuk membantu melunakkan milia dan membuat kulit di sekitarnya lebih lembut.
Gunakan krim retinoid
Dalam kasus tertentu, dokter kulit dapat meresepkan krim retinoid dosis rendah khusus untuk area mata. Penggunaan tanpa anjuran dokter tidak disarankan karena area mata sangat sensitif.
Tindakan medis oleh dokter
Jika milia di mata sulit hilang dan cukup mengganggu, dokter dapat melakukan tindakan seperti pengangkatan milia dengan alat steril (ekstraksi), chemical peeling ringan, atau krioterapi. Tindakan ini harus dilakukan oleh dokter yang berpengalaman untuk mencegah risiko infeksi dan luka.
Milia di mata memang tidak berbahaya, tetapi sebaiknya tidak dihilangkan sendiri, terlebih dengan memencet atau menusuknya, karena dapat meningkatkan risiko infeksi, iritasi, dan luka. Jika milia menimbulkan keluhan, jumlahnya bertambah, atau disertai iritasi parah, segera konsultasikan ke dokter.
Perawatan milia di mata sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti anjuran dokter agar aman serta memberikan hasil optimal. Anda dapat memanfaatkan layanan Chat Bersama Dokter untuk konsultasi awal secara praktis dan aman dari rumah. Jika diperlukan, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan langsung atau tindakan medis yang sesuai dengan kondisi kulit Anda.