Mirzap adalah obat yang digunakan untuk mengatasi depresi, terutama gangguan depresi mayor pada orang dewasa. Obat ini dapat memperbaiki suasana hati pada depresi sehingga penderitanya dapat beraktivitas dengan optimal. Mirzap hanya boleh digunakan sesuai dengan resep dokter.
Tiap tablet Mirzap mengandung mirtazapine sebanyak 30 mg. Mirtazapine bekerja dengan cara meningkatkan kadar beberapa jenis zat kimia di otak yang berperan penting untuk mengatur suasana hati. Bila jumlah zat kimia tersebut menjadi seimbang, keluhan depresi akan membaik.

Apa Itu Mirzap
| Bahan aktif | Mirtazapine |
| Golongan | Obat resep |
| Kategori | Antidepresan atipikal |
| Manfaat | Mengobati depresi |
| Digunakan oleh | Dewasa |
| Mirzap untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
| Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
| Mirzap untuk ibu menyusui | Jika ibu menyusui perlu menggunakan Mirzap selama menyusui, pastikan untuk memberi tahu dokter bila bayi tampak sangat mengantuk, sulit dibangunkan, serta lebih rewel daripada biasanya. |
| Bentuk obat | Tablet |
Peringatan sebelum Menggunakan Mirzap
Mirzap harus digunakan sesuai dengan arahan dokter. Sebelum mengonsumsi obat ini, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
- Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Mirzap tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap mirtazapine.
- Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit liver, stroke, penyakit ginjal, diabetes, glaukoma, ketidakseimbangan elektrolit, epilepsi, hipertensi, pembesaran prostat jinak, kesulitan berkemih, atau ileus paralitik.
- Sampaikan kepada dokter bila Anda pernah atau sedang mengalami gangguan bipolar atau berpikiran untuk melakukan bunuh diri.
- Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan Mirzap bila Anda pernah atau sedang mengalami kondisi sel darah putih rendah (leukopenia), kolesterol tinggi, atau ketidakseimbangan elektrolit.
- Bicarakan dengan dokter jika Anda maupun keluarga pernah mengalami penyakit jantung, seperti gagal jantung kongestif, gangguan irama jantung (aritmia), henti jantung mendadak pada usia muda, atau hasil elektrokardiogram (EKG) yang tidak normal (perpanjangan QT).
- Konsultasikan dengan dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen atau produk herbal. Tujuannya adalah untuk menghindari interaksi obat yang berbahaya.
- Jangan menggunakan Mirzap jika Anda minum obat MAOI, seperti linezolid dan selegiline, dalam 14 hari terakhir.
- Diskusikan dengan dokter perihal penggunaan Mirzap pada lansia untuk menghindari risiko terjadinya efek samping yang serius.
- Jangan langsung berkendara atau melakukan aktivitas lain yang membutuhkan kewaspadaan setelah mengonsumsi Mirzap. Obat ini dapat menyebabkan pusing dan kantuk. Pastikan Anda benar-benar prima sebelum kembali beraktivitas.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan Mirzap.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan Mirzap.
Dosis dan Aturan Pakai Mirzap
Mirzap hanya diresepkan untuk pasien dewasa. Secara umum, dosis pemberian Mirzap untuk mengobati gangguan depresi mayor, yaitu:
- Dosis awal 15–30 mg, 1 kali sehari sebelum tidur. Dosis dapat ditingkatkan sampai 45 mg per hari, tiap 1–2 minggu sesuai dengan respons pasien.
Dosis dan Aturan Pakai Mirzap
Gunakan Mirzap sesuai anjuran dokter dan bacalah aturan pakai yang tertera pada kemasan. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.
Untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari Mirzap, ikutilah cara mengonsumsi Mirzap berikut ini:
- Mirzap sebaiknya dikonsumsi sebelum tidur dengan atau tanpa makanan. Telan tablet obat secara utuh dengan bantuan air putih.
- Jika lupa minum Mirzap dan masih dalam hari yang sama, segera konsumsi obat ini begitu teringat. Apabila sudah beda hari, abaikan dosis yang terlewat dan lanjutkan dosis penggunaan obat seperti biasa.
- Jangan berhenti menggunakan Mirzap secara tiba-tiba karena dapat menimbulkan gejala putus obat, seperti pusing, muntah, mudah marah, berkeringat, linglung, mati rasa, dan kesemutan.
- Patuhi jadwal kontrol yang telah diberikan oleh dokter. Dokter akan memantau perkembangan terapi dan efek samping yang mungkin terjadi. Dengan begitu, dokter dapat memutuskan apakah dosis perlu ditingkatkan atau diturunkan.
- Simpan Mirzap di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
- Jangan menggunakan Mirzap yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa.
Interaksi Mirzap dengan Obat Lain
Mengonsumsi Mirzap bersama obat-obatan lain dapat menimbulkan efek interaksi berupa:
- Peningkatan risiko terjadinya sindrom serotonin bila digunakan bersama buspirone, fentanyl, atau tramadol
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping pusing, kantuk, linglung, dan sulit berkonsentrasi jika digunakan dengan lithium, alprazolam, clonazepam, atau diazepam
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping Mirzap jika dipakai bersama cimetidine, ritonavir, ketoconazole, atau erythromycin
- Penurunan efektivitas Mirzap bila digunakan dengan carbamazepine, phenytoin, atau rifampicin
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan irama jantung atau henti jantung mendadak jika digunakan bersama azithromycin atau fluconazole
Agar aman, konsultasikan dengan dokter bila hendak menggunakan Mirzap bersama obat, suplemen, atau produk herbal tertentu.
Efek Samping dan Bahaya Mirzap
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah menggunakan Mirzap adalah:
- Kantuk
- Pusing
- Peningkatan nafsu makan
- Berat badan naik
- Mulut kering
- Sembelit
- Kepala seperti melayang
Lakukan konsultasi lewat Chat Bersama Dokter jika efek samping di atas tidak kunjung mereda. Selain itu, beri tahu dokter apabila gejala tidak membaik atau muncul keluhan baru, seperti insomnia, kecemasan, serangan panik, hiperaktif, atau keinginan untuk bunuh diri atau menyakiti diri sendiri.
Segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Pembengkakan di tangan atau kaki
- Linglung
- Kejang
- Detak jantung cepat atau tidak beraturan
- Pusing berat hingga terasa ingin pingsan
- Sakit, bengkak, atau kemerahan di mata
- Mata sensitif terhadap cahaya
- Perubahan penglihatan, seperti pandangan kabur atau melihat lingkaran di sekitar sumber cahaya
- Sindrom serotonin, yang dapat ditandai dengan tremor, mual, muntah, jantung berdebar, gelisah, kebingungan, dan keringat dingin
- Gejala leukopenia, seperti sakit tenggorokan, batuk, luka di mulut atau hidung, atau gejala flu
- Keluhan hiponatremia, yang berupa sakit kepala, bicara tidak jelas, badan lemah, linglung, dan gangguan koordinasi gerakan