Neurotransmitter adalah zat kimia di otak yang berfungsi mengirimkan pesan antar sel saraf. Zat ini mengatur banyak hal penting, seperti gerakan tubuh, suasana hati, dan pola tidur. Dengan memahami peran dan jenis neurotransmitter, Anda bisa lebih peduli terhadap kesehatan otak dan mental.

Neurotransmitter sering dikaitkan dengan kesehatan mental dan sistem saraf. Namun, banyak orang belum memahami cara kerjanya. Padahal, fungsinya tidak hanya memengaruhi suasana hati, tetapi juga berbagai proses tubuh lainnya.

Neurotransmitter, Kunci Komunikasi Otak dan Sistem Saraf - Alodokter

Mengenal dasar-dasar neurotransmitter membantu Anda menjaga kesehatan otak, serta memahami hubungan antara perasaan, pikiran, dan tubuh.

Jenis dan Fungsi Neurotransmitter

Neurotransmitter terdiri dari beberapa jenis dan setiap jenisnya memiliki fungsi yang berbeda. Berikut beberapa jenis neurotransmitter yang utama:

1. Dopamin

Dopamin berperan besar dalam mengatur gerakan tubuh, motivasi, dan perasaan senang setelah melakukan sesuatu yang menyenangkan, seperti makan atau berolahraga. Zat ini juga terlibat dalam pengambilan keputusan dan pembentukan kebiasaan. 

Bila kadar dopamin terlalu rendah, seseorang dapat mengalami gangguan gerakan tubuh seperti pada penyakit Parkinson. Sementara itu, kelebihan dopamin dapat berkaitan dengan gangguan psikotik, seperti skizofrenia.

2. Serotonin

Serotonin membantu mengendalikan suasana hati, pola tidur, nafsu makan, dan pencernaan. Selain itu, neurotransmitter yang satu ini juga memengaruhi kemampuan seseorang dalam mengelola stres dan rasa cemas. Kekurangan serotonin sering dikaitkan dengan depresi, gangguan kecemasan, serta masalah tidur.

3. Norepinefrin (noradrenalin)

Norepinefrin membuat tubuh siap menghadapi situasi stres atau bahaya melalui reaksi “fight-or-flight” yang meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Neurotransmitter ini juga menjaga kewaspadaan dan konsentrasi. 

Ketidakseimbangan kadar norepinefrin dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan mood, seperti depresi atau kecemasan, serta memengaruhi respons tubuh terhadap stres.

4. GABA (asam gamma-aminobutirat)

GABA merupakan neurotransmitter utama yang berfungsi menghambat aktivitas saraf, sehingga membantu tubuh untuk rileks, tetap tenang, dan mudah tidur. GABA menjaga keseimbangan agar rangsangan berlebihan di otak tidak menimbulkan kegelisahan atau kejang. Kekurangan GABA dapat menyebabkan kecemasan, sulit tidur, atau kejang.

5. Glutamat

Glutamat adalah neurotransmitter paling melimpah di otak dan berperan penting dalam komunikasi sel saraf, proses belajar, serta pembentukan memori. Namun, kelebihan glutamat dapat menyebabkan kerusakan sel otak dan memicu terjadinya penyakit saraf tertentu.

6. Asetilkolin

Asetilkolin berfungsi dalam proses belajar, mengingat, dan mengendalikan gerakan otot. Zat ini memungkinkan otot bergerak sesuai perintah otak dan mendukung proses kognitif, seperti berpikir dan mengingat. Kekurangan asetilkolin sering ditemukan pada penderita Alzheimer dan dapat menyebabkan gangguan daya ingat serta kebingungan.

7. Oksitosin

Oksitosin dikenal sebagai hormon cinta karena berperan dalam membangun rasa kedekatan, kepercayaan, dan ikatan sosial, terutama antara ibu dan bayi, serta pasangan. Oksitosin juga dapat mengurangi stres, meningkatkan perasaan bahagia, dan membantu proses persalinan serta menyusui.

8. Endorfin

Endorfin adalah neurotransmitter yang berfungsi mengurangi rasa sakit dan menimbulkan perasaan senang atau nyaman, terutama setelah olahraga atau saat tertawa. Endorfin juga membantu tubuh mengatasi stres, memperbaiki suasana hati, dan meningkatkan daya tahan terhadap rasa sakit.

Setiap neurotransmitter bekerja dengan mekanisme kompleks, saling berinteraksi, dan sangat memengaruhi kesehatan mental maupun fisik.

Pengaruh Neurotransmitter terhadap Kesehatan

Keseimbangan neurotransmitter berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan mental. Berikut beberapa dampak bila neurotransmitter terganggu:

1. Gangguan suasana hati dan perilaku

Ketidakseimbangan neurotransmitter, seperti serotonin atau dopamin, dapat membuat seseorang menjadi mudah marah, sedih berkepanjangan, atau cemas tanpa sebab yang jelas. Kondisi ini juga bisa menyebabkan perubahan perilaku, seperti sulit bersosialisasi atau kehilangan minat terhadap aktivitas yang disukai. 

Bila berlanjut, kondisi ini dapat berkembang menjadi gangguan mental, seperti depresi atau gangguan kecemasan.

2. Gangguan konsentrasi dan daya ingat

Ketidakseimbangan dopamin, glutamat, atau asetilkolin dapat mengganggu fokus, menyebabkan seseorang mudah lupa, dan memperlambat pemrosesan informasi. Kondisi ini bisa memengaruhi prestasi belajar atau kinerja kerja, terutama bila berlangsung lama.

3. Gangguan gerakan tubuh dan kejang

Penurunan kadar dopamin di otak dapat menyebabkan tremor atau otot kaku seperti pada penyakit Parkinson. Kekurangan GABA juga dapat memicu ketidakseimbangan aktivitas listrik otak sehingga menimbulkan kejang.

4. Perubahan nafsu makan 

Serotonin turut mengatur rasa lapar, kenyang, serta gerakan otot saluran pencernaan. Ketidakseimbangan neurotransmitter ini dapat menimbulkan perubahan nafsu makan, mual, atau gangguan pencernaan seperti diare dan sembelit.

Secara umum, tubuh mampu mengatur produksi dan penghancuran neurotransmitter dengan otomatis sesuai kebutuhan. Namun, gangguan pada neurotransmitter dapat terjadi akibat stres berkepanjangan, penyakit tertentu, pola makan yang buruk, atau efek obat-obatan. 

Cara Menjaga Keseimbangan Neurotransmitter

Menjaga keseimbangan neurotransmitter dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini:

  • Konsumsi makanan bergizi seimbang, terutama yang kaya asam amino, vitamin, dan mineral.
  • Lakukan olahraga secara teratur.
  • Tidur cukup dan berkualitas.
  • Kelola stres dengan teknik relaksasi, meditasi, atau aktivitas yang menyenangkan.
  • Batasi konsumsi kafein, alkohol, dan zat adiktif lainnya.

Memahami neurotransmitter membantu Anda mengenali hubungan erat antara otak dan tubuh. 

Bila Anda mengalami gejala seperti suasana hati menurun terus-menerus, kecemasan berlebihan, atau perubahan perilaku yang mengganggu kehidupan sehari-hari, jangan ragu untuk Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER. Dengan fasilitas ini, Anda bisa memperoleh informasi medis yang akurat dan saran penanganan sesuai kondisi Anda.