Nokturia adalah buang air kecil pada malam hari yang membuat seseorang harus bolak-balik terbangun dari tidur malamnya. Nokturia umumnya adalah gejala dari suatu penyakit. Oleh karena itu, kondisi ini dapat membaik jika penyakit penyebabnya ditangani.

Tubuh memproduksi urine setiap saat untuk membuang sisa-sisa metabolisme. Namun, produksi urine normalnya berkurang ketika tidur sehingga kebanyakan orang dapat tidur selama 6–8 jam tanpa harus buang air kecil.

Nokturia

Pada penderita nokturia, waktu tidur malamnya bisa sangat terganggu karena ia harus terbangun berkali-kali untuk buang air kecil. Padahal, tidur berkualitas diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, nokturia yang berlangsung terus-menerus perlu ditangani agar kualitas hidup penderitanya tidak menurun.

Penyebab Nokturia

Nokturia bisa disebabkan oleh kebiasaan harian, seperti terlalu banyak minum sebelum tidur atau konsumsi minuman beralkohol maupun berkafein dekat waktu tidur. Selain itu, konsumsi obat diuretik (pemicu buang air kecil) yang terlalu dekat dengan jam tidur juga dapat menyebabkan nokturia.

Nokturia yang berlangsung terus-menerus umumnya terjadi karena adanya kondisi atau penyakit tertentu. Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan nokturia adalah:

Gejala Nokturia

Gejala nokturia yang umum terjadi adalah:

  • Terbangun dari tidur malam, setidaknya 2 kali, untuk buang air kecil
  • Volume urine saat buang air kecil bisa sangat banyak
  • Kualitas tidur menurun sehingga mudah lelah dan mengantuk pada siang hari

Selain keluhan di atas, penderita nokturia juga mungkin mengalami gejala lain yang jenisnya tergantung pada penyakit penyebab nokturia itu sendiri.

Kapan harus ke dokter

Nokturia bisa mengganggu waktu tidur dan menurunkan kualitas hidup penderitanya. Jika Anda mengalami gejala nokturia, jangan ragu untuk segera berkonsultasi ke dokter, terutama bila Anda sudah mengurangi minum sebelum tidur.

Diagnosis Nokturia

Diagnosis nokturia bertujuan untuk mencari tahu penyebabnya. Pertama-tama, dokter akan menanyakan gejala lain yang dialami dan penyakit yang pernah diderita pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik.

Untuk membantu dokter mendiagnosis penyebab nokturia, pasien bisa mencatat hal-hal berikut:

  • Waktu pertama kali nokturia terjadi
  • Berapa kali terbangun pada malam hari untuk buang air kecil
  • Jumlah urine yang keluar setiap kali buang air kecil
  • Kualitas tidur keseluruhan (menurun atau tidak)
  • Banyaknya air yang diminum dalam sehari, termasuk yang berkafein dan beralkohol
  • Jenis makanan yang dikonsumsi
  • Pengobatan yang sedang dijalani

Selanjutnya, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan di bawah ini:

  • Tes urine
  • Tes darah
  • Pemindaian kandung kemih, misalnya dengan USG atau CT scan
  • Pemeriksaan kandung kemih secara langsung dengan kamera yang dimasukkan lewat lubang kencing (cystoscopy)

Pengobatan Nokturia

Pengobatan nokturia bisa berbeda-beda pada setiap orang, tergantung pada kondisi yang menyebabkannya. Meski begitu, dokter dapat meresepkan obat untuk meredakan gejala nokturia. Jenis obat-obatan tersebut termasuk:

  • Antikolinergik, seperti tolterodine, untuk mengendalikan kandung kemih yang terlalu aktif
  • Desmopressin, untuk mengurangi produksi urine

Selain itu, dokter juga akan menyarankan pasien untuk mengubah kebiasaan tertentu, antara lain dengan:

  • Membatasi minum 4–6 jam sebelum tidur
  • Membatasi konsumsi kopi atau minuman beralkohol pada sore hari
  • Mengonsumsi obat yang bersifat diuretik lain setidaknya 6 jam sebelum tidur
  • Memosisikan kaki lebih tinggi dari dada ketika beristirahat jika memiliki gagal jantung atau edema
  • Mengenakan kaos kaki kompresi jika menderita edema agar aliran darah menjadi lancar

Komplikasi Nokturia

Nokturia dapat mengganggu kualitas tidur penderitanya. Padahal, tidur merupakan hal yang penting agar kesehatan tubuh dan mental terjaga. Bagi orang dewasa, perlu setidaknya 7 jam waktu tidur dalam sehari tanpa terganggu agar tubuhnya dapat berfungsi dengan baik.

Kualitas tidur yang tidak baik akibat nokturia dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya. Akibatnya, penderita bisa mengalami kondisi berikut:

  • Penurunan produktivitas ketika bekerja karena mengantuk dan tidak fokus
  • Gangguan dalam kehidupan sosial akibat cemas dan depresi
  • Mudah terserang penyakit akibat daya tahan tubuh melemah
  • Berat badan naik sekaligus peningkatan risiko terjadinya diabetes
  • Mudah lupa dan tidak waspada

Pencegahan Nokturia

Nokturia tidak bisa dicegah. Meski begitu, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menurunkan risiko terjadinya nokturia, misalnya dengan:

  • Menjaga kebersihan area genital untuk mencegah infeksi kandung kemih
  • Menurunkan berat badan jika overweight atau obesitas
  • Berolahraga secara rutin
  • Melakukan olahraga untuk menguatkan otot panggul, seperti senam kegel, terutama jika sudah pernah melahirkan atau memasuki usia tua
  • Mengatur jadwal tidur dan bangun yang teratur
  • Mengatur ruang tidur supaya tenang dan minim cahaya
  • Menjalani kontrol ke dokter sesuai jadwal yang ditentukan jika memiliki kondisi kesehatan tertentu