Nyeri akibat kanker merupakan salah satu keluhan yang paling sering dirasakan oleh penderita kanker, baik yang sedang menjalani pengobatan maupun yang baru terdiagnosis. Kondisi ini tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, tetapi juga dapat memengaruhi kualitas hidup dan kesehatan mental penderitanya.

Nyeri yang berhubungan dengan kanker bisa muncul di berbagai tahap perjalanan penyakit. Tergantung pada lokasi, jenis kanker, serta metode pengobatan yang dijalani, tingkat dan jenis nyeri akibat kanker bisa berbeda-beda pada setiap orang.

Nyeri Akibat Kanker, Ketahui Penyebab dan Cara Mengelolanya - Alodokter

Penting bagi pasien, keluarga, maupun orang yang merawat penderita kanker untuk memahami penyebab dan cara mengelola nyeri ini sebagai bagian dari upaya menjaga kualitas hidup dan kondisi mental pasien.

Penyebab Nyeri Akibat Kanker

Nyeri akibat kanker bisa terjadi karena beberapa faktor. Berikut ini adalah diantaranya:

1. Nyeri langsung akibat pertumbuhan kanker

Pada sebagian pasien, nyeri akibat kanker bisa muncul karena tumor yang berkembang menekan saraf, organ, atau jaringan di sekitarnya. Selain itu, munculnya rasa nyeri akibat kanker juga bisa terjadi karena sel kanker melepaskan zat kimia yang memicu peradangan dan merusak jaringan tubuh, sehingga menimbulkan rasa sakit di area tertentu.

2. Nyeri akibat operasi kanker

Nyeri akibat kanker juga bisa dialami setelah menjalani operasi pengangkatan tumor atau perbaikan jaringan yang terdampak. Biasanya, rasa nyeri ini muncul di bekas sayatan atau area sekitar operasi, dan dapat bersifat sementara atau bahkan berlangsung lama jika terjadi kerusakan saraf selama operasi.

3. Nyeri akibat pengobatan kanker

Selain operasi, beberapa metode pengobatan kanker lain, seperti kemoterapi, radioterapi, atau terapi target, juga dapat menyebabkan timbulnya nyeri akibat kanker sebagai efek samping. Misalnya, kemoterapi bisa menimbulkan nyeri otot, sendi, atau neuropati, sedangkan radioterapi sering menyebabkan nyeri pada kulit atau jaringan yang terkena radiasi.

4. Nyeri akibat infeksi atau komplikasi

Penderita kanker umumnya memiliki sistem imun yang lebih lemah, baik karena penyakitnya maupun karena efek samping pengobatan yang dijalani. Hal ini membuat tubuh penderita kanker lebih mudah terkena infeksi, seperti infeksi saluran kemih, paru-paru, atau kulit. Nah, kondisi inilah yang kemudian memicu munculnya nyeri di tubuh penderita kanker.

5. Nyeri terkait kondisi lain

Tidak jarang, nyeri akibat kanker juga disebabkan oleh kondisi lain yang tidak langsung berkaitan dengan kanker, seperti nyeri otot dan sendi akibat kurang bergerak atau riwayat penyakit lain, misalnya rematik dan diabetes. 

Tidak semua penderita kanker mengalami nyeri dengan intensitas yang sama. Jenis nyeri pun bisa bervariasi, misalnya nyeri tajam (akut), nyeri tumpul yang berlangsung lama (kronis), atau nyeri hebat yang muncul secara tiba-tiba dan berat (breakthrough pain).

Cara Mengelola Nyeri Akibat Kanker

Penanganan nyeri akibat kanker perlu disesuaikan dengan kondisi pasien. Berikut beberapa langkah yang umumnya dilakukan untuk mengelola nyeri akibat kanker:

1. Penggunaan obat pereda nyeri

Obat golongan analgesik, seperti NSAID atau opioid, bisa digunakan sesuai anjuran dokter untuk mengurangi keluhan nyeri akibat kanker. Obat-obatan ini dapat diberikan dalam bentuk obat minum (oral), suntikan (injeksi), atau melalui suntikan epidural, yaitu teknik khusus yang memasukkan obat langsung ke saraf tulang belakang untuk membantu mengurangi nyeri.

2. Terapi tambahan

Teknik relaksasi, seperti pernapasan dalam dan meditasi, serta konseling psikologis, dapat mengurangi keluhan nyeri akibat kanker. Pasalnya, terapi tersebut dapat membantu mengurangi stres dan beban emosional akibat kanker, yang bisa memperburuk nyeri akibat kanker.

Tak hanya itu, nyeri akibat kanker juga bisa diatasi dengan fisioterapi. Ini karena fisioterapi dapat membantu memulihkan fungsi tubuh, menguatkan otot, serta mengurangi ketegangan di area yang nyeri, sehingga keluhan nyeri akibat kanker berkurang. 

3. Modifikasi pengobatan kanker

Jika nyeri terasa sangat berat dan mengganggu aktivitas, dokter mungkin perlu mengubah metode pengobatan kanker untuk mengurangi nyeri akibat kanker sehingga pasien tetap dapat menjalani pengobatan dengan lebih nyaman.

4. Dukungan keluarga dan lingkungan

Dukungan emosional dari keluarga, teman, dan lingkungan sekitar sangat penting dalam proses pemulihan. Komunikasi terbuka antara pasien, keluarga, dan tim medis dapat membantu mengurangi beban mental dan meningkatkan efektivitas penanganan nyeri.

Pada kasus kanker stadium lanjut dengan tingkat harapan hidup yang rendah, dokter biasanya juga akan mempertimbangkan perawatan paliatif. Perawatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi nyeri akibat kanker dan memberikan dukungan fisik, emosional, serta spiritual bagi pasien dan keluarganya. Dengan begitu, kualitas hidup pun tetap terjaga meskipun penyakit kanker tidak dapat disembuhkan sepenuhnya.

Menghadapi nyeri akibat kanker memang berat, tetapi dengan penanganan yang tepat dan dukungan dari keluarga serta tenaga kesehatan, penderita tetap bisa menjalani hari-hari yang berarti dan nyaman. Oleh karena itu, jika Anda atau orang terdekat mengalami nyeri akibat kanker yang tidak kunjung membaik, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter.

Konsultasi ini bisa dilakukan dengan mengunjungi rumah sakit terdekat atau Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER.