Pemeriksaan TORCH adalah pemeriksaan pada calon ibu atau ibu hamil trimester pertama untuk mendeteksi penyakit infeksi TORCH, yaitu toksoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, herpes simplex, dan infeksi lain, seperti sifilis. Penyakit tersebut perlu dideteksi sejak dini agar penularannya kepada janin bisa dicegah.

Pemeriksaan TORCH dilakukan untuk mendeteksi antibodi terhadap penyakit TORCH. Antibodi sendiri adalah senyawa yang diproduksi oleh sistem kekebalan saat tubuh terserang mikroorganisme asing, seperti virus atau bakteri.

Pemeriksaan TORCH, Ini yang Harus Anda Ketahui - Alodokter

Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa penyakit infeksi yang tergolong ke dalam TORCH:

1. Toksoplasmosis

Toksoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Parasit ini dapat ditemukan dalam kotoran kucing yang terinfeksi dan makanan yang belum matang.

Jika terjadi pada ibu hamil, parasit dapat menular ke janin dan menyebabkan janin terlahir cacat atau mengalami kelainan pada mata atau otak (mikrosefalus).

2. Other infection

Other infection atau infeksi lain terdiri dari beberapa penyakit infeksi, yaitu HIV/AIDS, sifilis, virus Zika, fifth disease, serta cacar air.

Jika terjadi pada ibu hamil, infeksi tersebut dapat menular ke janin dan menyebabkan janin terlahir dengan masalah kesehatan tertentu, seperti tuli, kebutaan, pembengkakan di perut, pneumonia, hingga keguguran.

3. Rubella

Rubella dikenal juga sebagai campak Jerman. Bila terjadi pada ibu hamil, infeksi ini dapat menular ke janin dan menyebabkan bayi terlahir dengan kelainan jantung, tuli, gangguan penglihatan, infeksi paru, kelainan darah, atau keterlambatan pertumbuhan.

Selain itu, seiring bertumbuhnya bayi, infeksi rubella juga bisa menyebabkan gangguan saraf pusat, kelainan sistem imun, atau gangguan tiroid.

4. Cytomegalovirus (CMV)

Cytomegalovirus (CMV) adalah jenis virus yang umumnya menyerang orang dewasa dan jarang menyebabkan gangguan kesehatan serius. Namun, pada janin, virus ini dapat menyebabkan gangguan sehingga bayi bisa terlahir tuli, mengalami gangguan penglihatan, pneumonia, kejang, dan keterlambatan pertumbuhan.

5. Herpes simplex virus (HSV)

HSV adalah virus yang dapat menyebabkan herpes, baik di mulut (oral) maupun kelamin (genital), pada orang dewasa. Bayi dapat tertular virus herpes dari ibunya selama proses persalinan, terutama jika ibunya menderita herpes genital.

Pada bayi, infeksi virus herpes dapat menyebabkan gejala seperti ruam yang berisi cairan di mulut, mata, dan kulit, lemas, sesak napas, hingga kejang.

Tujuan dan Indikasi Pemeriksaan TORCH

Pemeriksaan TORCH umumnya akan dianjurkan oleh dokter sebelum merencanakan kehamilan atau pada trimester pertama kehamilan. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi sedini mungkin infeksi TORCH pada ibu hamil yang bisa menular ke janin.

Selain sebagai deteksi dini, pemeriksaan ini juga dapat dilakukan pada ibu hamil yang menunjukkan gejala-gejala penyakit infeksi yang tergolong ke dalam TORCH.

Pemeriksaan TORCH juga dapat dilakukan pada bayi baru lahir yang menunjukkan gejala-gejala penyakit infeksi TORCH, seperti:

  • Berat dan panjang badan yang lebih kecil dari bayi seusianya
  • Katarak kongenital
  • Jumlah trombosit di bawah normal (trombositopenia)
  • Kejang
  • Kelainan jantung
  • Tuli
  • Pembesaran hati dan limpa
  • Penyakit kuning (jaundice)

Peringatan dan Kontraindikasi Pemeriksaan TORCH

Pemeriksaan TORCH dilakukan untuk mendeteksi antibodi yang baru atau pernah diproduksi oleh tubuh. Oleh karena itu, hasil positif dalam pemeriksaan TORCH tidak selalu berarti bahwa pasien sedang menderita infeksi dari penyakit yang tergolong ke dalam TORCH.

Perlu diketahui, antibodi pada TORCH terdiri dari IgM dan IgG. Jika hasil IgM positif, berarti pasien sedang menderita infeksi. Namun, jika hasil IgG positif, pasien bisa saja memang terkena infeksi, atau pernah mendapatkan vaksin untuk TORCH.

Jika kedua antibodi positif, dokter akan melakukan pemeriksaan lain untuk memastikan ada atau tidaknya infeksi. Dengan mendeteksi adanya infeksi, dokter dapat melakukan penanganan untuk mencegah terjadinya komplikasi sejak dini.

Sebelum Pemeriksaan TORCH

Pemeriksaan TORCH merupakan pemeriksaan sederhana sehingga umumnya tidak memerlukan persiapan khusus. Meski demikian, pasien perlu memberi tahu dokter jika sedang menderita suatu penyakit, walaupun bukan penyakit yang tergolong ke dalam infeksi TORCH.

Pasien juga harus memberi tahu dokter jika sedang menjalani pengobatan tertentu. Jika diperlukan, dokter akan meminta pasien untuk berpuasa dan menghentikan konsumsi obat-obatan untuk sementara waktu.

Pada hari pemeriksaan, sebaiknya pasien mengenakan pakaian berlengan pendek agar proses pengambilan darah lebih mudah dilakukan.

Prosedur Pemeriksaan TORCH

Prosedur pemeriksaan TORCH cukup sederhana, yaitu dengan mengambil sampel darah. Pemeriksaan ini dapat dilakukan di klinik atau rumah sakit terdekat. Tahapan-tahapan yang akan dilakukan dokter adalah sebagai berikut:

  • Mensterilkan bagian tubuh yang akan diambil sampel darahnya dengan kapas beralkohol, biasanya di area lengan
  • Mengikat lengan atas pasien dengan menggunakan alat khusus agar vena di lengan menggembung dan terlihat jelas
  • Menusukkan jarum ke dalam vena dan memasang tabung steril untuk mengumpulkan sampel darah
  • Melepas ikatan di lengan agar darah dapat mengalir dengan sendirinya ke dalam tabung sampel
  • Mencabut jarum dan memasang plester pada titik tusukan jarum jika darah yang diambil sudah cukup

Sampel darah yang telah diambil akan dibawa ke laboratorium untuk memeriksa IgM dan IgG TORCH. Melalui hasil pemeriksaan, dokter dapat menilai apakah pasien pernah, sedang, atau tidak mengalami infeksi.

Setelah Pemeriksaan TORCH

Jika pasien diduga positif menderita penyakit yang tergolong ke dalam TORCH, dokter akan menganjurkan pasien untuk menjalani pemeriksaan lain guna memastikan diagnosis. Beberapa pemeriksaan lanjutan yang dapat dijalani setelah pemeriksaan TORCH adalah:

  • Tes pungsi lumbal, untuk mendeteksi infeksi toksoplasmosis, rubella, atau herpes simplex di sistem saraf pusat
  • Tes biopsi kulit, untuk mendeteksi infeksi herpes simplex virus
  • Tes kultur urine, untuk mendeteksi infeksi cytomegalovirus

Jika diagnosis sudah dipastikan, dokter akan menentukan metode pengobatan yang sesuai dengan kondisi pasien.

Komplikasi dan Efek Samping Pemeriksaan TORCH

Pemeriksaan TORCH adalah prosedur yang sederhana dan umumnya aman untuk dilakukan. Akan tetapi, pengambilan sampel darah dalam pemeriksaan TORCH dapat menimbulkan sejumlah komplikasi, seperti kemerahan, nyeri, atau lebam, di bagian tubuh yang diambil sampel darahnya.