Penis bengkok adalah melengkungnya penis secara abnormal saat ereksi. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri dan kesulitan saat berhubungan intim. Bila tidak segera diobati, penis bengkok juga bisa berdampak pada kesehatan mental penderitanya.  

Penis memiliki ukuran dan bentuk yang beragam, tergantung pada faktor genetik. Rata-rata ukuran normal penis adalah sekitar 6,5–8 cm ketika tidak ereksi , dan 13–15 cm saat ereksi.

Penis Bengkok - Alodokter

Pada beberapa pria, penis bengkok sedikit ke atas, bawah, atau samping saat ereksi adalah hal yang wajar. Namun, penis bengkok saat ereksi juga bisa disebabkan oleh kelainan saat lahir akibat gangguan perkembangan penis pada janin.

Kondisi yang disebut dengan chordee tersebut biasanya muncul bersama dengan gangguan pada posisi lubang kencing (hipospadia). Namun, chordee juga dapat hadir sebagai penyakit tunggal.

Pada sebagian kondisi, penis bengkok mungkin baru terjadi saat dewasa, misalnya akibat cedera atau penyakit Peyronie. Jika Anda mengalami penis bengkok, hindari untuk meluruskannya sendiri. Hal tersebut justru dapat memperburuk kondisi dan meningkatkan risiko terjadinya cedera.

Penyebab Penis Bengkok

Penis bengkok bisa terjadi sejak lahir atau berkembang di kemudian hari. Beberapa kondisi atau penyakit yang dapat menyebabkan penis bengkok adalah:

  • Perkembangan penis yang tidak normal pada janin
  • Penyakit Peyronie, yaitu pembentukan jaringan di sepanjang batang penis yang penyebabnya belum jelas
  • Cedera pada penis, misalnya akibat benturan keras saat berolahraga
  • Penis terbentur bagian di antara vagina dan anus (perineum) saat berhubungan intim

Faktor risiko penis bengkok

Meski dapat terjadi pada semua kelompok usia, penis bengkok lebih berisiko terjadi pada orang yang:

  • Pernah menjalani operasi atau radioterapi untuk kanker prostat
  • Memiliki keluarga yang juga menderita penis bengkok
  • Berhubungan seksual dengan posisi yang meningkatkan risiko terjadinya cedera, misalnya doggy style
  • Melakukan kegiatan atau pekerjaan yang berisiko tinggi mengalami cedera di area kelamin, misalnya berkuda atau bersepeda
  • Menderita disfungsi ereksi akibat diabetes
  • Memiliki penyakit autoimun, misalnya lupus
  • Mengalami gangguan pada jaringan ikat, seperti skleroderma

Gejala Penis Bengkok

Gejala yang umum terjadi akibat kondisi ini meliputi:

  • Penis bengkok atau seperti terpelintir
  • Jaringan parut atau plak di bawah kulit penis yang teraba seperti benjolan
  • Batang penis tampak seperti diikat dengan karet atau mirip bentuk jam pasir saat ereksi
  • Nyeri ketika ereksi
  • Sakit atau kesulitan dalam berhubungan seksual
  • Penis memendek
  • Impotensi atau disfungsi ereksi

Sementara pada bayi dengan kelainan chordee dan hipospadia, tanda dan gejala yang muncul antara lain:

  • Penis bengkok ke bawah
  • Kulup hanya menutupi bagian atas kepala penis
  • Lubang kencing terletak di bawah kepala atau batang penis
  • Percikan urine tidak normal saat buang air kecil

Kapan harus ke dokter

Penis bengkok karena kelainan bawaan umumnya dapat langsung terlihat oleh dokter saat proses persalinan. Namun, bila kondisi ini baru diketahui ketika anak tumbuh lebih besar, orang tua dianjurkan untuk segera membawa anak ke dokter.

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami kondisi-kondisi berikut:

  • Penis bengkok yang mengakibatkan aktivitas seksual terganggu
  • Penis sakit ketika berhubungan intim

Segera cari pertolongan medis ke rumah sakit terdekat bila Anda mengalami penis bengkok yang disertai gejala-gejala berikut:

  • Timbul suara retakan dari penis
  • Penis nyeri, memar, atau bengkak
  • Tidak bisa buang air kecil
  • Perdarahan

Diagnosis Penis Bengkok

Untuk memulai diagnosis penis bengkok, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan berikut kepada pasien:

  • Gejala yang dialami
  • Penyakit yang pernah dialami
  • Riwayat penyakit di dalam keluarga
  • Aktivitas seksual

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat ciri-ciri penis saat ereksi. Dokter mungkin akan menyuntikkan obat vasoaktif guna membuat pasien ereksi sementara.

Selanjutnya, untuk menegakkan diagnosis, dokter dapat melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti:

  • Goniometer, untuk mengukur kelengkungan penis saat ereksi
  • USG, untuk melihat jaringan parut di penis
  • USG Doppler, untuk melihat kondisi aliran darah dan pembuluh darah di penis dengan menggunakan gelombang suara berkekuatan tinggi

Pengobatan Penis Bengkok

Pengobatan penis bengkok akan disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahannya. Penis bengkok yang tidak menimbulkan keluhan atau mengganggu aktivitas seks mungkin tidak memerlukan penanganan apa pun.

Sebaliknya, penis bengkok yang sampai menyebabkan keluhan, seperti nyeri, sulit buang air kecil, atau gangguan saat berhubungan seksual, dapat ditangani dengan obat-obatan, terapi, atau operasi. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing metode pengobatan tersebut:

Operasi

Penis bengkok akibat bawaan lahir dapat ditangani dengan operasi. Prosedur ini bertujuan untuk mengangkat jaringan parut dan memperbaiki bentuk penis yang melengkung. Operasi dapat dilakukan pada penis bengkok yang disebabkan oleh penyakit Peyronie atau cedera bila metode penanganan lain tidak memungkinkan.

Operasi juga dapat dilakukan untuk memasang implan penis jika pasien penyakit Peyronie mengalami impotensi. Caranya, implan penis akan ditempatkan di dalam penis dengan pompa di kantong zakar. Ketika pompa ditekan, cairan akan mengalir ke dalam penis sehingga membuat penis ereksi.

Penile traction therapy

Penile traction therapy atau terapi traksi penis dapat dilakukan pada pasien dengan penyakit Peyronie. Melalui metode ini, penis yang melengkung akan diregangkan secara perlahan menggunakan alat khusus. Alat tersebut perlu digunakan sekitar 2 jam per hari selama beberapa bulan.

Pemberian obat-obatan

Jenis obat-obatan yang umumnya dapat diberikan untuk menangani penis bengkok antara lain:

  • Paracetamol atau asam mefenamat, untuk mengurangi nyeri
  • Interferon suntik, untuk mengurangi jaringan parut di penis
  • Verapamil oral, untuk menghambat produksi kolagen yang merupakan komponen utama pada jaringan parut

Komplikasi Penis Bengkok

Jika tidak ditangani, penis bengkok dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut:

  • Kesulitan atau nyeri saat hubungan intim
  • Sulit mendapatkan keturunan
  • Masalah ejakulasi
  • Gangguan mental, seperti cemas, stres, atau depresi
  • Kesulitan belajar berkemih pada anak-anak

Pencegahan Penis Bengkok

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penis bengkok pada pria dewasa, yaitu:

  • Memakai pelumas untuk mengurangi gesekan ketika berhubungan intim
  • Menghindari posisi seks yang dapat meningkatkan risiko cedera penis
  • Menggunakan alat pelindung penis ketika berolahraga
  • Mengobati penyakit yang sedang diderita, misalnya diabetes, hipertensi, atau penyakit autoimun
  • Berhenti merokok

Sementara itu, ibu hamil dapat mengurangi risiko penis bengkok pada bayinya dengan melakukan beberapa upaya berikut:

  • Mengonsumsi suplemen asam folat sesuai anjuran dokter kandungan
  • Tidak merokok dan menghindari konsumsi minuman beralkohol
  • Melakukan kontrol rutin ke dokter guna memastikan pertambahan berat badan ibu sesuai dengan usia kehamilan