Skleroderma adalah penyakit autoimun yang menyerang jaringan ikat sehingga menyebabkan jaringan tersebut menebal dan mengeras. Penyakit ini dapat menyerang kulit, pembuluh darah, atau organ, seperti paru-paru, ginjal, dan jantung.

Skleroderma ditandai dengan kulit yang menebal, keras, berwarna putih, dan licin seperti lilin. Skleroderma umumnya muncul di kulit tangan, kaki, atau wajah. Jika tidak segera ditangani, penyakit ini bisa menghambat aktivitas penderitanya, dan menyebabkan gangguan di organ dalam.

Skleroderma - Alodokter

Penyebab Skleroderma

Skleroderma terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi tubuh dari infeksi justru berbalik menyerang jaringan ikat. Kondisi ini memicu sel-sel di dalam jaringan ikat memproduksi kolagen secara berlebihan. Kolagen sendiri merupakan salah satu jenis protein yang membentuk jaringan ikat.

Saat produksi kolagen meningkat drastis, kolagen akan menumpuk di kulit dan organ tubuh. Akibatnya, terjadinya penebalan dan pengerasan di kulit dan organ yang terkena.

Meskipun penyebab kondisi tersebut belum diketahui secara pasti, ada sejumlah faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang menderita skleroderma, yaitu:

  • Berjenis kelamin perempuan
  • Berusia 35–55 tahun
  • Memiliki keluarga dengan skleroderma atau penyakit autoimun
  • Menderita penyakit autoimun lain, seperti lupus, rheumatoid arthritis, atau sindrom Sjögren
  • Menggunakan obat kemoterapi, seperti bleomycin
  • Terpapar bahan kimia berbahaya secara terus-menerus

Gejala Skleroderma   

Skleroderma bisa menyerang bagian tubuh mana pun. Jika skleroderma hanya terjadi pada bagian kulit tertentu, kondisinya disebut localised scleroderma. Sedangkan skleroderma yang menyerang organ dalam dinamakan systemic sclerosis.

Localised scleroderma dan systemic sclerosis bisa menimbulkan keluhan dan gejala yang berbeda-beda. Berikut adalah penjelasannya:

Localised scleroderma

Localised scleroderma adalah jenis skleroderma paling ringan. Kondisi ini hanya terjadi di kulit dan lebih sering dialami oleh anak-anak. Localised scleroderma ditandai dengan munculnya satu bercak atau lebih di kulit yang menebal dan mengeras.

Ada dua tipe bentuk bercak pada localised scleroderma, yaitu morphoea dan linear. Bercak morphoea memiliki karakteristik seperti berikut:

  • Berbentuk oval
  • Berukuran sekitar 2–20 cm
  • Berwarna kemerahan atau keunguan, kemudian berubah menjadi lebih putih
  • Permukaan bercak tidak ditumbuhi bulu dan berkilat seperti lilin
  • Terasa gatal
  • Bisa muncul di bagian tubuh mana pun
  • Bercak dapat membaik dalam beberapa tahun tanpa pengobatan

Sementara itu, bercak linear memiliki karakteristik khas, seperti:

  • Berbentuk seperti garis memanjang
  • Muncul di kulit wajah, kepala, tungkai, atau lengan
  • Membaik setelah beberapa tahun, meskipun pada beberapa kasus bisa menyebabkan pemendekan permanen pada anggota gerak, seperti lengan

Selain itu, pengerasan kulit pada bercak linear bisa mempengaruhi lapisan di bawahnya, seperti otot atau tulang.

Systemic sclerosis

Systemic sclerosis merupakan jenis skleroderma yang tidak hanya terjadi di kulit, tetapi juga menyerang sebagian organ dalam, seperti jantung, paru-paru, ginjal, dan saluran pencernaan. Kondisi yang lebih sering dialami oleh wanita usia 30–50 tahun ini terbagi menjadi dua tipe, yaitu limited scleroderma dan diffuse scleroderma.

Limited scleroderma menyebabkan pengerasan jaringan ikat di kulit wajah, tangan, dan kaki, serta di pembuluh darah dan sebagian sistem pencernaan. Kondisi ini ditandai dengan:

  • Fenomena atau sindrom Raynaud, yaitu ujung jari tangan atau kaki yang pucat akibat gangguan aliran darah, biasanya karena terpapar suhu dingin
  • Kalsinosis atau penumpukan kalsium di tubuh, yang salah satu gejalanya adalah munculnya benjolan keras di bawah kulit (calcinosis cutis)
  • Telengiektasis, yaitu pembuluh darah kecil yang tumbuh dan terlihat di permukaan kulit, serta terkadang terlihat seperti bercak merah
  • Sclerodactyly, yaitu kulit di jari yang menipis dan terlihat ketat sehingga sulit digerakkan
  • Esophageal dysmotility, yaitu gangguan pergerakan pada kerongkongan sehingga menyebabkan kesulitan menelan (disfagia)

Gejala-gejala di atas bisa berkembang secara perlahan dan memburuk seiring berjalannya waktu. Limited scleroderma dinilai lebih ringan daripada diffuse scleroderma. Pada diffuse scleroderma, biasanya muncul keluhan berupa:

  • Penumpukan kolagen dan pengerasan jaringan ikat yang terjadi pada organ, seperti paru-paru, ginjal, jantung, dan saluran pencernaan
  • Pengerasan dan perubahan kulit di seluruh tubuh
  • Nyeri hingga kaku di sendi atau otot
  • Penurunan berat badan
  • Kelelahan
  • Sesak napas
  • Mata kering atau mulut kering

Gejala-gejala diffuse scleroderma dapat terjadi secara tiba-tiba dan memburuk dengan cepat pada beberapa tahun pertama. Meskipun demikian, gejala dapat dikontrol dan disembuhkan jika diobati dengan tepat,.

Kapan harus ke dokter

Periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas. Pemeriksaan sejak dini diperlukan agar kondisi dapat segera ditangani dan risiko terjadinya komplikasi dapat dicegah.

Jika Anda memiliki faktor risiko, misalnya memiliki keluarga dengan skleroderma atau menderita penyakit autoimun lain, lakukan medical check-up secara berkala. Sementara bila Anda sudah didiagnosis menderita skleroderma, jalani pengobatan yang diberikan oleh dokter secara rutin agar kondisi Anda selalu terpantau.

Diagnosis Skleroderma

Untuk mendiagnosis skleroderma, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien, serta riwayat kesehatan pasien dan keluarganya. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi adanya kondisi pengerasan atau penebalan pada kulit.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis dan menilai tingkat keparahan skleroderma. Pemeriksaan tersebut meliputi:

  • Tes darah, untuk menilai fungsi ginjal dan mengukur kadar antibodi tertentu yang umumnya meningkat saat mengalami penyakit autoimun
  • Biopsi dengan memeriksa sampel dari kulit, untuk mengetahui ada tidaknya jaringan yang tidak normal
  • Elektrokardiografi (EKG), untuk memeriksa aktivitas listrik jantung yang umumnya terganggu jika skleroderma sudah menyebabkan jaringan parut di jantung
  • Ekokardiografi (USG jantung), untuk mengetahui gambaran kondisi jantung dan menilai ada tidaknya komplikasi dari skleroderma
  • Pemindaian dengan CT scan, untuk melihat kondisi paru-paru atau organ dalam lain
  • Tes fungsi paru, untuk mengetahui kinerja paru-paru
  • Endoskopi, untuk melihat kondisi saluran cerna, termasuk kerongkongan

Pengobatan Skleroderma

Tidak ada pengobatan yang bisa menyembuhkan skleroderma. Pengobatan hanya sebatas membantu meredakan gejala, menghambat perkembangan penyakit, dan mencegah terjadinya komplikasi. Metode pengobatan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

Obat-obatan

Beberapa jenis obat yang akan diberikan pada penderita skleroderma adalah:

  • Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), untuk meredakan nyeri dan peradangan
  • Kortikosteroid dalam bentuk krim atau tablet, untuk membantu mengurangi peradangan di sendi, kulit, dan memperlambat perubahan kulit
  • Imunosupresan, untuk menekan kerja sistem imun
  • Vasodilator, untuk melebarkan pembuluh darah dan memperlancar aliran darah ke bagian tubuh tertentu, seperti jari-jari, paru, serta ginjal
  • Penghambat pompa proton atau antasida, untuk mengatasi gangguan pencernaan
  • Antibiotik, untuk mencegah dan menangani infeksi bakteri

Terapi

Fisioterapi atau terapi okupasi bertujuan untuk mengatasi nyeri, meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas tubuh, serta melatih pasien beradaptasi dengan keterbatasan geraknya.

Terapi lain yang dapat diberikan adalah terapi cahaya seperti terapi laser. Terapi-terapi ini bertujuan untuk mengatasi kerusakan pada kulit, seperti bercak-bercak yang mengeras atau ruam kulit yang tidak kunjung hilang.

Operasi

Pada kasus skleroderma yang berat dan menimbulkan komplikasi, tindakan operasi dapat dilakukan. Salah satunya adalah amputasi pada penderita sindrom Raynaud yang telah mengalami gangrene di jarinya.

Jenis operasi lain yang bisa dilakukan adalah operasi pengangkatan benjolan yang mengeras di bawah kulit dan transplantasi paru apabila skleroderma menyebabkan kerusakan paru-paru.

Selain menjalani pengobatan di atas, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk membantu proses pemulihan. Upaya tersebut antara lain:

Komplikasi Skleroderma

Skleroderma yang tidak tertangani bisa menimbulkan komplikasi serius, seperti:

Pada ibu hamil, skleroderma berisiko menyebabkan keguguran atau kelahiran prematur.

Pencegahan Skleroderma

Skleroderma sulit untuk dicegah. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya skleroderma, yaitu:

  • Memeriksakan diri secara rutin ke dokter jika memiliki faktor risiko tertentu, seperti menderita penyakit autoimun atau memiliki keluarga yang menderita skleroderma
  • Melakukan medical check up secara berkala, terutama bila sering terpapar bahan kimia

Selain itu, jika sudah didiagnosis menderita skleroderma, ikuti anjuran dan pengobatan yang diberikan oleh dokter, terapkan gaya hidup sehat, serta kenali dan hindari hal-hal yang dapat memicu munculnya keluhan.