Banyak orang menganggap selaput dara sobek hanya terjadi karena berhubungan seksual. Anggapan tersebut jelas salah, karena ada berbagai penyebab selaput dara sobek selain melakukan hubungan intim.
Selaput dara adalah lapisan jaringan tipis dan elastis yang terletak di sekitar bibir vagina (vulva) dan di dalam vagina. Selaput dara akan mengalami perubahan seiring bertambahnya usia.
Perubahan ini mulai terjadi ketika seorang anak perempuan melewati masa pubertas atau remaja. Ketika sudah puber, selaput dara wanita cenderung akan menjadi lebih tebal dan elastsis dibanding sebelumnya.
Selaput dara yang utuh normalnya memiliki bentuk layaknya donat kecil dengan lubang kecil di tengahnya. Namun, ketika selaput dara ini tergores, bentuknya akan meregang lebar dan tidak sepenuhnya menutupi lubang vagina. Istilah inilah yang sering dianggap selaput dara sobek.
Penyebab Selaput Dara Sobek
Meregangnya selaput dara memang umum terjadi karena penetrasi seksual. Namun, banyak juga wanita yang selaput daranya sobek, padahal ia belum pernah melakukan hubungan intim.
Ada beberapa hal yang bisa membuat selaput dara robek selain hubungan seksual, di antaranya:
1. Cedera fisik
Cedera pada organ intim wanita akibat benturan, pukulan, atau kecelakaan dapat menyebabkan selaput dara robek. Kondisi ini biasanya ditandai dengan keluarnya bercak darah yang disertai gejala rasa sakit saat buang air kecil.
2. Olahraga tertentu
Selaput dara sobek juga rentan terjadi pada wanita yang sering berolahraga, terutama bersepeda. Risiko wanita untuk mengalami robekan selaput dara akan lebih tinggi, jika ia sering bersepeda dalam posisi setang lebih rendah dari dudukan sepeda atau sadel. Selain bersepeda, berkuda juga berisiko membuat selaput dara robek.
Ini karena jenis olahraga tersebut dapat menyebabkan banyak tekanan dan gesekan di area antara vagina dan anus (perineum). Selain robekan pada selaput dara, olahraga tersebut juga terkadang bisa menyebabkan rasa nyeri pada organ intim wanita (vulvodynia).
3. Aktivitas masturbasi
Sering melakukan masturbasi, apalagi dengan menggunakan alat bantu seks, akan menimbulkan banyak gesekan pada vagina dan selaput dara sehingga menjadi lebih rentan sobek.
4. Penggunaan tampon
Tampon merupakan sejenis pembalut yang dimasukkan ke dalam vagina untuk menampung darah menstruasi. Meski terbilang cukup aman, penggunaan tampon yang terlalu dalam saat menstruasi bisa menyebabkan selaput dara sobek.
5. Tindakan medis
Robekan selaput dara juga bisa terjadi karena tindakan medis tertentu, seperti USG transvaginal atau operasi pada vagina. Selain itu, pemeriksaan tertentu pada organ intim wanita, seperti kolposkopi dan pap smear, juga bisa berisiko menyebabkan selaput dara sobek, walau hal ini jarang terjadi.
Mitos di Balik Hubungan Selaput Dara dan Keperawanan
Selaput dara dan keperawanan sering kali dianggap memiliki hubungan yang erat. Jika selaput dara seorang wanita sudah sobek, banyak pria yang menyimpulkan bahwa wanita tersebut sudah tidak perawan.
Anggapan tersebut pun diperkuat dengan ciri-cirinya selaput dara sobek adalah tidak terjadi perdarahan ketika melakukan hubungan seksual pertama kalinya. Pemikiran ini salah.
Selaput dara yang sudah robek tidak selalu menandakan bahwa seorang wanita sudah tidak lagi perawan. Faktanya, selaput dara sobek tidak hanya semata-mata disebabkan oleh hubungan seksual, tapi juga bisa disebabkan oleh hal lain. Bahkan, robeknya selaput dara juga tidak selalu menimbulkan perdarahan.
Oleh karena itu, tidak tepat jika kita mengaitkan selaput dara sobek dengan keperawanan seorang wanita.
Namun, bagi wanita yang khawatir terhadap robekan pada selaput dara atau merasakan keluhan pada vagina, seperti nyeri di area organ intim dan perdarahan, jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan dokter.