Sakit perut akibat asam lambung terjadi ketika cairan asam lambung naik ke kerongkongan atau mengiritasi dinding lambung, sehingga timbul rasa nyeri, perih, atau panas di ulu hati. Gejala ini sering disertai perut kembung dan mual. Untuk mengatasinya, ada beberapa upaya mudah yang bisa dilakukan di rumah.
Sakit perut akibat asam lambung umumnya dipicu oleh berbagai faktor, seperti pola makan yang tidak teratur, konsumsi makanan tertentu, atau stres. Selain sakit perut, gejala penyerta yang biasanya timbul dapat berupa sensasi perut kembung atau begah, mual, tidak nafsu makan, dan mulut terasa pahit atau asam.

Gejala ini biasanya berlangsung beberapa jam. Namun, bisa lebih lama jika penyebabnya tidak segera diatasi. Dengan mengetahui faktor pencetusnya, Anda dapat mengambil langkah pencegahan dan penanganan yang tepat agar keluhan tidak mudah kambuh.
Penyebab dan Faktor Risiko Sakit Perut Akibat Asam Lambung
Asam lambung yang naik atau produksinya berlebihan dapat menyebabkan iritasi pada dinding lambung maupun kerongkongan, sehingga menimbulkan sakit perut. Kondisi ini bisa dipicu oleh kebiasaan makan yang tidak teratur, konsumsi makanan tertentu, hingga stres.
Selain itu, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya keluhan ini. Berikut ini adalah beberapa faktor risiko sakit perut akibat asam lambung yang perlu diketahui:
- Pola makan tidak teratur
- Konsumsi makanan pedas, asam, berlemak, atau berkafein
- Stres atau kelelahan
- Kebiasaan merokok
- Obesitas
- Kehamilan
- Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti aspirin dan ibuprofen
Cara Mengatasi Sakit Perut akibat Asam Lambung
Keluhan sakit perut akibat asam lambung sering kali membuat aktivitas sehari-hari terganggu, namun keluhan ini umumnya bisa dikendalikan dengan perubahan gaya hidup dan langkah penanganan yang tepat.
1. Atur pola makan
Mengatur pola makan penting untuk mencegah lonjakan asam lambung yang dapat menyebabkan sakit perut. Usahakan makan dalam porsi kecil tapi sering, sehingga lambung tidak terlalu penuh dan produksi asam tetap stabil.
Hindari kebiasaan langsung berbaring setelah makan karena dapat memicu asam lambung naik ke kerongkongan. Menetapkan jadwal makan yang teratur juga membantu melindungi lambung dari iritasi.
2. Hindari makanan pemicu
Beberapa jenis makanan dapat memperburuk produksi asam lambung, seperti makanan pedas, asam, berlemak, kopi, cokelat, serta minuman bersoda. Mengurangi atau menghindari makanan dan minuman ini dapat membantu mengurangi frekuensi kambuhnya sakit perut akibat asam lambung.
Pilihlah makanan yang lebih ramah di lambung, seperti sayuran rebus, buah rendah asam, dan sumber protein rendah lemak. Dengan memperhatikan asupan, Anda dapat menjaga kesehatan sistem pencernaan secara keseluruhan.
3. Kelola stres
Stres tidak hanya memengaruhi pikiran, tetapi juga berdampak pada kesehatan lambung. Saat stres, tubuh dapat meningkatkan produksi asam lambung yang memicu nyeri perut.
Untuk mengatasinya, Anda perlu mengelola stres dengan bijak, seperti melakukan relaksasi, meditasi, atau meluangkan waktu untuk hobi. Jika perlu, jangan ragu mencari dukungan dari keluarga, teman, atau profesional kesehatan mental, ya.
4. Jangan merokok
Merokok dapat melemahkan katup antara lambung dan kerongkongan, sehingga asam lambung lebih mudah naik dan menyebabkan iritasi. Menghentikan kebiasaan merokok terbukti membantu menurunkan risiko kambuhnya gejala asam lambung.
Selain itu, berhenti merokok juga memberikan manfaat tambahan untuk kesehatan jantung dan paru-paru. Meski proses berhenti merokok tidak mudah, Anda bisa mulai melakukannya dari sekarang dan lakukan secara perlahan dengan mencari kesibukan yang dapat mengalihkan keinginan untuk merokok.
5. Jaga berat badan ideal
Berat badan berlebih dapat memberikan tekanan tambahan pada lambung, sehingga meningkatkan kemungkinan naiknya asam lambung ke kerongkongan. Dengan menjaga berat badan ideal melalui pola makan seimbang dan olahraga teratur, risiko sakit perut akibat asam lambung dapat ditekan seminimal mungkin.
Untuk hasil yang optimal, lakukan secara bertahap dan konsisten. Anda bisa berkonsultasi ke dokter atau ahli gizi untuk memperoleh panduan yang tepat sesuai kondisi.
6. Gunakan obat sesuai anjuran dokter
Selain beberapa perawatan sederhana di rumah, Anda juga bisa mengonsumsi obat-obatan medis, seperti obat antasida atau obat penghambat asam lambung, untuk membantu meredakan gejala. Meski begitu, penggunaannya harus mengikuti anjuran dokter atau aturan pakai yang tertera pada kemasan.
Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya efek samping dan membuat obat bekerja secara optimal.
7. Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi
Cara mengatasi sakit perut akibat asam lambung selanjutnya adalah tidur dengan posisi kepala lebih tinggi. Upaya ini diketahui dapat membantu mencegah asam lambung naik ke kerongkongan saat tidur di malam hari. Anda bisa menggunakan bantal tambahan yang lebih tinggi untuk menyangga kepala saat tidur.
Selain itu, hindari makan berat sebelum tidur agar saluran cerna tidak bekerja ekstra saat Anda beristirahat. Dengan begitu, Anda bisa tidur lebih nyaman dan nyenyak.
Sakit perut akibat asam lambung umumnya dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup dan pengobatan yang tepat. Selain itu, hindari menunda makan dan perhatikan pola makan agar keluhan tidak mudah kambuh.
Meski terkadang bisa mereda dengan sendirinya, keluhan ini tentunya dapat menimbulkan ketidaknyamanan saat beraktivitas. Oleh karena itu, Anda perlu kenali gejalanya agar dapat menentukan langkah penanganan yang tepat.
Bila Anda mengalami gejala sakit perut akibat asam lambung yang disertai dengan gejala lain, seperti mual, muntah, pusing, dan mulut terasa asam atau pahit, padahal sudah menerapkan beberapa upaya sederhana di atas, jangan tunda untuk berkonsultasi ke dokter, ya.
Konsultasi dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja serta cepat dan praktis melalui Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER. Dengan begitu, dokter dapat menentukan penyebabnya dan memberikan pengobatan sesuai kondisi Anda.
Namun, segera pergi ke IGD atau klinik terdekat jika sakit perut akibat asam lambung disertai gejala yang lebih berat, seperti nyeri dada yang terasa menekan atau menjalar ke lengan, leher, atau rahang, nyeri saat menelan, atau bahkan muntah darah dan feses menjadi hitam.