Pasangan suami istri yang kesulitan memiliki keturunan tidak perlu berkecil hati. Selain dengan cara alami, prosedur bayi tabung juga bisa ditempuh untuk memiliki keturunan. Yuk, simak pembahasan mengenai prosedur bayi tabung di artikel ini.
Secara medis, prosedur bayi tabung disebut juga in vitro fertilization (IVF). Bayi tabung merupakan salah satu prosedur yang cukup efektif untuk menciptakan kehamilan pada pasangan yang memiliki gangguan kesuburan atau infertilitas.
Prosedur ini dilakukan dengan cara mempertemukan sel telur dan sel sperma di luar tubuh, yakni di dalam tabung khusus di laboratorium. Setelah sel telur tersebut berhasil dibuahi, bakal janin yang terbentuk akan ditanam di rahim untuk menghasilkan kehamilan.
Serangkaian Prosedur Bayi Tabung
Prosedur bayi tabung umumnya dianjurkan dokter ketika konsumsi obat-obatan, tindakan bedah, atau inseminasi buatan tidak mampu mengatasi masalah ketidaksuburan. Langkah ini juga bisa dilakukan pada pasangan yang sudah mencoba untuk menciptakan kehamilan selama bertahun-tahun, tapi tidak berhasil.
Berikut adalah serangkaian prosedur bayi tabung yang perlu Anda ketahui:
- Prosedur bayi tabung dimulai dengan pemberian suntikan hormon pada pasien wanita. Suntikan ini berfungsi untuk memproduksi beberapa sel telur sekaligus.
- Setelah itu, obat-obatan akan diberikan untuk membantu mematangkan sel telur yang berkembang dan merangsang proses ovulasi atau pelepasan sel telur.
- Pengujian melalui tes darah atau USG akan dilakukan untuk menentukan kesiapan tubuh untuk proses pengambilan sel telur.
- Setelah sel telur di tubuh pasien wanita sudah matang, dokter akan mengambil sel telur tersebut dengan jarum khusus. Prosedur ini biasanya dilakukan dengan bantuan USG dan bisa berlangsung sekitar 30–60 menit.
- Setelah itu, sel telur akan dipertemukan dengan sperma pasangan. Sperma ini biasanya diambil di hari yang sama dengan pengambilan sel telur. Kemudian, sel telur yang telah dibuahi akan disimpan (dikultur) dan dipantau di laboratorium.
- Saat embrio atau bakal janin hasil pembuahan sel telur dan sperma tersebut dianggap cukup matang, embrio akan dimasukkan melalui vagina ke dalam rahim dengan menggunakan tabung penyalur yang disebut kateter. Untuk memperbesar kemungkinan hamil, 3 embrio umumnya ditransfer sekaligus.
- Dua minggu setelah transfer embrio, pasien wanita akan diminta untuk melakukan tes kehamilan.
Berbagai Kondisi yang Membutuhkan Prosedur Bayi Tabung
Untuk sebagian wanita berusia di atas 40 tahun, prosedur bayi tabung kerap disarankan sebagai metode untuk mengatasi infertilitas atau ketidaksuburan. Selain itu, prosedur bayi tabung juga biasanya disarankan untuk beberapa kondisi yang kemungkinan menyebabkan sulit hamil, seperti:
- Gangguan pada tuba falopi atau rahim, misalnya jaringan parut di organ tersebut
- Gangguan ovulasi yang membuat produksi sel telur tidak teratur atau optimal
- Endometriosis
- Gangguan pada sperma pasangan, misalnya jumlah sperma rendah atau sperma tidak mampu mencapai rahim
- Masalah sistem kekebalan tubuh yang mengganggu sel telur atau sperma, misalnya penyakit autoimun
- Penyakit keturunan atau kelainan genetik tertentu
Mempertimbangkan Risiko Prosedur Bayi Tabung
Jika Anda dan pasangan berencana untuk menjalani bayi tabung, ingatlah bahwa prosedur ini tetap memiliki risiko yang harus dipertimbangkan. Meski relatif jarang terjadi, prosedur bayi tabung bisa menimbulkan infeksi, perdarahan, atau kerusakan pada organ tubuh tertentu, misalnya usus.
Selain itu, wanita yang menjalani prosedur bayi tabung juga bisa mengalami sindrom hiperstimulasi ovarium. Hal ini terjadi akibat efek samping obat-obatan yang digunakan untuk merangsang pembentukan sel telur di indung telur (ovarium).
Kondisi ini bisa menyebabkan gejala yang beragam, mulai dari kembung, kram, atau nyeri ringan, sembelit, penambahan berat badan, hingga rasa sakit yang tak tertahankan pada perut.
Selain itu, masih ada beberapa risiko lain dari prosedur bayi tabung, yakni:
- Keguguran
- Kehamilan kembar, jika embrio yang ditanamkan ke dalam rahim lebih dari 1 dan berhasil tumbuh
- Kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah
- Kehamilan ektopik atau hamil di luar kandungan
- Kelainan genetik pada janin
Selain itu, prosedur bayi tabung yang menguras banyak tenaga, emosi, dan biaya mungkin untuk menyebabkan stres. Hal ini juga bisa mengganggu efektivitas prosedur bayi tabung.
Faktor Penentu Keberhasilan Prosedur Bayi Tabung
Ada beberapa faktor yang turut menentukan keberhasilan prosedur bayi tabung. Usia wanita merupakan salah satu faktor utama. Usia optimal wanita untuk keberhasilan proses bayi tabung adalah sekitar 23–39 tahun, dengan persentase tertinggi di bawah usia 35 tahun.
Selain usia, beberapa faktor lain juga bisa mempengaruhi tingkat keberhasilan prosedur bayi tabung, misalnya riwayat kesehatan organ reproduksi, penyebab infertilitas, dan faktor gaya hidup.
Faktor lain, seperti penggunaan metode terapi alternatif untuk meningkatkan kesuburan, juga diduga dapat memengaruhi keberhasilan program bayi tabung. Namun, hal ini masih butuh diteliti lebih lanjut.
Mengingat banyaknya hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan prosedur bayi tabung, Anda dan pasangan dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Dengan begitu, dokter bisa memberi saran yang sesuai dengan kondisi Anda.