Apakah Bunda dan Ayah masih gengsi untuk meminta maaf kepada anak ketika berbuat salah? Padahal, meminta maaf kepada anak saat berbuat salah bisa memberikan contoh yang baik untuk membentuk karakter anak, lho. Namun, jangan hanya asal meminta maaf, ya. Yuk, simak caranya di sini.

Masih banyak orang tua yang merasa tidak nyaman, segan, atau malu untuk mengakui kesalahan yang dilakukan kepada buah hati mereka, sehingga enggan untuk meminta maaf. Mereka menganggap bahwa sikap ini merupakan tanda kelemahan yang dapat mengurangi rasa hormat anak kepada orang tua.

Seperti Ini Cara Meminta Maaf kepada Anak yang Tepat - Alodokter

Selain itu, tidak sedikit juga orang tua yang masih berpikir bahwa mengakui kesalahan dan minta maaf kepada anak dapat membuat mereka kehilangan kendali atas diri anak, dan khawatir anak akan bersikap seenaknya.

Cara Meminta Maaf kepada Anak

Sebenarnya meminta maaf ketika berbuat salah merupakan sikap wajib yang harus dilakukan oleh siapa pun, tidak terkecuali oleh orang tua kepada anaknya.

Alih-alih mengurangi rasa hormat, sikap ini justru mengajarkan anak untuk berani meminta maaf jika berbuat salah, mengakui kesalahan, dan mengerti tentang pentingnya kejujuran.

Selain itu, memberi contoh untuk selalu meminta maaf saat berbuat kesalahan juga dapat mempererat hubungan, menanamkan sikap saling menghargai, dan menumbuhkan rasa tanggung jawab, serta empati pada diri anak.

Melihat banyaknya manfaat dari meminta maaf, Bunda dan Ayah tidak perlu malu untuk melakukannya, ya. Ada berbagai cara tepat untuk meminta maaf kepada Si Kecil yang bisa Bunda dan Ayah terapkan, yaitu:

1. Minta maaf dengan tulus

Ketika meminta maaf, bicaralah dengan ketulusan hati dan nada yang lembut. Sembari mengucapkan kata maaf, tataplah mata Si Kecil, dan usap pula kepalanya. Hal ini menunjukkan bahwa Bunda dan Ayah bersungguh-sungguh untuk meminta maaf kepadanya.

Hindari kalimat seperti, “Bunda minta maaf karena membentak kamu. Tetapi ini tidak akan terjadi kalau kamu merapikan mainanmu sendiri.” Kalimat seperti ini bukanlah permintaan maaf yang tulus. Akuilah kesalahan kalian berdua tanpa harus mengungkit-ungkit perbuatan Si Kecil yang mungkin menjadi pemicunya.

2. Jelaskan mengapa kesalahan itu terjadi

Jelaskan alasan mengapa Bunda dan Ayah melakukan kesalahan tersebut. Pastikan penjelasannya dapat dimengerti oleh Si Kecil, ya. Sebagai contoh, ucapkan, “Bunda minta maaf, ya, Nak, karena tidak sengaja membuang kertas gambarmu saat membersihkan kamar.” Atau “maaf ya nak, tadi Bunda tidak sabar dan berteriak saat menegurmu.”

3. Minta maaf jika melakukan kesalahan sekecil apa pun

Walaupun hanya kesalahan kecil, Bunda dan Ayah jangan sungkan dan ragu untuk meminta maaf kepada Si Kecil. Hal ini juga akan membiasakan ia untuk bersikap demikian ketika melakukan kesalahan kepada orang lain, misalnya teman atau saudaranya.

Selain dapat menjadi cara yang baik untuk mendidik anak, memberi contoh seperti itu juga bisa membuat anak menjadi lebih sopan.

4. Pahami perasaan anak dan tawarkan konsekuensi

Ketika Bunda dan Ayah melakukan kesalahan, Si Kecil bisa saja merasa kecewa atau marah. Nah, di saat ini sangat penting untuk memahami perasaannya dengan baik. Jangan sampai karena Si Kecil ngambek, Bunda dan Ayah justru memarahinya.

Cobalah untuk menawarkan konsekuensi dari kesalahan yang Bunda dan Ayah lakukan. Akan tetapi, tawarkan konsekuensi yang baik, ya. Misalnya, dengan mengatakan, “Ayah tahu kalau kamu menunggu Ayah pulang cepat. Maaf, ya, Ayah tidak menepati janji dan mengecewakanmu. Sekarang, bagaimana kalau kita menonton film bersama?”

Setelah mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada Si Kecil, sebisa mungkin Bunda dan Ayah tidak mengulanginya lagi, ya. Ingatlah bahwa anak merupakan peniru yang ulung. Oleh karena itu, berikanlah contoh yang baik agar Si Kecil juga bisa bersikap demikian.

Buang jauh-jauh rasa malu untuk meminta maaf kepada anak ketika Bunda dan Ayah melakukan kesalahan. Selain itu, lakukan juga kebiasaan baik dan hindari berbagai kebiasaan buruk yang mungkin dapat ditiru oleh Si Kecil, misalnya mudah marah, suka mengkritik, atau sering mengeluh.

Jika Bunda dan Ayah masih merasa kesulitan untuk mengucapkan kata maaf atau merasa Si Kecil sulit untuk menerima pernyataan maaf yang sudah Bunda dan Ayah utarakan, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan psikolog yang memang khusus menangani masalah perkembangan psikologi anak.