Seroquel adalah obat yang mengandung zat aktif quetiapine. Obat ini berguna untuk mengatasi gangguan mental, seperti skizofrenia, gangguan bipolar, dan depresi berat. Seroquel biasanya digunakan sebagai terapi tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain, tergantung pada kondisi pasien.

Quetiapine dalam Seroquel bekerja dengan cara menghambat kerja dari sebagian zat kimia alami (neurotransmitter), seperti serotonin dan dopamin. Dengan cara kerja ini, zat kimia di otak menjadi seimbang sehingga mampu menstabilkan suasana hati, mengurangi halusinasi, dan meningkatkan konsentrasi. 

Seroquel

Apabila digunakan sesuai arahan dokter, Seroquel juga dapat meningkatkan selera makan, hasrat untuk beraktivitas, dan kualitas tidur, serta membantu pasien berpikir lebih jernih dan positif.

Produk Seroquel

Seroquel tersedia dalam beberapa varian produk seperti yang diuraikan berikut:

  • Seroquel 300 mg tablet salut selaput
  • Seroquel 100 mg tablet salut selaput
  • Seroquel 25 mg tablet salut selaput
  • Seroquel 200 mg tablet lepas lambat
  • Seroquel 300 mg tablet lepas lambat
  • Seroquel 400 mg tablet lepas lambat

Apa Itu Seroquel

Bahan aktif Quetiapine
Golongan Obat resep
Kategori Antipsikotik atipikal
Manfaat Mengobati gangguan mental, seperti skizofrenia, depresi mayor, dan gangguan bipolar
Digunakan oleh Dewasa
Seroquel untuk ibu hamil Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. 
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Seroquel untuk ibu menyusui Seroquel umumnya masih boleh digunakan oleh ibu menyusui selama mengikuti anjuran dokter.
Namun, perhatikan tanda-tanda pada bayi, seperti kantuk berat, serta tahapan tumbuh kembangnya, terutama bila ibu juga menggunakan obat antipsikotik lain secara bersamaan.
Bentuk obat Tablet salut selaput dann tablet lepas lambat

Peringatan sebelum Menggunakan Seroquel

Penggunaan Seroquel perlu dilakukan dengan hati-hati. Pastikan Anda memahami beberapa hal berikut sebelum mulai mengonsumsi obat ini:

  • Informasikan ke dokter mengenai riwayat alergi yang dimiliki. Seroquel tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap quetiapine.
  • Sampaikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita katarak, penyumbatan pada usus, demensia, hipertensi, diabetes, glaukoma, kanker payudara, penyakit liver, atau penyakit Parkinson
  • Diskusikan dengan dokter perihal penggunaan Seroquel bila Anda pernah mengalami hiperglikemia, kadar kalium rendah (hipokalemia), hipomagnesemia, kadar kolesterol atau lemak darah tinggi, hipotiroidisme, atau kadar prolaktin tinggi (hiperprolaktinemia).
  • Beri tahu dokter sebelum menggunakan Seroquel bila Anda pernah atau sedang mengalami kesulitan menelan, dehidrasi, sembelit, gangguan prostat, kejang, atau timbul pikiran untuk bunuh diri.
  • Bicarakan dengan dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit jantung, termasuk serangan jantung, gagal jantung, kelainan pada hasil EKG, atau gangguan irama jantung (aritmia). Beri tahu juga kepada dokter bila ada orang tua atau saudara kandung yang memiliki penyakit jantung.
  • Konsultasikan ke dokter jika Anda juga menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan bila timbul pusing dan kantuk setelah mengonsumsi Seroquel. Pastikan Anda benar-benar prima sebelum kembali beraktivitas.
  • Hindari mengonsumsi minuman beralkohol saat menjalani pengobatan Seroquel, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
  • Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
  • Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan Seroquel.

Dosis dan Aturan Pakai Seroquel

Dosis Seroquel ditentukan berdasarkan usia, kondisi, dan respons pasien terhadap pengobatan. Dosis akan ditentukan dan ditingkatkan secara bertahap oleh dokter.

Berikut adalah dosis umum pemberian Seroquel untuk orang dewasa sesuai kondisi yang ditangani:

Kondisi: Skizofrenia 

Seroquel tablet salut selaput

Dewasa

  • Hari ke-1: 25 mg, 2 kali sehari
  • Hari ke-2: 50 mg, 2 kali sehari
  • Hari ke-3: 100 mg, 2 kali sehari
  • Hari ke-4: 150 mg, 2 kali sehari
  • Hari ke-5 dan seterusnya, dosis obat akan disesuaikan dengan respons pasien. Kisaran dosis harian: 300–450 mg per hari, dibagi dalam 2 dosis. Dosis maksimal 750 mg per hari.

Seroquel tablet lepas lambat

Dewasa: Hari ke-1: 300 mg, 1 kali sehari, diikuti dengan 600 mg 1 kali sehari pada hari ke-2. Dosis hari selanjutnya akan disesuaikan dengan respons pasien. Dosis harian umumnya: 600 mg, 1 kali sehari. Dosis maksimal 800 mg per hari.

Kondisi: Fase mania akut pada gangguan bipolar

Seroquel tablet salut selaput

  • Dewasa: Hari ke-1 50 mg, 2 kali sehari; hari ke-2 100 mg, 2 kali sehari; hari ke-3 150 mg, 2 kali sehari; hari ke-4 200 mg, 2 kali sehari. Hari ke-5 dan seterusnya, dosis obat akan disesuaikan dengan respons pasien. Dosis harian umumnya: 200–400 mg, 2 kali sehari. Dosis maksimal 800 mg per hari.

Seroquel tablet lepas lambat

  • Dewasa: Hari ke-1: 300 mg 1 kali sehari, diikuti dengan 600 mg 1 kali sehari pada hari ke-2. Dosis hari selanjutnya akan disesuaikan dengan respons pasien. Dosis harian umumnya: 400–800 mg, 1 kali sehari.

Kondisi: Fase depresi pada gangguan bipolar

Seroquel tablet salut selaput atau tablet lepas lambat

  • Dewasa: Hari ke-1 50 mg 1 kali sehari yang dikonsumsi sebelum tidur; hari ke-2 100 mg 1 kali sehari; hari ke-3 200 mg 1 kali sehari; hari ke-4 300 mg 1 kali sehari. Hari ke-5 dan seterusnya, dosis obat akan disesuaikan dengan respons pasien. Dosis harian umumnya: 300 mg. Dosis maksimal 600 mg per hari.

Kondisi: Pencegahan gangguan bipolar 

Seroquel tablet salut selaput

  • Dewasa: 300–800 mg per hari yang dibagi dalam 2 jadwal konsumsi.

Seroquel tablet lepas lambat

  • Dewasa: 300–800 mg 1 kali sehari.

Kondisi: Depresi (dikombinasikan dengan obat antidepresan)

Seroquel tablet lepas lambat

  • Hari ke-1 dan ke-2 50 mg 1 kali sehari, dikonsumsi sebelum tidur malam. Hari ke-3 dan ke-4 150 mg 1 kali sehari. Dosis pada hari selanjutnya akan disesuaikan dengan respons pasien terhadap pengobatan. Dosis harian umumnya: 150–300 mg 1 kali sehari.

Cara Menggunakan Seroquel dengan Benar

Gunakan Seroquel sesuai anjuran dokter dan bacalah aturan pakai yang terdapat pada kemasan obat. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.

Agar Seroquel bekerja secara optimal, ikutilah cara-cara berikut ini:

  • Seroquel tablet salut selaput bisa dikonsumsi bersama makanan atau tanpa makanan. Sementara Seroquel tablet lepas lambat sebaiknya diminum ketika perut dalam kondisi kosong.
  • Telan tablet obat secara utuh dengan bantuan air putih. Jangan membelah atau menggerus Seroquel tablet lepas lambat sebelum menelannya.
  • Pastikan untuk mengonsumsi obat sesuai durasi waktu yang ditentukan oleh dokter meskipun Anda merasa sudah sehat. 
  • Jika Anda lupa menggunakan Seroquel, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu konsumsi obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
  • Lakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang diberikan dokter agar kondisi dan respons terapi dapat terpantau. Selama menggunakan Seroquel, Anda mungkin akan diminta untuk menjalani pemeriksaan tertentu.
  • Simpan Seroquel di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
  • Jangan menggunakan Seroquel yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa.

Interaksi Seroquel dengan Obat Lain

Beberapa efek interaksi yang dapat terjadi jika Seroquel digunakan dengan obat-obatan tertentu adalah:

  • Penurunan efektivitas Seroquel bila digunakan bersama carbamazepine, phenytoin, atau rifampicin
  • Penurunan efektivitas dari levodopa
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping Seroquel jika digunakan dengan ketoconazole, itraconazole, verapamil, clarithromycin, atau ritonavir
  • Peningkatan risiko terjadinya aritmia jika digunakan bersamaan methadone; antiaritmia, misalnya sotalol atau amiodarone; antibiotik, seperti moxifloxacin atau gatifloxacin; serta chlorpromazine

Efek interaksi obat juga dapat timbul jika Seroquel dikonsumsi bersama makanan atau minuman tertentu. Jika dikonsumsi dengan makanan tinggi lemak atau grapefruit maupun olahannya, risiko terjadinya efek samping Seroquel dapat meningkat.

Untuk mencegah interaksi yang tidak diinginkan, konsultasikan ke dokter bila Anda hendak menggunakan Seroquel bersama obat, suplemen, atau produk herbal tertentu.

Efek Samping dan Bahaya Seroquel 

Beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah mengonsumsi Seroquel adalah:

  • Gangguan bicara
  • Pusing, kantuk, atau tubuh mudah lelah
  • Lemas atau kurang bertenaga
  • Detak jantung cepat
  • Pusing berat seperti akan pingsan
  • Nafsu makan meningkat dan berat badan bertambah
  • Sakit perut atau sembelit
  • Mual dan muntah
  • Hidung tersumbat
  • Mulut kering
  • Kesulitan bergerak

Hubungi dokter lewat chat jika keluhan yang disebutkan di atas tidak kunjung mereda atau makin parah. Dokter akan memberikan saran atau pengobatan untuk mengatasi efek samping tersebut.

Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Sembelit disertai sakit perut yang tidak kunjung membaik
  • Sulit menelan atau hilang selera makan
  • Nyeri atau kesulitan buang air kecil
  • Tardive dyskinesia, yang bisa ditandai dengan munculnya gerakan tidak terkontrol pada wajah, bibir, lidah, tangan, atau kaki
  • Peningkatan kadar prolaktin, yang dapat ditandai dengan pembesaran payudara atau disfungsi seksual pada pria, dan gangguan siklus menstruasi atau keluarnya ASI di luar masa menyusui pada wanita
  • Tekanan darah tinggi, serta denyut jantung yang cepat, lambat, atau tidak teratur
  • Rasa melayang, mati rasa atau kelemahan yang muncul tiba-tiba, atau sakit kepala berat
  • Gangguan pada mata, seperti penglihatan kabur, nyeri atau kemerahan pada mata, atau melihat lingkaran cahaya di sekitar lampu
  • Kejang
  • Tubuh terasa sangat panas atau malah sangat dingin yang tidak diketahui penyebabnya
  • Tanda-tanda infeksi, seperti demam, menggigil, sakit tenggorokan, nyeri tubuh, kelelahan yang tidak biasa, hilang nafsu makan, mudah memar, atau mudah berdarah
  • Neuroleptic malignant syndrome, yang bisa ditandai dengan demam, otot kaku atau lemah, nyeri otot, tubuh terasa lelah, linglung, jantung berdebar, urine berwarna gelap, atau perubahan jumlah urine
  • Keluhan gula darah tinggi (hiperglikemia), seperti sangat haus atau sering buang air kecil, mulut kering, serta napas berbau seperti buah