Skinny fat adalah istilah untuk menggambarkan kondisi seseorang yang tampak kurus, tetapi memiliki massa lemak lebih besar daripada massa otot. Orang dengan skinny fat bisa saja memiliki berat badan normal, padahal tubuhnya menyimpan banyak tumpukan lemak dan biasanya di bagian perut.

Lemak perut terbagi menjadi dua jenis, yaitu lemak subkutan dan lemak viseral. Lemak subkutan adalah lemak yang berada di bagian bawah kulit sehingga dapat dirasakan dengan cara dicubit, sedangkan lemak viseral merupakan lemak yang berada di sekitar organ dalam, seperti usus, lambung, dan hati.

Skinny Fat, Ketahui Penyebab dan Cara Menanganinya - Alodokter

Kelebihan lemak viseral dan lemak subkutan dapat menyebabkan beberapa kondisi, salah satunya skinny fat bila terjadi pada orang yang kurus atau berat badannya normal.

Penyebab Skinny Fat

Dalam dunia medis, skinny fat juga dikenal sebagai normal weight obesity. Oleh karena itu, jika dibiarkan terlalu lama, kondisi ini dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan yang sama dengan obesitas pada umumnya, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit jantung.

Skinny fat dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, yaitu:

1. Konsumsi makanan tidak bergizi

Pola makan tidak sehat dan kurang bergizi, seperti mengonsumsi terlalu banyak makanan olahan yang tinggi lemak dan gula, dapat meningkatkan risiko terjadinya penumpukan lemak dalam tubuh.

Selain itu, kurangnya asupan protein juga membuat tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk membangun massa otot.

Konsumsi makanan tinggi lemak dan gula serta kurangnya asupan protein bisa membuat massa lemak dalam tubuh menjadi lebih tinggi dari massa otot, sehingga seseorang akan mengalami skinny fat.

2. Kurang olahraga

Kurangnya aktivitas fisik atau jarang olahraga bisa menyebabkan asupan kalori yang diperoleh tubuh melalui makanan menjadi tidak terpakai. Akibatnya, kalori yang menumpuk akan disimpan menjadi jaringan lemak di tubuh.

Selain itu, efek kurang olahraga juga bisa membuat tubuh tidak memproduksi hormon yang merangsang pertumbuhan dan pembentukan otot dengan baik. Oleh karena itu, penurunan massa otot dapat terjadi dan bisa menyebabkan skinny fat.

3. Ketidakseimbangan hormon

Penyebab lain dari skinny fat adalah kadar hormon di dalam tubuh yang tidak seimbang. Beberapa jenis hormon, seperti leptin dan insulin, memiliki peran penting dalam mengatur nafsu makan dan metabolisme dalam tubuh.

Jika kadar keduanya tidak seimbang, tubuh akan terus merasa lapar dan menyebabkan seseorang makan dengan porsi banyak. Hal ini bisa memicu penumpukan lemak berlebih akibat makanan yang tidak diproses dengan baik oleh tubuh.

Cara Menangani Skinny Fat

Penanganan skinny fat bertujuan untuk meningkatkan massa otot agar seimbang dengan massa lemak dalam tubuh. Anda dapat meningkatkan massa otot dengan rutin melakukan olahraga yang melibatkan berat tubuh sendiri maupun beban tambahan, seperti squat, push up, atau angkat beban.

Anda perlu mengulangi gerakan olahraga tersebut beberapa kali agar tubuh dapat melepaskan hormon pertumbuhan yang akan mempercepat metabolisme dalam mengubah asam amino menjadi protein untuk pembentukan otot.

Selain rutin berolahraga, Anda juga harus menerapkan pola makan sehat dan bergizi seimbang. Berikut ini adalah pola makan yang dianjurkan agar terhindar dari skinny fat:

  • Mengonsumsi lebih banyak makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran
  • Memperbanyak asupan protein, misalnya telur, daging tanpa lemak, ikan, atau dada ayam
  • Mengurangi konsumsi minuman berkalori tinggi, seperti soda dan minuman kalengan
  • Menghindari makanan olahan dengan kandungan gula yang tinggi, misalnya sereal, cokelat, permen, atau es krim

Perlu diingat kembali bahwa skinny fat memiliki risiko yang sama dengan obesitas. Oleh karena itu, skinny fat bukanlah hal yang dapat Anda sepelekan. Untuk mendeteksi skinny fat, Anda sebenarnya bisa menggunakan alat khusus yang biasanya terdapat di pusat olahraga, seperti gym.

Namun, agar lebih pasti dalam mendeteksi skinny fat, Anda disarankan berkonsultasi ke dokter. Selama konsultasi, Anda juga dapat menanyakan pola makan yang tepat dan sesuai kebutuhan tubuh Anda.