Krisis paruh baya merupakan bagian normal dari perjalanan hidup. Namun, mungkin banyak dari kita yang belum begitu paham apa sebenarnya krisis paruh baya, apa penyebabnya, dan bagaimana cara menghadapinya. Untuk lebih jelasnya, simak artikel ini.

Krisis paruh baya adalah periode ketika seseorang berusia 40–50-an tahun merasa khawatir, bingung, atau takut pada kenyataan bahwa hidup mereka semakin mendekati masa tua, sementara di sisi lain mereka ingin tetap merasa muda kembali.

Sudah Berumur tapi Sering Galau? Jangan-jangan Krisis Paruh Baya - Alodokter

Meski kerap disalah artikan sebagai puber kedua, umumnya kondisi ini dapat ditandai dengan kegelisahan, keraguan, kelelahan, merasa seperti orang yang gagal, mengabaikan kebersihan diri, gangguan tidur, kenaikan atau penurunan berat badan, serta suasana hati yang mudah berubah drastis, seperti marah, sedih, dan cemas.

Kenali Penyebab Krisis Paruh Baya

Ada beberapa faktor yang sering memicu terjadinya krisis paruh baya, di antaranya:

1. Kekhawatiran masalah karier

Pada fase krisis paruh baya, orang dewasa umumnya akan lebih banyak mempertanyakan seperti apa kehidupan mereka jika mengambil jalan karier yang berbeda, atau mereka melihat ke belakang tentang apa saja yang sudah dilakukan selama ini.

Hal ini kemudian bisa membuat beberapa orang menyesal tidak memilih karier yang berbeda atau tidak menciptakan kehidupan yang pernah mereka impikan. Jika tidak terkontrol, emosi yang timbul akibat pikiran tersebut bisa menyebabkan stres, rasa tidak nyaman, dan keresahan batin.

2. Banyak beban yang dipikul

Selain masalah karier, krisis paruh baya bisa dialami seseorang karena banyaknya beban yang dipikul, seperti merawat orang tua yang sudah sakit-sakitan, mengurus anak yang masih kecil, atau membayar banyak tagihan dan utang.

Banyaknya beban tersebut cenderung membuat seseorang melihat kembali kehidupan sebelumnya dan muncul pikiran bahwa dia sebenarnya bisa lebih bahagia bila melakukan perubahan besar. Pikiran ini kemudian bisa menimbulkan kegelisahan dan kecemasan finansial di masa paruh baya.

3. Terjadi banyak perubahan dalam hidup

Pada saat seseorang mencapai usia paruh baya, dia mungkin akan mengalami banyak perubahan dalam hidupnya yang bisa memicu trauma mendalam, seperti kematian anggota keluarga, perceraian, pemutusan hubungan kerja, kehilangan kesuburan, atau menopause.

Beberapa perubahan tersebut bisa membuat seseorang terus merasa sedih, cemas, tidak bersemangat, hingga mulai mempertanyakan kembali pilihan-pilihan hidupnya., terutama jika dia mengalami kegagalan dalam berumah tangga.

4. Penurunan kemampuan fisik

Mulai adanya penyakit yang diderita atau penurunan kemampuan fisik juga bisa memicu krisis paruh baya. Pada fase ini, sebagian orang mungkin merasa masa muda mereka terlalu cepat berlalu sehingga ingin sekali kembali ke masa-masa dahulu.

Inilah yang bisa menyebabkan orang yang mengalami krisis paruh baya bertingkah seperti orang yang berusia 20 tahunan.

Cara Menghadapi Krisis Paruh Baya

Sebenarnya wajar jika Anda mengalami krisis paruh baya. Namun, ini tidak boleh dianggap remeh, karena bila tidak dihadapi dengan bijak, krisis paruh baya bisa menyebabkan depresi atau gangguan kecemasan. Untuk menghadapi krisis paruh baya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain:

  • Mengevaluasi kembali pilihan-pilihan hidup dan menentukan hal yang dirasa benar-benar tepat dilakukan.
  • Mencoba mengambil langkah menuju masa depan baru. Misalnya, mengikuti workshop atau kelas tertentu dan membuka bisnis baru.
  • Memanfaatkan waktu untuk berpikir dan merencanakan hidup secara bertahap.
  • Menghabiskan waktu untuk berlibur dan relaksasi di alam, seperti duduk di tepi pantai, berjalan-jalan di sekitar pepohonan, atau berolahraga di luar ruangan.

Krisis paruh baya tidak selalu dimaknai negatif. Pada fase ini, mungkin saja menjadi kesempatan yang baik untuk Anda mengenali diri sendiri dan dunia yang lebih luas, serta menggali ide kreatif atau gagasan baru. Dengan begitu, krisis paruh baya bisa dihadapi dengan baik dan justru akan berdampak positif ke depannya.

Krisis paruh baya memang bisa menjadi masa yang sangat berat, bahkan bagi orang yang memiliki mental kuat sekalipun. Oleh karena itu, apabila Anda masih kesulitan menghadapi krisis paruh baya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.