Tumor rahim adalah benjolan yang muncul karena sel tumbuh secara berlebihan pada dinding otot rahim atau endometrium, yaitu lapisan terdalam di rongga rahim. Tumor rahim dapat bersifat jinak atau ganas (kanker).

Tumor rahim ganas atau kanker rahim memiliki sel yang tumbuh dengan cepat dan dapat merusak sel lain di dekatnya. Sel kanker ini juga dapat menyebar ke bagian tubuh lain yang jauh dan membentuk tumor baru.

Tumor Rahim - Alodokter

Sebaliknya, sel pada tumor rahim jinak tumbuh lebih lambat, tidak menyerang sel lain di sekitarnya, dan tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain. Meski begitu, tumor rahim jinak ini juga dapat menimbulkan gangguan, seperti pendarahan atau nyeri yang tidak tertahankan.

Jenis dan Karakteristik Tumor Rahim

Tumor rahim jinak dan ganas terbagi menjadi beberapa jenis dengan karakteristik yang berbeda-beda. Berikut adalah penjelasannya:

Tumor rahim jinak

Berikut adalah jenis tumor rahim jinak yang paling sering ditemui:

Uterine fibroid atau miom

Benjolan dengan ukuran bervariasi ini dapat tumbuh di dalam dinding otot rahim, menonjol ke dalam rongga rahim, atau di bagian luar rahim. Miom hampir tidak pernah berubah menjadi kanker.

Miom biasanya akan membesar di usia reproduktif dan mengecil setelah menopause. Kondisi ini umumnya tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, miom yang besar atau berjumlah banyak dapat menyebabkan perut membuncit, sembelit, atau keputihan yang terus-menerus.

Adenomiosis

Adenomiosis terjadi ketika lapisan endometrium tumbuh dan membentuk benjolan di dalam dinding otot rahim. Kondisi ini dapat menyebabkan ukuran rahim membesar sampai 3 kali lipat dan kram menstruasi yang parah. Meskipun begitu, adenomiosis tidak berkembang menjadi kanker.

Polip rahim

Polip rahim adalah benjolan bertangkai yang tumbuh di dinding dalam rahim atau endometrium. Tumor rahim ini bisa berjumlah lebih dari satu. Umumnya, polip termasuk tumor jinak, tetapi ada juga yang dapat berubah menjadi kanker.

Tumor rahim ganas

Ada dua jenis kanker rahim, yaitu:

Kanker endometrium

Kanker endometrium berasal dari sel-sel di lapisan endometrium. Kanker ini terbagi menjadi tipe yang tumbuh lambat dan berisiko rendah untuk menyebar, serta tipe yang tumbuh lebih cepat dan besar kemungkinannya untuk menyebar.

Sarkoma uterus

Sarkoma uterus terbentuk di dinding otot rahim atau jaringan ikat yang menopang lapisan endometrium. Dibandingkan dengan kanker endometrium, sarkoma uteri jarang terjadi. Selain itu, kanker jenis ini juga sering kali lebih agresif dan lebih sulit diobati.

Penyebab dan Faktor Risiko Tumor Rahim

Tumor rahim disebabkan oleh pertumbuhan sel yang tidak terkendali di rahim. Belum diketahui secara pasti mengapa hal tersebut terjadi. Namun, kebanyakan tumor rahim dipengaruhi oleh kadar hormon estrogen yang berlebih dalam tubuh.

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko tumor rahim adalah:

  • Mempunyai keluarga yang menderita tumor rahim
  • Berusia di atas 50 tahun
  • Mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun
  • Mengalami menopause setelah usia 55 tahun
  • Belum pernah hamil
  • Menderita kekurangan vitamin D
  • Menderita obesitas atau kelebihan berat badan
  • Memiliki pola makan yang buruk, seperti tinggi daging merah dan rendah sayur atau buah-buahan
  • Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
  • Menggunakan kontrasepsi oral (pil KB) sebelum usia 16 tahun
  • Menderita hipertensi atau diabetes tipe 2
  • Pernah menjalani operasi pada rahim
  • Menderita kanker lain, misal kanker payudara
  • Mengonsumsi obat tamoxifen untuk menangani kanker payudara
  • Pernah menjalani terapi radiasi pada bagian panggul
  • Menjalani terapi penggantian hormon dengan estrogen setelah menopause

Gejala Tumor Rahim

Beberapa gejala umum yang biasanya dialami oleh penderita tumor rahim jinak antara lain:

  • Pendarahan yang banyak atau menyakitkan saat menstruasi (dismenore)
  • Menstruasi yang lebih sering atau lebih lama (menorrhagia)
  • Nyeri panggul atau nyeri punggung bawah
  • Nyeri saat berhubungan seksual (dispareunia)
  • Perut terasa penuh
  • Sering buang air kecil jika tumor menekan kantung kemih
  • Sulit buang air kecil atau sembelit jika tumor besar

Adapun tanda atau gejala untuk kanker rahim bisa berupa:

  • Pendarahan atau flek darah setelah menopause
  • Menstruasi yang tidak kunjung berhenti
  • Perdarahan di antara periode menstruasi
  • Keputihan yang berbau busuk dan encer
  • Nyeri panggul
  • Nyeri saat berhubungan intim
  • Sulit buang air kecil atau buang air besar
  • Adanya darah pada urine dan tinja
  • Penumpukan cairan di perut (asites) atau di kaki (limfedema)
  • Sakit perut bagian bawah
  • Berat badan menurun tanpa sebab yang jelas

Kapan harus ke dokter

Tumor rahim jinak atau ganas bisa memiliki gejala yang mirip. Oleh karena itu, jika Anda mengalami gejala seperti di atas, lakukan pemeriksaan ke dokter agar penyebabnya bisa diketahui dan ditangani.

Diagnosis Tumor Rahim

Untuk mendiagnosis tumor rahim, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien dan keluarganya terlebih dahulu. Selanjutnya, dokter akan memeriksa area perut bawah dan panggul, termasuk vagina dan leher rahim (serviks). Pemeriksaan fisik ini akan menunjukkan apakah rahim membesar atau nyeri saat ditekan.

Dokter juga akan melakukan tes penunjang lain untuk memastikan diagnosis. Beberapa tes penunjang yang biasanya dilakukan adalah:

  • USG transvaginal, untuk mendeteksi ketebalan lapisan endometrium atau melihat apakah ada benjolan di dalam rahim
  • MRI rahim, untuk melihat seberapa dalam pertumbuhan tumor pada rahim
  • Biopsi, untuk memastikan ada atau tidaknya sel kanker pada sampel lapisan endometrium yang diambil
  • Tes hitung darah lengkap, untuk mengecek anemia akibat pendarahan

Setelah diagnosis didapatkan, dokter akan melakukan tes lanjutan untuk mengetahui apakah sel kanker telah menyebar ke organ lain. Tes yang dilakukan antara lain:

  • Rontgen dada
  • CT scan atau MRI
  • PET scan

Pengobatan Tumor Rahim

Tumor rahim jinak umumnya tidak memerlukan penanganan. Namun, dokter akan melakukannya jika tumor tersebut mulai menimbulkan berbagai masalah, misalnya nyeri panggul, perdarahan yang hebat, atau sembelit.

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh dokter untuk mengatasi tumor rahim jinak meliputi:

  • Pemberian obat untuk menurunkan kadar estrogen dan menekan pertumbuhan tumor rahim jinak
  • Pemberian obat nyeri, misalnya ibuprofen
  • Miomektomi, untuk mengeluarkan tumor tanpa mengangkat rahim
  • Histerektomi, untuk mengangkat seluruh rahim pada kondisi tertentu, misalnya tumor yang sangat besar atau menyakitkan, atau yang berisiko menjadi kanker

Sementara itu, pengobatan yang diberikan untuk menangani kanker rahim antara lain:

  • Operasi sebagai penanganan utama, untuk mengangkat seluruh rahim, leher rahim, saluran tuba, dan ovarium (histerektomi total)
  • Terapi radiasi atau brakiterapi, untuk mengurangi risiko kambuhnya penyakit atau sebagai penanganan utama jika pasien tidak bisa menjalani operasi
  • Kemoradiasi, yaitu kombinasi obat kemoterapi dengan terapi radiasi, untuk mengurangi kambuhnya tumor rahim ganas yang berisiko tinggi kambuh
  • Terapi hormon, untuk mengendalikan pertumbuhan sel kanker yang sudah menyebar ke tempat lain
  • Kemoterapi, untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel kanker yang menyebar atau muncul kembali setelah operasi atau terapi radiasi

Komplikasi Tumor Rahim

Tumor rahim jinak dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti:

  • Anemia akibat perdarahan yang banyak saat menstruasi
  • Wasir akibat sulit buang air besar
  • Kemandulan atau keguguran
  • Solusio plasenta
  • Pertumbuhan janin terhambat
  • Persalinan prematur
  • Gangguan pada aktivitas sehari-hari karena perdarahan yang berlebih dan menyakitkan saat menstruasi
  • Perubahan tumor jinak menjadi ganas

Sementara itu, pada tumor rahim ganas, beberapa komplikasi yang dapat muncul, yaitu:

  • Anemia karena perdarahan vagina yang terus menerus
  • Penyebaran sel kanker ke bagian tubuh yang lain
  • Gangguan kecemasan atau depresi karena memikirkan kondisi dan kemungkinan untuk sembuh
  • Kematian, jika tumor ganas tidak ditangani dengan tepat

Pencegahan Tumor Rahim

Dikarenakan penyebab tumor rahim belum diketahui secara pasti, satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk mencegah tumor rahim adalah dengan menghindari faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan:

  • Menurunkan berat badan jika berat badan berlebih atau obesitas
  • Menggunakan tambahan hormon progesteron jika menjalani terapi dengan hormon estrogen
  • Berolahraga secara teratur
  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan bervariasi setiap harinya
  • Memantau kadar glukosa dalam darah secara teratur jika memiliki diabetes
  • Mengurangi konsumsi minuman beralkohol