Urutan imunisasi bayi penting untuk diketahui oleh setiap orang tua agar Si Kecil mendapatkan perlindungan maksimal dari berbagai penyakit menular dan berbahaya sejak dini. Dengan mengikuti jadwal imunisasi yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), risiko bayi terserang penyakit serius seperti hepatitis B, polio, campak, difteri, dan tetanus dapat ditekan secara signifikan.
Melalui imunisasi, tubuh bayi akan dilatih untuk mengenali dan melawan berbagai kuman penyebab penyakit. Proses ini membantu membangun sistem kekebalan tubuh alami yang kuat sehingga bayi tidak mudah sakit. Karena itulah, memahami urutan imunisasi bayi menjadi langkah penting dalam menjaga kesehatan anak sejak lahir hingga usia balita..
Mengapa Urutan Imunisasi Bayi Penting Diketahui
Setiap jenis vaksin memiliki jadwal dan urutan pemberian tertentu yang sudah disesuaikan dengan kemampuan sistem imun bayi. Jika imunisasi diberikan tidak sesuai jadwal, perlindungan terhadap penyakit bisa menjadi kurang optimal. Selain itu, beberapa vaksin perlu diberikan berulang (booster) agar daya tahan tubuh terhadap penyakit tetap kuat dalam jangka panjang.
Mengetahui urutan imunisasi bayi juga membantu orang tua untuk:
- Mempersiapkan waktu dan kondisi bayi sebelum imunisasi
- Menghindari keterlambatan yang bisa membuat jadwal vaksin tidak efektif
- Mengenali efek samping yang mungkin muncul dan cara mengatasinya
-
Memastikan seluruh imunisasi dasar dan tambahan terpenuhi
Urutan Imunisasi Bayi Berdasarkan Rekomendasi IDAI
Berikut urutan imunisasi bayi yang disarankan sejak bayi baru lahir hingga berusia 18 bulan:
1. Imunisasi hepatitis B (HB)
Vaksin hepatitis B diberikan untuk mencegah infeksi virus hepatitis B yang menyerang hati dan dapat menyebabkan sirosis hingga kanker hati di kemudian hari.
- Waktu pemberian: Idealnya dalam 24 jam setelah bayi lahir.
- Tujuan: Mencegah penularan hepatitis B dari ibu ke bayi saat persalinan.
- Efek samping ringan: Nyeri atau bengkak di tempat suntikan dan demam ringan, yang umumnya hilang dalam 1–2 hari.
2. Imunisasi polio (OPV/IPV)
Vaksin polio melindungi bayi dari virus polio yang bisa menyebabkan kelumpuhan permanen.
- Jenis vaksin:
- OPV (oral polio vaccine): Diteteskan ke mulut bayi.
- IPV (inactivated polio vaccine): Diberikan melalui suntikan.
- Jadwal pemberian: Sejak lahir, lalu diulang pada usia 2, 3, dan 4 bulan, serta booster pada 18 bulan.
- Catatan penting: Hindari menunda dosis lanjutan agar kekebalan terhadap polio terbentuk sempurna.
3. Imunisasi BCG
Imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guérin) melindungi bayi dari penyakit tuberkulosis (TB), terutama jenis berat seperti TB meningitis.
- Waktu pemberian: Sebelum bayi berusia 2 bulan, idealnya di usia 1 bulan.
- Cara pemberian: Disuntikkan di lengan atas kiri.
- Tanda berhasil: Timbul benjolan kecil yang kemudian membentuk luka parut kecil, menandakan vaksin bekerja.
4. Imunisasi DTP, HB, dan Hib (Pentavalen)
Vaksin kombinasi ini melindungi dari lima penyakit berbahaya: difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe b.
- Jadwal pemberian: Usia 2, 3, dan 4 bulan, serta booster di usia 18 bulan.
- Manfaat tambahan: Mengurangi jumlah suntikan karena lima perlindungan diberikan sekaligus.
- Efek samping umum: Demam ringan, nyeri di tempat suntikan, dan rewel. Biasanya membaik dalam waktu singkat.
5. Imunisasi campak dan rubella
Vaksin campak dan rubella (MR) melindungi bayi dari dua penyakit menular yang dapat menyebabkan komplikasi serius.
- Waktu pemberian: Dosis pertama pada usia 9 bulan dan booster pada 18 bulan.
- Manfaat: Melindungi bayi dari risiko radang paru, infeksi telinga, hingga risiko cacat lahir jika rubella menyerang ibu hamil.
Imunisasi Tambahan yang Dianjurkan
Selain imunisasi dasar, IDAI juga merekomendasikan imunisasi tambahan agar perlindungan Si Kecil semakin lengkap, terutama di daerah dengan risiko tinggi penyakit menular. Beberapa di antaranya:
- Vaksin rotavirus: Mencegah diare berat akibat infeksi rotavirus, yang bisa menyebabkan dehidrasi berbahaya.
- Vaksin PCV (pneumokokus): Melindungi dari infeksi paru (pneumonia), meningitis, dan infeksi telinga.
- Vaksin influenza: Diberikan setiap tahun untuk mencegah flu berat dan komplikasinya.
- Vaksin varisela (cacar air): Melindungi dari cacar air dan komplikasi infeksi kulit.
- Vaksin Japanese encephalitis (JE): Disarankan bagi anak yang tinggal atau bepergian ke daerah endemis, untuk mencegah infeksi otak akibat virus JE.
- Vaksin MMR: Mencegah campak, gondongan, dan rubella dengan tingkat efektivitas tinggi.
Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum dan sesudah Imunisasi Bayi
Agar proses imunisasi berjalan lancar, perhatikan beberapa hal berikut:
- Pastikan bayi dalam kondisi sehat dan tidak demam tinggi sebelum imunisasi.
-
Berikan ASI eksklusif sebelum dan sesudah vaksin untuk membuat bayi lebih tenang.
-
Catat jadwal vaksin di buku KIA dan pastikan tidak ada yang terlewat.
- Setelah imunisasi, pantau kondisi bayi. Efek samping seperti demam ringan, kemerahan, atau bengkak di area suntikan merupakan hal yang wajar dan akan hilang dalam beberapa hari.
-
Jika muncul tanda bahaya seperti demam tinggi lebih dari 3 hari, sesak napas, atau kejang, segera konsultasikan dengan dokter.
Tips Agar Jadwal Imunisasi Bayi Tidak Terlewat
Menjaga konsistensi jadwal imunisasi bisa menjadi tantangan bagi orang tua yang sibuk. Berikut tips praktis untuk membantu Anda:
- Gunakan pengingat di kalender ponsel atau aplikasi kesehatan.
- Catat jadwal lengkap vaksin di rumah dan beri tanda setelah vaksin diberikan.
- Lakukan imunisasi di fasilitas kesehatan terdekat agar lebih mudah diakses.
-
Bila bayi sedang sakit ringan, konsultasikan dengan dokter apakah imunisasi bisa tetap dilakukan.
Melakukan imunisasi sesuai urutan yang direkomendasikan bukan hanya kewajiban, tetapi juga bentuk kasih sayang dan perlindungan terbaik untuk anak. Dengan imunisasi yang lengkap dan tepat waktu, Si Kecil dapat tumbuh sehat, kuat, dan terhindar dari penyakit berbahaya.
Jadi, jangan tunda lagi—pastikan jadwal imunisasi bayi Anda lengkap dan sesuai anjuran dokter. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang manfaat imunisasi atau menjadwalkan vaksinasi, gunakan fitur Chat Bersama Dokter atau Booking Rumah Sakit melalui aplikasi Alodokter untuk mendapatkan pelayanan terbaik bagi buah hati Anda.
