Chlordiazepoxide-clidinium adalah kombinasi obat yang digunakan untuk mengatasi kram perut dan berbagai keluhan lain akibat gangguan saluran pencernaan, seperti tukak lambung, radang usus, dan IBD (irritable bowel syndrome). Penggunaan obat ini harus berdasarkan anjuran dokter.

Chlordiazepoxide termasuk jenis obat benzodiazepine yang dapat menghasilkan efek tenang. Sementara itu, clidinium merupakan obat antispasmodik yang dapat mengendurkan otot-otot di perut dan usus sehingga gejala kram perut akibat gangguan saluran pencernaan bisa mereda.

Chlordiazepoxide Clidinium

Merek dagang chlordiazepoxide-clidinium: Braxidin, Cliad, Clixid, Clidiaz, Librax, Melidox

Apa Itu Chlordiazepoxide-Clidinium

Golongan Obat resep
Kategori Antispasmodik
Manfaat Mengatasi kram perut dan keluhan lain akibat gangguan saluran pencernaan
Dikonsumsi oleh Dewasa
Chlordiazepoxide-clidinium untuk ibu hamil Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa.
Chlordiazepoxide-clidinium untuk ibu menyusui Ibu menyusui tidak disarankan menggunakan chlordiazepoxide-clidinium. Obat ini mungkin bisa menghambat produksi ASI.
Selain itu, chlordiazepoxide mungkin bisa menyebabkan ibu tidur terlalu lelap. Jangan tidur di tempat tidur yang sama dengan bayi karena bisa meningkatkan risiko bayi kekurangan oksigen akibat tertindih.
Bentuk obat Tablet

Peringatan sebelum Mengonsumsi Chlordiazepoxide-Clidinium

Sebelum menggunakan chlordiazepoxide-clidinium, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Chlordiazepoxide-clidinium tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda sedang atau pernah menderita pembesaran kelenjar prostat, gangguan berkemih, glaukoma, penyakit liver, depresi, penyakit ginjal, penyakit jantung, hipertensi, hipertiroidisme, atau myasthenia gravis.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita kecanduan alkohol atau penyalahgunaan NAPZA.
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi chlordiazepoxide-clidinium. Obat ini dapat menyebabkan kantuk dan pusing.
  • Hindari beraktivitas terlalu lama di bawah paparan sinar matahari langsung selama menjalani terapi dengan chlordiazepoxide-clidinium. Obat ini dapat mengurangi kemampuan Anda untuk berkeringat sehingga bisa memicu terjadinya heat stroke.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal tertentu. Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Konsultasikan ke dokter mengenai penggunaan obat ini jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
  • Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat setelah minum chlordiazepoxide-clidinium.

Dosis dan Aturan Pakai Chlordiazepoxide-Clidinium

Tiap tablet chlordiazepoxide-clidinium biasanya mengandung 5 mg chlordiazepoxide dan 2,5 mg clidinium bromide. Dosis umum penggunaan obat ini untuk mengatasi tukak lambung, radang saluran pencernaan, atau irritable bowel syndrome adalah 1–2 tablet, 3–4 kali sehari.

Cara Mengonsumsi Chlordiazepoxide-Clidinium dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk pada kemasan obat sebelum minum chlordiazepoxide-clidinium. Jangan mengurangi atau menambah dosis yang dikonsumsi.

Berikut ini adalah cara mengonsumsi chlordiazepoxide-clidinium dengan benar:

  • Konsumsilah obat saat perut kosong, 30–60 menit sebelum makan dan pada malam hari sebelum tidur.
  • Telan tablet dengan bantuan segelas air putih.
  • Pastikan untuk mengonsumsi chlordiazepoxide-clidinium pada waktu yang sama setiap harinya agar pengobatan lebih efektif. Jika Anda lupa, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis.
  • Jangan menambah dosis obat tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Konsumsi chlordiazepoxide-clidinium secara berlebihan dapat menyebabkan kecanduan.
  • Beri tahu dokter jika Anda merasa membutuhkan chlordiazepoxide-clidinium lebih banyak dari biasanya.
  • Jangan berhenti menggunakan obat secara tiba-tiba, terutama jika sudah mengonsumsinya selama beberapa hari atau minggu. Hal ini dapat menyebabkan gejala putus obat, seperti perubahan suasana hati yang drastis, linglung, halusinasi, kejang, atau muncul keinginan untuk bunuh diri.
  • Lakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh dokter. Hal ini agar kondisi dan respons tubuh terhadap obat dapat terpantau.
  • Simpan chlordiazepoxide-clidinium di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Chlordiazepoxide-Clidinium dengan Obat Lain

Berikut ini adalah efek interaksi yang bisa terjadi jika chlordiazepoxide-clidinium digunakan bersama obat lain:

  • Peningkatan risiko terjadinya gangguan napas yang bisa berakibat fatal atau koma jika digunakan bersama obat golongan opioid, seperti kodein
  • Peningkatan risiko terjadinya hipotensi jika digunakan bersama furosemide
  • Peningkatan efek samping kantuk, sulit konsentrasi, atau linglung jika digunakan dengan antidepresan atau antipsikotik
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping kedua obat jika digunakan dengan metoprolol
  • Peningkatan kadar chlordiazepoxide jika digunakan bersama cimetidine

Untuk mencegah terjadinya efek interaksi yang tidak diinginkan, diskusikan dengan dokter sebelum minum chlordiazepoxide-clidinium bersama obat-obat lain.

Efek Samping dan Bahaya Chlordiazepoxide-Clidinium

Efek samping yang bisa muncul setelah mengonsumsi chlordiazepoxide-clidinium antara lain:

Periksakan diri ke dokter jika keluhan tersebut tidak kunjung membaik atau justru bertambah parah. Segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang serius, seperti:

  • Pingsan atau rasa seperti akan pingsan
  • Gerakan tubuh yang timbul sendiri dan tidak terkendali
  • Detak jantung tidak teratur
  • Gangguan mental dan suasana hati, seperti depresi
  • Sulit berkemih
  • Penurunan gairah seksual
  • Gangguan fungsi hati, yang gejalanya bisa berupa urine berwarna gelap, mual atau muntah yang berat, penyakit kuning, atau lelah yang tidak biasa