Chronic venous insufficiency adalah gangguan aliran darah pada pembuluh darah vena di tungkai. Aliran darah yang tidak lancar di pembuluh darah vena dapat menyebabkan munculnya pembengkakan dan luka di tungkai.

Pembuluh darah vena bertugas untuk menyalurkan darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung. Pembuluh ini memiliki katup-katup yang berperan penting dalam menjaga kelancaran aliran darah. Pada chronic venous insufficiency (CVI), katup-katup tersebut tidak bekerja dengan baik sehingga aliran darah menuju jantung menjadi tidak lancar.

Chronic Venous Insufficiency

 

Gangguan aliran darah ke jantung mengakibatkan darah menumpuk di pembuluh vena, terutama di bagian tubuh paling bawah, yaitu kaki atau tungkai. Pada awalnya, chronic venous insufficiency mungkin hanya bergejala ringan. Namun, lama-kelamaan, kondisi ini bisa mengganggu aktivitas dan menyebabkan komplikasi yang serius.

Penyebab Chronic Venous Insufficiency

Chronic venous insufficiency dapat terjadi akibat penyumbatan atau gangguan pada fungsi katup di pembuluh vena. Kondisi ini dapat disebabkan oleh:

  • Kerusakan pada katup vena akibat penyumbatan vena di tungkai, misalnya karena deep vein thrombosis (DVT)
  • Kebiasaan duduk atau berdiri terlalu lama yang dapat membuat katup vena melemah
  • Kelainan bawaan yang menyebabkan katup vena lemah sejak lahir
  • Kurang aktivitas atau berolahraga
  • Tumor di area panggul yang menyebabkan sumbatan di pembuluh darah vena
  • Cedera di tungkai yang menyebabkan luka pada vena atau katup vena, misalnya karena kecelakaan atau komplikasi operasi

Faktor risiko chronic venous insufficiency

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kerusakan pada katup pembuluh vena, yaitu:

  • Usia di atas 50 tahun
  • Jenis kelamin wanita
  • Riwayat chronic venous insufficiency dalam keluarga
  • Kehamilan 
  • Konsumsi pil KB
  • Tekanan darah tinggi atau hipertensi
  • Kurang konsumsi makanan berserat
  • Pernah menderita deep vein thrombosis
  • Berat badan berlebih atau obesitas
  • Kebiasaan merokok
  • Pekerjaan yang mengharuskan berdiri atau duduk dalam waktu lama

Gejala Chronic Venous Insufficiency 

Chronic venous insufficiency dapat menyebabkan penderitanya mengalami gejala di tungkai, seperti:

  • Bengkak atau rasa berat
  • Pembengkakan pembuluh vena atau varises 
  • Rasa ingin selalu menggerakkan kaki (restless leg syndrome)
  • Kram atau tegang
  • Gatal-gatal
  • Warna kulit berubah menjadi gelap

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala di atas. Jika tidak ditangani, CVI bisa menyebabkan pembuluh darah kapiler membengkak dan pecah. Kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko infeksi atau selulitis pada jaringan di sekitar pembuluh darah, serta munculnya luka yang sulit diobati.  

Segera lakukan pemeriksaan dokter bila tungkai Anda bengkak, terutama jika terjadi setelah duduk atau berdiri terlalu lama.

Diagnosis Chronic Venous Insufficiency

Untuk memastikan bahwa pembengkakan di tungkai disebabkan oleh CVI, dokter akan terlebih dahulu mengajukan beberapa pertanyaan berikut kepada pasien:

  • Gejala yang dirasakan
  • Penyakit yang pernah atau sedang diderita
  • Riwayat kesehatan keluarga

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, yaitu dengan mengamati pembuluh vena di kaki dalam keadaan berdiri atau kaki menggantung. Diagnosis CVI umumnya dapat ditentukan dari pemeriksaan fisik ini. Namun, untuk memastikannya, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti:

  • USG Duplex pada tungkai
    USG Duplex bertujuan untuk memeriksa kecepatan dan arah aliran darah pada tungkai. Dokter akan menempelkan dan menekan alat USG ke tungkai pasien yang bengkak.  
  • MRV (Magnetic Resonance Venography)
    Pemeriksaan yang menggunakan MRI ini bertujuan untuk melihat apakah CVI disebabkan oleh deep vein thrombosis. Namun, tes ini tidak bisa dijalankan pada pasien yang memiliki implan logam di dalam tubuhnya. 
  • CT Venografi
    Tes ini menggunakan CT scan dan umumnya dijalankan ketika kondisi pembuluh vena di tungkai sulit untuk dilihat dengan USG, misalnya akibat pembengkakan yang berlebihan. Namun, tes ini jarang dilakukan karena biayanya mahal dan melibatkan paparan radiasi serta pewarna kontras.
  • Venografi
    Prosedur ini bertujuan untuk melihat kondisi pembuluh vena yang diduga terkena CVI. Venografi dilakukan dengan bantuan zat pewarna khusus (kontras), yang disuntikkan ke dalam pembuluh vena.

Pengobatan Chronic Venous Insufficiency

Chronic venous insufficiency yang ringan dapat terlebih dahulu diatasi dengan penanganan mandiri. Ada sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk memperlancar aliran darah, yaitu:

  • Berolahraga secara rutin
  • Menggunakan stoking kompresi
  • Memosisikan kaki lebih tinggi dari jantung saat duduk atau berbaring
  • Mengurangi duduk dengan posisi bersila

Bila cara-cara di atas masih belum bisa mengatasi gejala, diperlukan tindakan medis oleh dokter untuk menangani CVI, yaitu:

Obat-obatan

Beberapa jenis obat yang dapat dipakai untuk mengatasi CVI adalah:

  • Obat antikoagulan (pengencer darah), seperti warfarin dan rivaroxaban, untuk mencegah penggumpalan darah akibat aliran darah yang tidak lancar
  • Obat diuretik, seperti furosemide, untuk mengurangi penumpukan cairan dalam tubuh
  • Obat untuk mempercepat penyembuhan luka pada tungkai, seperti pentoxifylline
  • Antibiotik, untuk mengatasi infeksi akibat luka terbuka di kulit

Tindakan medis nonbedah

Prosedur ini bertujuan untuk menutup vena yang terluka sehingga darah akan mengalir melalui vena yang lain. Ada tiga metode nonbedah yang dapat dilakukan, yaitu:

  • Skleroterapi, yaitu dengan menyuntikkan obat khusus ke vena yang bermasalah 
  • Endovenous laser ablation, yaitu dengan memanaskan dan menutup vena yang bermasalah dengan menggunakan sinar laser
  • Radiofrequency ablation (RFA), yaitu dengan memanaskan vena yang terluka dengan menggunakan gelombang radio berfrekuensi tinggi

Prosedur bedah

Pada CVI yang cukup parah, dokter akan menyarankan operasi atau bedah. Tujuannya adalah untuk:

  • Memperbaiki pembuluh vena atau katup yang rusak
  • Mengangkat pembuluh vena yang terserang CVI
  • Melakukan cangkok pembuluh vena baru (bypass vena) sehingga aliran darah tidak melewati pembuluh vena yang mengalami CVI
  • Mengikat atau menutup pembuluh vena yang rusak  

Komplikasi Chronic Venous Insufficiency

Beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat chronic venous insufficiency adalah:

  • Bertambah banyaknya pembuluh vena yang mengalami CVI
  • Luka pada tungkai (ulkus stasis)
  • Deep vein thrombosis 
  • Emboli paru

Pencegahan Chronic Venous Insufficiency

Pencegahan chronic venous insufficiency adalah dengan menghindari faktor risikonya. Upaya-upaya yang bisa dilakukan antara lain:

  • Berhenti merokok 
  • Berolahraga secara teratur
  • Mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang
  • Menghindari duduk atau berdiri terlalu lama 
  • Tidak memakai pakaian atau ikat pinggang yang terlalu ketat
  • Menjaga berat badan ideal