Penyebab trombosit turun bisa berasal dari berbagai kondisi medis, mulai dari infeksi virus hingga gangguan sumsum tulang. Penurunan kadar trombosit tidak hanya menyebabkan tubuh mudah memar atau mengalami mimisan, tetapi juga bisa memicu perdarahan serius jika tidak segera ditangani.

Trombosit adalah sel darah yang berperan penting dalam proses pembekuan darah. Bila jumlah trombosit turun di bawah batas normal, yaitu 150.000–450.000 per mikroliter, tubuh akan lebih mudah mengalami perdarahan. Kondisi ini disebut trombositopenia.

6 Penyebab Trombosit Turun dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai - Alodokter

Di Indonesia, beberapa penyakit endemik, seperti demam berdarah dengue (DBD), sering menjadi penyebab trombosit turun secara drastis. Namun, ada juga faktor dan kondisi medis lain yang perlu diwaspadai.

Berbagai Penyebab Trombosit Turun

Ada beberapa penyebab trombosit turun yang sering terjadi, antara lain:

1. Infeksi virus

Infeksi virus merupakan salah satu penyebab paling umum trombosit turun, terutama di Indonesia yang termasuk negara tropis. Virus, seperti dengue, yang menyebabkan demam berdarah (DBD), campak, chikungunya, hepatitis B dan C, hingga HIV dapat menyerang sumsum tulang.

Sumsum tulang adalah tempat di mana trombosit diproduksi. Ketika sumsum tulang terinfeksi, produksi trombosit bisa menurun drastis. Selain itu, beberapa virus juga bisa menyebabkan sistem imun tubuh keliru menghancurkan trombosit. Pada DBD misalnya, penurunan trombosit berlangsung sangat cepat dan drastis sehingga meningkatkan risiko perdarahan hebat.

2. Kondisi autoimun

Pada penyakit autoimun, tubuh kehilangan kemampuan mengenali mana sel yang “teman” atau “musuh”. Imun tubuh justru menyerang trombosit sehat. Contoh penyakit autoimun yang bisa menyebabkan trombosit turun adalah lupus dan idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP).

Pada ITP, trombosit dihancurkan secara berlebihan sehingga jumlahnya di dalam darah menurun. Penderitanya sering kali baru sadar setelah mengalami beberapa gejala, seperti mudah memar atau muncul bintik-bintik merah pada kulit. Pada lupus, selain penurunan trombosit, biasanya juga terdapat keluhan nyeri sendi, sariawan berulang, atau rambut rontok.

3. Efek samping obat

Penyebab trombosit turun juga bisa karena efek samping obat. Beberapa obat dapat memengaruhi jumlah trombosit di dalam darah, baik dengan menurunkan produksi di sumsum tulang atau mempercepat penghancurannya. Obat-obat yang sering memicu trombosit turun antara lain:

  • Antibiotik jenis tertentu, misalnya chloramphenicol atau sulfa
  • Obat antikejang, seperti carbamazepine
  • Obat antikoagulan (pengencer darah), seperti heparin
  • Obat kemoterapi untuk pasien kanker

Penggunaan jangka panjang atau dosis tertentu dapat memperparah penurunan trombosit. Efek ini bisa sementara dan membaik setelah obat dihentikan. Penting untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan apapun dan merasakan gejala memar, bintik merah, atau perdarahan tanpa sebab yang jelas.

4. Gangguan pada sumsum tulang

Sumsum tulang adalah pusat produksi seluruh sel darah, termasuk trombosit. Ketika terjadi gangguan di sumsum tulang produksi trombosit juga menurun drastis, misalnya karena penyakit leukemia (kanker darah), anemia aplastik (sumsum tulang tidak memproduksi sel darah), atau kanker yang menyebar ke sumsum tulang.

Gejala yang timbul biasanya tidak hanya perdarahan, tetapi juga lemas, sering infeksi, dan pucat. Pada anak, leukemia bisa diawali dengan demam tanpa sebab jelas, pembesaran kelenjar getah bening, atau gusi mudah berdarah.

5. Pembesaran limpa

Limpa adalah organ yang berperan menyaring dan menghancurkan sel darah yang sudah tua, termasuk trombosit. Jika limpa membesar, biasanya akibat infeksi kronis, sirosis, atau penyakit darah, organ ini cenderung “menahan” terlalu banyak trombosit. Akibatnya, jumlah trombosit di peredaran darah menjadi sedikit.

Bila tidak ditangani, pembesaran limpa dapat menyebabkan perut kiri atas terasa penuh, nyeri, cepat kenyang, atau mudah sakit.

6. Kehamilan

Pada sebagian ibu hamil, terutama di trimester akhir, kadar trombosit bisa turun ringan. Hal ini umumnya terkait perubahan hormon dan penyesuaian sistem sirkulasi darah selama kehamilan.

Namun, trombosit turun yang berat pada kehamilan bisa juga menjadi tanda komplikasi serius, seperti preeklamsia atau HELLP syndrome. Oleh karena itu, pemeriksaan darah rutin sangat penting selama kehamilan.

Gejala Trombosit Turun yang Perlu Diwaspadai

Penurunan trombosit sering kali tidak menimbulkan gejala jika kadar trombosit masih tergolong ringan. Namun, jika jumlahnya sangat rendah, berikut ini adalah berbagai gejala yang perlu diwaspadai:

  • Mudah muncul memar atau lebam tanpa sebab yang jelas
  • Sering mimisan atau gusi berdarah
  • Muncul bintik merah kecil pada kulit
  • Perdarahan yang sulit berhenti ketika terluka

Jika Anda atau anggota keluarga mengalami gejala-gejala di atas, terutama jika disertai demam tinggi, nyeri otot, atau tubuh terasa sangat lemah, segera periksakan diri ke dokter.

Bila Anda mengalami tanda-tanda trombosit turun atau khawatir dengan efek samping obat yang sedang dikonsumsi, segera Chat Bersama Dokter melalui aplikasi ALODOKTER. Penanganan yang cepat sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Dengan memahami penyebab trombosit turun dan gejalanya, Anda dapat mengambil langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan dan menghindari risiko yang lebih serius.