Rytmonorm adalah obat untuk membantu mengatur detak jantung yang tidak normal seperti pada kondisi fibrilasi atrium atau takikardia ventrikel. Obat ini membuat jantung berdetak lebih stabil dan mengurangi gejala seperti pusing, sesak napas, atau jantung berdebar. 

Rytmonorm mengandung propafenone yang bekerja dengan cara membantu menormalkan sinyal listrik di jantung, sehingga detak jantung menjadi lebih teratur. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet dan harus digunakan sesuai resep dokter. 

Rytmonorm

Apa Itu Rytmonorm

Bahan aktif Propafenone 150 mg
Golongan Obat resep
Kategori Antiaritmia 
Manfaat Mengobati aritmia supraventrikel, aritmia ventrikular, atau atrial fibrilasi
Digunakan oleh Dewasa 
Rytmonorm untuk ibu hamil Kategori C: Belum ada cukup bukti dari studi pada binatang percobaan maupun manusia yang menjelaskan keamanan obat terhadap ibu hamil maupun janin. 

Oleh karena itu, obat ini sebaiknya tidak dikonsumsi oleh ibu hamil, kecuali jika dokter menyarankan.

Rytmonorm untuk ibu menyusui Kandungan propafenone dalam Rytmonorm dapat terserap ke dalam ASI. Penggunaan obat ini selama masa menyusui sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
Bentuk obat Tablet salut selaput

Peringatan sebelum Menggunakan Rytmonorm

Agar Rytmonorm dapat bekerja secara maksimal dalam menstabilkan detak jantung dan mengurangi risiko efek samping, ada beberapa hal penting yang perlu Anda perhatikan sebelum mengonsumsinya. Penerapan langkah-langkah ini akan membantu meningkatkan efektivitas obat sekaligus menjaga keamanan penggunaan bagi kesehatan Anda:

  • Beri tahu dokter jika Anda memiliki alergi terhadap propafenone atau obat lain yang sejenis.
  • Diskusikan dengan dokter jika Anda memiliki riwayat penyakit liver, ginjal, lupus, myasthenia gravis, asma, PPOK, atau masalah elektrolit. Juga beri tahu jika Anda memiliki alat pacu jantung.
  • Beri tahu dokter jika Anda punya riwayat penyakit jantung, serangan jantung, gagal jantung, gangguan irama jantung, atau kelainan EKG. Sampaikan juga ke dokter jika ada anggota keluarga Anda dengan penyakit jantung.
  • Sampaikan ke dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi Rytmonorm jika Anda berencana akan menjalani operasi atau prosedur medis, termasuk operasi gigi.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau berencana hamil. Diskusikan risiko gangguan kesuburan yang mungkin terkait obat ini.
  • Konsultasikan ke dokter semua obat, suplemen, atau produk herbal yang sedang Anda gunakan untuk menghindari interaksi obat.
  • Jangan mengonsumsi alkohol dan hindari mengemudi atau aktivitas yang membutuhkan fokus setelah minum Rytmonorm, karena obat ini dapat menyebabkan pusing atau kantuk.
  • Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi, efek samping serius, atau overdosis setelah menggunakan Rytmonorm.

Dosis dan Aturan Pakai Rytmonorm

Dosis Rytmonorm ditentukan oleh dokter berdasarkan jenis dan tingkat keparahan aritmia, serta kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Berikut rekomendasi dosis propafenone yang terkandung dalam Rytmonorm: 

Untuk kondisi: Aritmia supraventrikular atau ventrikular
Mulai dengan 150 mg, diminum 3 kali sehari. Jika perlu, dosis bisa ditingkatkan 225–300 mg, 3–4 kali sehari selama 3 hari. Dosis maksimal 300 mg per hari.

Untuk kondisi: Atrial fibrilasi (AF)
Mulai dengan 225 mg, diminum 2 kali sehari. Dosis dapat naik 325–425 mg, diminum 2 kali sehari selama 5 hari, tergantung respons pasien.

Cara Menggunakan Rytmonorm dengan Benar

Agar Rytmonorm bekerja maksimal, selalu ikuti petunjuk dokter dan baca informasi pada kemasan obat. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa sepengetahuan dokter. Berikut langkah-langkah penggunaan Rytmonorm supaya obat lebih efektif dan risiko efek samping berkurang:

  • Minumlah Rytmonorm setelah makan untuk mengurangi risiko terjadinya iritasi pada lambung.
  • Telan tablet Rytmonorm secara utuh dengan bantuan segelas air putih. Jangan hancurkan, belah, atau kunyah tablet, kecuali jika ada keterangan khusus pada kemasan atau anjuran dari dokter.
  • Konsumsilah Rytmonorm pada waktu yang sama setiap hari agar efek obat tetap optimal. Jika Anda lupa meminumnya, segera konsumsi obat ini begitu Anda ingat. Namun, jika waktu minum berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan lanjutkan dengan dosis berikutnya sesuai jadwal. Jangan pernah menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlupa.
  • Selama menjalani pengobatan dengan Rytmonorm, Anda akan melakukan pemeriksaan elektrokardiogram (EKG), tekanan darah, atau tes darah lengkap secara rutin.
  • Hindari konsumsi grapefruit selama mengonsumsi Rytmonorm, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
  • Simpan Rytmonorm di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung serta jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Rytmonorm dengan Obat Lain

Penggunaan Rytmonorm bersamaan dengan obat-obatan tertentu dapat meningkatkan risiko efek samping atau menurunkan efektivitas pengobatan. Memahami potensi interaksi ini penting agar pengobatan tetap aman dan efektif. Berikut beberapa interaksi obat Rytmonorm yang perlu diperhatikan:

Selalu konsultasikan ke dokter mengenai semua obat yang sedang Anda konsumsi untuk mencegah interaksi yang tidak diinginkan.

Efek Samping dan Bahaya Rytmonorm

Penggunaan Rytmonorm, seperti obat-obatan lainnya, dapat menimbulkan efek samping tertentu. Penting untuk mengenali tanda-tanda yang mungkin muncul selama pemakaian agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat. Segera konsultasi dokter jika Anda mengalami gejala berikut saat menggunakan Rytmonorm:

  • Pusing
  • Mual
  • Rasa tidak nyaman di perut
  • Mulut terasa pahit
  • Gangguan tidur

Jika ragu atau mengalami gejala yang tidak biasa, segera hubungi dokter atau gunakan layanan Chat Bersama Dokter di Alodokter, atau buat janji untuk konsultasi langsung di fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit atau klinik. 

Hentikan penggunaan Rytmonorm dan segera periksakan diri ke dokter bila Anda mengalami efek samping serius, seperti:

  • Sulit bernapas, nyeri dada, atau tangan dan kaki bengkak
  • Jantung berdebar, terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur
  • Gangguan hati, yang bisa ditandai dengan munculnya gejala tertentu, penyakit kuning, mual dan muntah yang terus-menerus, sakit perut, serta urine berwarna gelap
  • Tanda-tanda infeksi, misalnya demam, menggigil, atau sakit tenggorokan
  • Pusing hebat atau sampai pingsan