ADHD pada dewasa ditandai dengan sulit fokus, mudah impulsif, dan rasa gelisah yang sering tidak disadari. Kondisi ini kerap disalahartikan sehingga banyak orang terlambat mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) pada dewasa sering kali tidak langsung terdeteksi karena gejalanya berbeda dengan anak-anak dan lebih halus. Kondisi ini biasanya baru terlihat ketika masalah seperti sulit fokus, mudah terdistraksi, atau impulsif mulai mengganggu pekerjaan, hubungan, maupun aktivitas sehari-hari.

Banyak orang baru menyadari gejalanya setelah tekanan hidup meningkat atau saat melakukan pemeriksaan kesehatan mental. Dengan memahami ciri khas ADHD pada dewasa, seseorang bisa mendapatkan diagnosis lebih cepat dan penanganan yang tepat.
Gejala ADHD pada Dewasa
Gejala ADHD pada dewasa cukup beragam dan sering kali tidak langsung disadari. Beberapa tanda yang umum antara lain:
1. Sulit fokus
Kesulitan mempertahankan perhatian menjadi keluhan utama. Kondisi ini biasanya semakin terasa saat beban pekerjaan meningkat. Akibatnya, detail penting sering terabaikan, performa kerja menurun, atau penderita tampak tidak mendengarkan saat berbincang dengan orang lain.
2. Tidak terorganisir
Penderita cenderung kesulitan menentukan prioritas, sering menunda pekerjaan, dan mudah lupa. Mereka bisa melewatkan janji temu, salah menaruh barang, atau bahkan kehilangan benda penting.
3. Sulit menjalin hubungan
Hubungan sosial atau percintaan sering kali terganggu karena penderita terlihat kurang perhatian, mudah bosan, atau dianggap tidak bertanggung jawab. Hal ini dapat membuat hubungan terasa tidak stabil.
4. Mudah gelisah
Rasa gelisah muncul saat harus duduk tenang, misalnya ketika rapat. Penderita bisa terlihat mencorat-coret, memainkan ponsel, menggigit kuku, atau terus menggerakkan kaki.
5. Sulit mengelola emosi
ADHD pada dewasa sering disertai kesulitan mengendalikan stres dan emosi. Penderita tampak mudah marah, frustrasi, atau sulit menerima kritik. Kondisi ini juga bisa terkait gangguan lain, seperti depresi atau kecemasan, bahkan berisiko memicu penyalahgunaan alkohol atau obat terlarang.
6. Hiperfokus
Sebagian penderita dapat sangat larut dalam aktivitas yang menarik hingga melupakan hal lain di sekitarnya. Sebaliknya, mereka mudah bosan saat menghadapi tugas yang berulang atau kurang menarik.
Selain itu, penderita bisa tampak banyak bicara, impulsif, sering menyela, kurang motivasi, serta memiliki rasa percaya diri yang rendah.
Penanganan ADHD pada Dewasa
Jika seseorang dicurigai mengalami ADHD pada dewasa, sebaiknya ajak mereka berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Diagnosis tidak boleh ditegakkan melalui self diagnose karena gejalanya bisa mirip dengan gangguan lain.
Psikiater akan melakukan wawancara terkait riwayat masa kecil, pencapaian akademik atau pekerjaan, hubungan sosial, hingga kondisi kesehatan. Pemeriksaan fisik dan tes penunjang juga dapat dilakukan bila diperlukan untuk memastikan diagnosis.
Obat-obatan
Dokter dapat meresepkan stimulan, seperti amfetamin atau metilfenidat, yang membantu meningkatkan fokus. Obat lain mungkin diberikan jika ada gangguan mental yang menyertai.
Psikoterapi
Terapi perilaku kognitif (CBT) membantu penderita lebih terorganisir, menetapkan prioritas, menyelesaikan tugas, dan mengelola stres maupun emosi. Teknik relaksasi juga diajarkan untuk mengendalikan rasa cemas.
Pola hidup sehat
Pasien dianjurkan menjaga pola makan bergizi, tidur cukup, dan rutin berolahraga agar pengobatan lebih efektif.
Dengan diagnosis yang tepat dan kombinasi terapi yang sesuai, penderita ADHD pada dewasa dapat mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup secara signifikan.
Jika Anda atau orang terdekat mengalami tanda-tanda tersebut, jangan ragu untuk Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER agar bisa mendapatkan saran medis terpercaya langsung dari ahlinya.