Untuk mendiagnosis ADHD, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan yang melibatkan sesi tanya jawab, observasi perilaku, serta penggunaan kriteria diagnostik dari The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5).

Beberapa Pemeriksaan untuk Diagnosis ADHD

Berikut adalah rangkaian pemeriksaan yang akan dilakukan dokter untuk mendiagnosis ADHD:

Tanya jawab

Pada sesi tanya jawab, dokter akan menanyakan hal-hal berikut ini kepada pasien atau keluarganya:

  • Riwayat kesehatan fisik dan mental
  • Perilaku pasien di rumah, sekolah, atau tempat kerja
  • Masalah perkembangan atau belajar
  • Gejala lain yang mungkin terkait, seperti gangguan kecemasan atau gangguan tidur
  • Riwayat keluarga dengan ADHD atau gangguan kejiwaan lainnya

Dokter juga akan meminta informasi dari orang lain yang terlibat dalam kehidupan pasien, seperti guru atau pengasuh, terutama pada anak-anak.

Kriteria Diagnostic and Statictical Manual of Mental Disorders (DSM-5)

Selanjutnya, dokter akan menggunakan kriteria The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) untuk mendiagnosis ADHD. Beberapa kriteria yang menunjukan seseorang dapat didiagnosis mengalami ADHD adalah:

  • Memiliki gejala kurang perhatian dan/atau hiperaktivitas-impulsivitas yang menetap selama minimal 6 bulan dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan individu.
  • Mengalami gejala ADHD sesuai dengan kelompok usia, yaitu setidaknya 6 gejala atau lebih pada anak usia ≥16 tahun, dan minimal 5 gejala pada remaja usia  ≥17 tahun.

ADHD sering kali tidak terdiagnosis, karena orang tua menganggap gejala yang muncul merupakan perilaku yang normal. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali gejala ADHD, serta perbedaannya dengan perilaku normal pada anak-anak.

Jika Anda mencurigai adanya tanda-tanda ADHD pada anak atau orang terdekat,  jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter melalui fitur Chat Bersama Dokter atau langsung kunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.