Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, penderita ADHD berisiko mengalami berbagai komplikasi yang berdampak pada kehidupan sehari-hari, mulai dari prestasi akademik, hubungan sosial, hingga risiko gangguan kesehatan fisik dan mental.
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi adalah:
Prestasi akademik menurun
Penderita ADHD sering mengalami kesulitan untuk fokus ketika berada di kelas. Kondisi ini membuat mereka mudah terdistraksi sehingga tidak bisa memahami informasi penting yang disampaikan guru. Akibatnya, materi pelajaran yang seharusnya dipahami tidak terserap dengan baik.
Dampak jangka panjang dari kondisi ini adalah penurunan prestasi atau nilai sekolah, kesulitan mengikuti ritme belajar teman sekelas, hingga berkurangnya minat dan motivasi untuk belajar karena merasa tertinggal.
Masalah sosial dan kesulitan berinteraksi
Sikap impulsif dan sulit mengendalikan emosi dapat memicu kesalahpahaman dengan teman, keluarga, atau rekan kerja. Akibatnya, penderita ADHD bisa merasa dijauhi atau kesulitan membangun hubungan yang baik.
Tidak percaya diri
Kesulitan dalam belajar atau bersosialisasi dapat membuat penderita ADHD merasa kurang percaya diri dan berbeda dari orang lain. Jika berlangsung lama, kondisi tersebut bisa berkembang menjadi perasaan putus asa.
Penyalahgunaan alkohol dan NAPZA
Penderita ADHD memiliki risiko lebih tinggi untuk mengonsumsi minuman beralkohol atau menyalahgunakan NAPZA, terutama saat dewasa. Sebagian penderita mengira zat ini bisa membantu mengurangi gejala, padahal efeknya hanya sementara dan justru berbahaya dalam jangka panjang.
Risiko cedera
Kurangnya fokus serta kecenderungan bertindak tanpa berpikir panjang membuat penderita ADHD lebih rentan mengalami cedera, baik saat beraktivitas sehari-hari maupun berkendara.
Menurut beberapa penelitian, penderita ADHD juga berisiko mengalami gangguan mental lainnya, seperti:
- Depresi
- Gangguan kecemasan
- Gangguan bipolar
- Oppositional defiant disorder (ODD)
- Sindrom Tourette