Pengobatan ADHD bertujuan untuk meringankan gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Berikut adalah metode untuk menangani ADHD:
Obat-obatan
Pemberian obat-obatan bertujuan untuk meningkatkan kadar dopamin dan norepinefrin dalam tubuh. Jenis obat-obatan yang dapat diresepkan oleh dokter antara lain:
Obat stimulan
Obat stimulan merupakan jenis obat yang paling sering diresepkan untuk penderita ADHD. Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan kadar dopamin dan norepinefrin di otak, sehingga membantu pasien lebih fokus, tenang, dan dapat menahan dorongan untuk bertindak impulsif.
Stimulan tersedia dalam dua bentuk:
- Pelepasan segera (short-acting): bekerja sekitar 4 jam, biasanya diminum sesuai kebutuhan.
- Pelepasan lambat (long-acting): bekerja 6–16 jam, diminum sekali di pagi hari agar efeknya bertahan sepanjang hari.
Contoh obat stimulan yang sering digunakan:
Obat non-stimulan
Obat non-stimulan diberikan jika obat stimulan tidak efektif atau menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Obat ini dapat meningkatkan kadar norepinefrin di otak, namun memerlukan waktu 3–4 minggu untuk bekerja optimal.
Contoh obat non-stimulan yang umum diresepkan:
- Atomoxetine
- Clonidine (golongan agonis alfa-2 adrenergik)
Obat antidepresan
Dokter juga dapat meresepkan obat antidepresan untuk membantu mengatasi gejala ADHD. Antidepresan yang digunakan umumnya memengaruhi kadar dopamin dan norepinefrin di otak, seperti amitriptyline. Namun, obat ini bukan pilihan utama dan biasanya diberikan jika obat lain tidak efektif atau tidak cocok.
Psikoterapi
Selain untuk menangani ADHD, psikoterapi juga berguna untuk mengatasi gangguan mental lain yang menyertai ADHD, misalnya depresi.
Jenis psikoterapi yang bisa menjadi pilihan adalah:
-
Terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioural therapy (CBT)
Terapi perilaku kognitif bertujuan membantu pasien untuk mengubah pola pikir dan perilaku saat menghadapi masalah atau situasi tertentu. -
Terapi psikoedukasi
Pasien akan diajak untuk berbagi cerita dalam terapi ini, misalnya kesulitan mereka dalam mengatasi gejala ADHD. Dari terapi ini, diharapkan pasien dapat menemukan cara yang paling sesuai untuk mengatasi gejala tersebut. -
Terapi interaksi sosial
Jenis terapi ini dapat membantu pasien untuk memahami perilaku sosial yang layak dalam situasi tertentu.
Tidak hanya obat-obatan dan psikoterapi, dukungan dari orang tua, keluarga, guru, dan pengasuh juga berperan penting dalam proses penyembuhan pasien dengan ADHD. Oleh sebab itu, mereka perlu mendapatkan program pelatihan khusus. Materi yang diajarkan dalam pelatihan tersebut antara lain:
- Cara menerapkan pujian untuk menyemangati anak
- Cara menghukum anak ketika berperilaku buruk atau kasar
- Cara mengarahkan aktivitas anak sesuai dengan kemampuannya.
Untuk membantu anak mengendalikan gejala-gejala ADHD, orang tua juga dapat menerapkan pola hidup sehat pada anak, seperti:
- Membiasakan pola makan yang sehat dan bergizi seimbang
- Memastikan anak cukup tidur dan istirahat
- Membatasi waktu anak dalam menonton televisi, bermain video game, dan menggunakan ponsel atau komputer
- Mengajak anak melakukan aktivitas fisik minimal 60 menit setiap hari
ADHD memerlukan penanganan jangka panjang agar gejalanya terkendali dan kualitas hidup penderita tetap terjaga. Oleh karena itu, penggunaan obat-obatan harus dilakukan sesuai arahan dokter. Perlu diketahui, penanganan ADHD juga membutuhkan kesiapan dan komitmen baik dari segi waktu, emosi, maupun keuangan.