Kekurangan kalium atau hipokalemia adalah kondisi ketika kadar kalium dalam tubuh berada di bawah batas normal. Jika tubuh kekurangan mineral ini, dapat memicu sejumlah gangguan kesehatan. Oleh karena itu, asupan kalium perlu tercukupi sesuai jumlah yang direkomendasikan setiap harinya.

Kalium atau potasium merupakan salah satu jenis mineral dan elektrolit yang bermanfaat untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Selain itu, kalium juga berfungsi untuk menjaga kesehatan jantung, mengatur kerja otot dan saraf, serta membawa nutrisi yang diserap tubuh menuju sel.

Antisipasi Bahaya Kekurangan Kalium dari Sekarang - Alodokter

Meski memiliki peran yang penting, namun tubuh tidak memproduksi kalium dengan sendirinya. Asupan kalium hanya dapat diperoleh dari makanan dan minuman yang dikonsumsi.

Rekomendasi Kebutuhan Kalium

Angka kebutuhan kalium setiap orang berbeda-beda dan disesuaikan berdasarkan usia. Berikut ini kebutuhan harian kalium yang perlu dicukupi setiap harinya:

  • Anak usia 1–3 tahun berkisar 2.600 mg per hari
  • Anak usia 4–6 tahun sekitar 2.700 mg kalium per hari
  • Remaja dan orang dewasa membutuhkan kalium sebanyak 3.900–4.700 mg per hari
  • Ibu menyusui setidaknya 4.700–5.000 mg per hari

Penyebab dan Gejala Kekurangan Kalium

Normalnya, kadar kalium dalam darah berkisar antara 3,6–5,0 mmol/L. Jika kurang dari 3,5 mmol/L, bisa dikatakan bahwa tubuh kekurangan kalium. Sedangkan, bila kadarnya sudah kurang dari 2,5 mmol/L, Anda perlu waspada, sebab kondisi ini bisa membahayakan kesehatan dan perlu mendapatkan penanganan secepatnya.

Kadar kalium dalam tubuh seharusnya sudah dapat terjaga dalam kisaran normal dengan mengonsumsi makanan sehat. Namun, ada beberapa kondisi dan penyakit yang bisa membuat seseorang menjadi kekurangan kalium, seperti:

  • Diare berat atau diare yang berlangsung lama (diare kronis)
  • Muntah-muntah
  • Penyakit tertentu, seperti kelainan tiroid, gangguan hormon, sindrom Cushing, dan gagal ginjal kronis
  • Efek samping obat-obatan, seperti obat diuretik, obat pencahar, insulin suntik, obat asma, atau antibiotik tertentu
  • Gangguan makan, seperti bulimia
  • Terlalu banyak berkeringat
  • Rendahnya kadar magnesium (hipomagnesemia)

Jika kadar kalium Anda sedikit lebih rendah dari normal, bisa saja Anda tidak mengalami gejala apa pun. Gejala biasanya baru muncul ketika tubuh kekurangan kalium dalam jumlah banyak.

Berikut ini adalah beberapa gejala yang bisa muncul akibat kekurangan kalium:

  • Palpitasi atau jantung berdebar. Pada kasus yang berat, kekurangan kalium bisa menyebabkan gangguan irama jantung (aritmia)
  • Kesemutan atau mati rasa
  • Konstipasi
  • Otot tubuh melemah atau kram
  • Sesak napas
  • Tubuh terasa lelah

Untuk mengetahui apakah kadar kalium dalam tubuh berada di batas normal atau tidak, Anda bisa memeriksakannya ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaaan fisik dan penunjang, seperti tes darah dan urine, untuk memeriksa kadar elektrolit tubuh, termasuk kadar kalium.

Langkah-Langkah Mengatasi Kekurangan Kalium

Kekurangan kalium bisa dicegah dengan cara mengonsumsi makanan tinggi kalium. Jenis makanan ini tergolong mudah ditemukan dan dapat Anda masukkan sebagai bagian dari menu makan sehari-hari. Beberapa makanan yang mengandung banyak kalium antara lain:

1. Kentang

Kentang merupakan makanan dengan kadar kalium tinggi, yaitu sekitar 600 mg kalium dalam 1 buah kentang berkuran sedang. Anda bisa mengonsumsi kentang dengan cara yang sehat, seperti memanggang atau mengukus kentang bersama dengan kulitnya.

2. Tomat

Dalam 1 buah tomat terkandung sekitar 300 mg kalium. Anda bisa mendapatkan asupan kalium yang lebih tinggi dengan mengonsumsi tomat yang telah diolah, seperti saus tomat atau tomat yang sudah dikeringkan.

3. Kacang merah

Dalam secangkir kacang merah (100 gram), terkandung sekitar 600 mg kalium. Berkat nutrisinya ini, kacang merah cocok dimasukan ke dalam menu sehari-hari guna mencukupi asupan kalium. Jenis kacang lain yang juga kaya akan kalium adalah kacang kedelai, lentil, dan kacang mete.

4. Pisang

Selain kaya akan kandungan karbohidrat dan serat, pisang juga termasuk dalam makanan tinggi kalium. Dalam satu buah pisang terkandung sekitar 400 mg kalium. Buah-buahan segar dengan kalium tinggi lainnya yang bisa Anda konsumsi adalah aprikot, alpukat, melon, kiwi, jeruk, dan stroberi.

5. Makanan laut

Sebagian besar jenis seafood memiliki kandungan kalium tinggi, terutama ikan kakap, tuna, dan salmon. Meski demikian, Anda perlu berhati-hati dalam mengonsumsi ikan laut. Pastikan ikan yang Anda konsumsi tergolong jenis ikan yang rendah merkuri.

Jika Anda memiliki penyakit tertentu yang dapat mengurangi jumlah kalium dalam tubuh, dokter mungkin akan memberikan suplemen kalium untuk memperbaiki kadar kalium dalam tubuh Anda. Hal ini bertujuan untuk mencegah berbagai bahaya kekurangan kalium.

Perlu diingat, jika Anda mengonsumsi suplemen kalium, pastikan dosisnya sesuai dengan yang telah dianjurkan dokter. Pasalnya, kelebihan kalium (hiperkalemia) juga bisa menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan.

Untuk memastikan bahwa Anda tidak mengalami kekurangan kalium, berkonsultasilah dengan dokter. Selain memeriksa kadar kalium dalam darah Anda, dokter juga akan menyarankan pola makan yang sehat guna menjaga kadar kalium dalam tubuh, serta memberikan suplemen kalium bila diperlukan.