Kalium adalah suplemen mineral untuk mengatasi kekurangan kalium atau hipokalemia. Kalium atau potasium berperan dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh, mengatur kontraksi otot, mengoptimalkan fungsi sistem saraf, serta memelihara kesehatan jantung dan ginjal.

Kebutuhan akan kalium sehari-hari sebenarnya dapat dicukupi dengan rutin mengonsumsi pisang atau buah lainnya, brokoli, kacang-kacangan, kentang, ubi, daging ayam atau sapi, ikan, susu, dan sereal.

Kalium - Alodokter

Selain dari makanan, kalium juga bisa didapatkan dalam bentuk suplemen tablet dan cairan suntik. Penggunaan suplemen kalium ditujukan bagi penderita hipokalemia yang tidak bisa mencukupi kebutuhan mineral ini dari makanan.

Hipokalemia berisiko dialami oleh orang yang mengonsumsi obat diuretik, atau sedang mengalami diare, muntah-muntah, kecanduan alkohol, penyakit Crohn, atau gangguan makan.

Merek dagang kalium: Aspar-K, GNC Potassium Gluconate, Kalipar, KSR, Potassium Chloride, dan Potassium L-Aspartate.

Apa Itu Kalium

Golongan Obat bebas dan resep
Kategori Suplemen mineral
Manfaat Mengobati dan mencegah kekurangan kalium (hipokalemia)
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Suplemen kalium untuk ibu hamil dan menyusui Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Suplemen hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Suplemen kalium bisa terserap ke dalam ASI dan umumnya aman untuk digunakan pada ibu menyusui. Namun, sebaiknya tetap konsultasikan penggunaan suplemen ini ke dokter jika Anda sedang menyusui.
Bentuk obat Tablet, tablet lepas lambat, suntik atau infus

Peringatan Sebelum Menggunakan Suplemen Kalium

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu Anda perhatikan sebelum menggunakan suplemen kalium:

  • Jangan menggunakan suplemen kalium jika memiliki alergi terhadap kandungan dalam suplemen ini. Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
  • Jangan menggunakan suplemen kalium jika Anda menderita gagal ginjal atau sedang menjalani pengobatan dengan obat diuretik hemat kalium.
  • Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan suplemen kalium jika pernah menderita kelebihan kalium (hiperkalemia) atau sedang mengalami diare, dehidrasi, tukak lambung, penyumbatan usus, penyakit ginjal, diabetes tipe 2, penyakit Addison, penyakit liver, atau penyakit jantung, termasuk gagal jantung dan gangguan irama jantung.
  • Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan suplemen kalium jika Anda baru menjalani transfusi darah atau dalam pengobatan kanker
  • Diskusikan dengan dokter jika Anda berencana menggunakan suplemen kalium bersama suplemen lain, obat, atau produk herbal tertentu. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, efek samping serius, atau overdosis, setelah menggunakan suplemen kalium.

Dosis dan Aturan Pakai Kalium

Berikut ini adalah dosis suplemen kalium untuk mencegah dan mengobati hipokalemia berdasarkan bentuk sediaannya:

Suplemen kalium tablet, tablet lepas lambat

  • Dewasa: Dosis pencegahan 20–40 mEq per hari. Sementara dosis untuk pengobatan 40–100 mEq per hari, yang dibagi ke dalam beberapa kali konsumsi. Dosis maksimal 20 mEq per kali minum. Pada hipokalemia berat, dosis bisa ditingkatkan menjadi 40 mEq, 3–4 kali sehari.
  • Anak-anak: Dosis pencegahan 1–2 mEq/kgBB hingga 3 mEq/kgBB per hari yang dibagi dalam 2 kali pemberian. Dosis untuk pengobatan 2–5 mEq/kgBB per hari, yang dibagi dalam beberapa kali pemberian. Dosis maksimal 20 mEq per kali pemberian, atau 40 mEq per kali pemberian untuk hipokalemia berat.

Suplemen kalium suntik

Dosis disesuaikan dengan kadar kalium dalam darah dan hasil pemeriksaan rekam jantung atau elektrokardiografi (EKG). Suplemen kalium akan diberikan oleh dokter melalui infus yang dipasang di dada (sentral) atau lengan (perifer) dengan tetesan lambat.

Angka Kecukupan Gizi (AKG) Kalium

Kebutuhan kalium harian bisa dipenuhi dari makanan, suplemen, atau gabungan keduanya. Berikut adalah angka kecukupan gizi (AKG) kalium per hari berdasarkan usia dan jenis kelamin:

  • Usia 0–5 bulan: 400 mg
  • Usia 6–11 bulan: 700 mg
  • Usia 1–3 tahun: 2.600 mg
  • Usia 4–6 tahun: 2.700 mg
  • Usia 7–9 tahun: 3.200 mg
  • Pria usia 10–15 tahun: 3.900 mg
  • Pria usia 13–12 tahun: 4.800 mg
  • Pria usia 16–18 tahun: 5.300 mg
  • Pria usia ≥19 tahun: 4.700 mg
  • Wanita usia 10–12 tahun: 4.400 mg
  • Wanita usia 13–15 tahun: 4.800 mg
  • Wanita usia 16–18 tahun: 5.000 mg
  • Wanita usia ≥19 tahun: 4.700 mg
  • Ibu hamil: 4.700 mg
  • Ibu menyusui: 5.100 mg

Cara Menggunakan Suplemen Kalium dengan Benar

Suplemen kalium suntik hanya boleh diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Dokter akan memberikan suplemen kalium melalui infus ke dalam pembuluh darah pasien.

Untuk suplemen kalium dalam bentuk tablet atau tablet lepas lambat, gunakanlah sesuai keterangan yang tertera pada kemasan. Jika ragu, diskusikan dengan dokter untuk mengetahui dosis yang sesuai kondisi Anda.

Suplemen kalium tablet atau tablet lepas lambat sebaiknya dikonsumsi saat makan atau segera sesudah makan. Telan kalium tablet dengan air putih. Untuk kalium tablet lepas lambat, telan utuh tanpa dibelah, dikunyah, atau dihancurkan. Jangan pula diisap, karena dapat menyebabkan iritasi di mulut dan tenggorokan.

Jika Anda lupa mengonsumsi kalium tablet atau tablet lepas lambat, segera minum bila jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.

Jika Anda diresepkan suplemen kalium oleh dokter, jangan berhenti menggunakan suplemen ini tanpa seizin dokter. Patuhi setiap jadwal kontrol yang telah ditentukan. Dokter akan meminta Anda untuk menjalani tes darah dan EKG secara rutin untuk memantau efektivitas pengobatan.

Simpan suplemen kalium tablet dalam wadah tertutup di tempat yang kering dan bersuhu sejuk. Jangan menyimpan suplemen ini di tempat yang lembap, panas, atau terkena sinar matahari langsung. Jauhkan suplemen ini dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Kalium dengan Obat Lain

Penggunaan suplemen kalium bersama dengan obat lain bisa menimbulkan interaksi antarobat, seperti:

  • Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia yang bisa berakibat fatal jika digunakan bersama ACE inhibitor, ARB, ciclosporin, alisikren, atau diuretik hemat kalium, seperti amiloride maupun spironolactone
  • Peningkatan risiko terjadinya iritasi di saluran pencernaan jika digunakan bersama obat yang memiliki efek antikolinergik, seperti atropin, dan amitriptyline
  • Peningkatan efek antiaritmia dari quinidine
  • Penurunan kadar kalium dalam darah jika digunakan bersama infus glukosa

Selain itu, hati-hati mengunakan suplemen kalium bersama makanan yang juga kaya akan kalium, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya hiperkalemia.

Efek Samping dan Bahaya Kalium

Beberapa efek samping ringan yang mungkin muncul setelah menggunakan suplemen kalium adalah perut kembung, mual, muntah, kentut atau sendawa, sakit perut, atau diare. Beri tahu dokter jika efek samping tersebut sangat mengganggu atau makin parah.

Hentikan penggunaan suplemen kalium dan segera laporkan ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, atau timbul efek samping serius, seperti:

  • Linglung
  • Badan lemas hingga sulit bergerak atau terasa seperti akan pingsan
  • Detak jantung melambat atau denyut jantung tidak teratur
  • Mati rasa atau kesemutan di tangan, kaki, atau sekitar mulut
  • Haus terus menerus
  • Batuk darah atau muntah darah, atau muntah seperti ampas kopi
  • BAB berdarah atau berwarna hitam