Batu empedu apakah berbahaya atau tidak tergantung pada sejauh mana tingkat keparahan dari penyakit batu empedu tersebut. Pasalnya, batu empedu bisa menyumbat jaringan yang ditempati atau dilewatinya, sehingga katanya dapat menimbulkan komplikasi berbahaya jika dibiarkan. Namun, benarkah demikian?
Batu empedu adalah endapan keras yang terbentuk dari kolesterol, bilirubin, atau zat lain di dalam kantung empedu, yaitu organ kecil di bawah hati yang berfungsi untuk menyimpan cairan empedu.

Banyak orang tidak menyadari keberadaan batu empedu, karena pada sebagian besar kasus, kondisi ini sering kali tidak menimbulkan keluhan apapun. Bila muncul, keluhan biasanya terjadi karena batu empedu menyumbat jaringan yang ditempati atau dilewatinya. Inilah yang akhirnya memunculkan pertanyaan, batu empedu apakah berbahaya.
Batu Empedu, Apakah Berbahaya?
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, batu empedu umumnya tidak menimbulkan gejala sama sekali. Bahkan, sebagian besar kasus batu empedu bisa membaik dengan sendirinya karena batu empedu biasanya akan keluar dari tubuh bersama dengan urine.
Namun, bukan berarti batu empedu bisa disepelekan. Pasalnya, pada beberapa kasus, batu empedu bisa menyebabkan saluran empedu menjadi tersumbat sehingga aliran cairan empedu terhambat. Nah, hal ini kemudian dapat memicu terjadinya nyeri hebat di perut bagian kanan atas.
Jika tidak segera ditangani, tersumbatnya saluran empedu akibat batu empedu juga bisa menyebabkan terjadinya peradangan atau infeksi, tidak hanya di saluran empedu, tetapi juga kantung empedu. Bahkan, pada beberapa kasus kecil yang jarang terjadi, penyumbatan akibat batu empedu juga dapat menyebabkan pecahnya kantung empedu atau infeksi berat yang mengancam jiwa.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa batu empedu berbahaya apabila menimbulkan keluhan berupa nyeri perut. Soalnya, hal itu menjadi tanda bahwa telah terjadi penyumbatan di saluran empedu sehingga perlu segera ditangani oleh dokter.
Oleh karena itu, Anda perlu waspada bila mengalami nyeri perut bagian atas yang hebat dan tidak kunjung hilang, serta disertai dengan perubahan warna urine menjadi gelap dan tinja menjadi pucat. Selain itu, demam, mual, kulit dan mata menjadi kuning juga menjadi gejala bahaya dari batu empedu yang perlu diwaspadai.
Penanganan Batu Empedu
Jika tidak ada gejala, batu empedu sebenarnya tidak membutuhkan penanganan khusus karena seperti yang sudah dijelaskan di atas, batu empedu biasanya dapat keluar dengan sendirinya bersama dengan urine. Meski begitu, dokter biasanya akan tetap memantau kondisi dan perkembangan gejala yang Anda alami.
Namun, jika muncul gejala, dokter biasanya akan melakukan tindakan untuk mengatasi gejala dan mencegah komplikasi berbahaya. Berikut beberapa penanganan yang umum akan dokter lakukan:
Operasi
Ada dua metode operasi yang umum dilakukan untuk menangani batu empedu, yaitu kolesistektomi dan ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography).
Kolesistektomi adalah prosedur pengangkatan kantung empedu. Prosedur ini dilakukan jika batu empedu menyebabkan peradangan pada kantung empedu. Sementara itu, ERCP dilakukan untuk mengangkat batu di saluran empedu tanpa mengangkat kantung empedu.
Pemberian Obat-obatan
Jika kondisi Anda tidak memungkinkan untuk menjalani operasi atau batu empedu berukuran kecil, dokter biasanya akan meresepkan obat untuk melarutkan batu empedu, misalnya asam ursodeoksikolat. Namun, perlu diketahui bahwa penggunaan obat ini memerlukan waktu lama dan tidak selalu efektif untuk semua jenis batu empedu.
Agar batu empedu tidak kambuh kembali, pastikan untuk selalu menjaga pola hidup tetap sehat dengan mengonsumsi makanan rendah lemak dan tinggi serat, menjaga berat badan ideal, dan rutin berolahraga.
Bila kembali ke pertanyaan apakah batu empedu berbahaya atau tidak, jawabannya sudah jelas. Batu empedu bisa membahayakan kesehatan bila menyebabkan penyumbatan.
Jika Anda mengalami nyeri perut tiba-tiba, terutama setelah makan, atau disertai tanda-tanda bahaya seperti yang telah disebutkan sebelumnya, segera Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER atau kunjungi rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat.