Batuk kering pada anak bisa terjadi akibat macam-macam kondisi. Meski umumnya tidak berbahaya, batuk kering pada anak yang sulit berhenti dapat membuat otot di leher dan dada terus berkontraksi. Hal ini bisa membuat anak tidak nyaman dan kelelahan sehingga perlu diobati.

Batuk kering pada anak yang terjadi sesekali biasanya merupakan respons tubuh akibat terpapar zat iritan, seperti debu atau asap kendaraan. Batuk kering karena hal-hal tersebut umumnya akan sembuh setelah menjauhi penyebabnya.

Batuk Kering pada Anak - Alodokter

Namun, batuk kering pada anak juga bisa disebabkan oleh alergi, asma, croup, hingga batuk rejan. Pada kondisi-kondisi tersebut, batuk kering juga akan disertai dengan gejala-gejala lain sehingga perlu ditangani oleh dokter.

Penyebab Batuk Kering pada Anak

Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan batuk kering pada anak. Berikut adalah contoh-contohnya:

  • Batuk pilek atau flu, yang biasanya disertai keluhan hidung tersumbat dan bersin-bersin
  • Laringitis atau faringitis, yang menimbulkan gejala sakit tenggorokan dan suara serak
  • Reaksi alergi, dengan gejala berupa pilek, bersin-bersin, dan mata berair, yang muncul ketika terpapar alergen, seperti serbuk sari, debu, atau bulu binatang
  • Penyakit asam lambung atau GERD, yang disertai sakit tenggorokan, nyeri ulu hati, dan rasa panas atau sensasi tidak nyaman di dada (heartburn)
  • Asma, dengan batuk kering yang sering muncul saat anak bermain atau tidur pada malam hari, disertai sesak napas atau napas berbunyi (mengi)
  • Croup, yang menyebabkan batuk kering dengan suara keras seperti gonggongan, dan biasanya memburuk pada malam hari
  • Bronkiolitis, biasanya pada anak usia kurang dari 2 tahun, yang diawali dengan gejala mirip batuk pilek
  • Batuk rejan atau pertusis, yang menyebabkan batuk kering dengan bunyi melengking
  • Pneumonia, yang dapat disertai dengan demam dan sesak napas
  • Tersedak makanan atau mainan kecil, yang bisa ditandai dengan batuk kering dan mengi

Gejala Batuk Kering pada Anak

Gejala batuk kering pada anak sangat beragam, tergantung pada penyebabnya. Namun, keluhan yang paling sering terjadi atau menyertai batuk kering antara lain:

Kapan harus ke dokter

Segera telepon ambulans dan lakukan pertolongan pertama tersedak untuk anak jika ia tiba-tiba mengalami batuk kering dan terlihat sulit bernapas, berusaha menggapai udara untuk bernapas, atau bergerak seperti ingin memasukkan tangan ke tenggorokan. Tanda-tanda tersebut biasanya menunjukkan adanya sumbatan pada jalan napas, misalnya karena makanan atau benda asing.

Konsultasikan dengan dokter jika batuk kering pada anak tidak membaik lebih dari 2 minggu dan batuk disertai dengan:

  • Demam tinggi (>40°C)
  • Kulit dan bibir tampak pucat atau kebiruan
  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Mengi
  • Lemas

Konsultasikan juga dengan dokter jika batuk kering berkembang menjadi batuk berdahak.

Diagnosis Batuk Kering pada Anak

Untuk mendiagnosis batuk kering pada anak, dokter akan menanyakan gejala, berapa lama keluhan tersebut berlangsung, serta kebiasaan dan riwayat kesehatan anak. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk mendengarkan suara napas anak menggunakan stetoskop.

Setelah itu, dokter dapat menganjurkan anak untuk menjalani tes lanjutan berikut guna menegakkan diagnosis:

  • Foto Rontgen dada, untuk menilai kondisi paru-paru
  • Tes spirometri, untuk memeriksa fungsi paru-paru
  • Tes darah, untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi dan peradangan
  • Tes swab tenggorokan, untuk mencari jenis bakteri atau virus penyebab infeksi saluran pernapasan
  • Tes alergi, untuk menentukan alergen yang bisa memicu batuk kering jika gejalanya mirip dengan reaksi alergi

Pengobatan Batuk Kering pada Anak

Pengobatan batuk kering pada anak akan disesuaikan dengan penyebabnya. Pada umumnya, batuk kering pada anak dapat diatasi dengan perawatan sederhana di rumah. Berikut adalah upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk anak:

  • Menjaga asupan cairan yang disesuaikan dengan usia anak, misalnya ASI, susu formula, atau air putih
  • Memberikan air hangat yang dicampur madu dan lemon atau obat herbal yang dapat melegakan tenggorokan, tetapi jangan memberikan madu kepada anak usia di bawah 1 tahun
  • Membatasi kegiatan anak agar ia bisa beristirahat dan tidur yang cukup
  • Menggunakan alat pelembab udara (air humidifier), terutama jika udara kering memperburuk batuk kering pada anak
  • Memberikan permen pelega tenggorokan, misalnya yang mengandung mentol dan madu
  • Memberikan obat batuk kering khusus anak yang dijual bebas

Perlu diketahui bahwa anak usia kurang dari 6 tahun sebaiknya tidak diberikan obat batuk medis, termasuk yang dijual bebas di apotek. Hal ini karena obat batuk untuk usia tersebut tidak terbukti efektif dan malah berisiko menyebabkan efek samping.

Untuk batuk kering yang sudah berlangsung lama, dokter akan memberikan obat sesuai dengan penyebabnya, seperti:

  • Penghambat pompa proton, misalnya lansoprazole, untuk menurunkan produksi asam lambung
  • Kortikosteroid hirup (inhaler), untuk meredakan serangan asma
  • Antihistamin, untuk mengurangi reaksi alergi
  • Antibiotik, untuk mengatasi pneumonia yang terbukti disebabkan oleh bakteri

Pada batuk kering yang terjadi akibat GERD, dokter juga akan menyarankan untuk membatasi sejumlah minuman dan makanan penyebab asam lambung. Anda juga dianjurkan untuk memberikan makanan dalam porsi lebih kecil tetapi lebih sering.

Komplikasi Batuk Kering pada Anak

Batuk kering pada anak yang tidak tertangani dapat menyebabkan sejumlah komplikasi berikut:

  • Gangguan tidur
  • Berat badan sulit naik
  • Dehidrasi berat karena sulit minum atau muntah karena batuk
  • Peradangan di lapisan esofagus atau kerongkongan (esofagitis)
  • Sleep apnea
  • Pneumonia

Pencegahan Batuk Kering pada Anak

Menerapkan pola hidup bersih dan sehat dapat melindungi anak dari infeksi yang menyebabkan batuk kering. Tindakan ini perlu dilakukan oleh semua anggota keluarga agar anak terbiasa dan mengikuti hal yang sama. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:

  • Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, atau hand-sanitizer
  • Tidak menyentuh mulut, hidung, dan mata sebelum mencuci tangan
  • Membersihkan mainan anak dan permukaan benda yang sering disentuh secara rutin
  • Menutup mulut saat batuk atau bersin dengan tisu atau siku
  • Meningkatkan daya tahan tubuh, misalnya dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang
  • Memastikan anak cukup tidur dan beristirahat
  • Mengajak anak untuk berolahraga secara rutin