Cara menyimpan ASI yang benar penting untuk diketahui agar ASI perah aman diberikan pada bayi dan kualitasnya tetap terjaga. Hal ini termasuk menjaga kebersihan alat perah dan wadah penyimpan ASI, serta mengetahui jangka waktu penyimpanan ASI.

Air susu ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi terbaik bagi bayi hingga usianya mencapai 6 bulan. Tak hanya itu, memberikan ASI juga dapat mengurangi risiko bayi terkena beberapa penyakit di kemudian hari.

Begini Cara Menyimpan ASI yang Benar - Alodokter

Ibu menyusui yang bekerja atau beraktivitas di luar rumah dapat memerah ASI untuk diberikan kepada bayi nanti. Memerah ASI juga dapat dilakukan oleh ibu menyusui yang memproduksi ASI dalam jumlah banyak.

ASI yang diperah, baik menggunakan tangan maupun pompa ASI, sebaiknya disimpan hingga akan diberikan kepada bayi. Untuk menjaga kualitas dan keamanan ASI perah, cara menyimpan ASI atau tata kelola ASI harus diperhatikan.

Persiapan dalam Memerah ASI

Sebelum membahas mengenai cara menyimpan ASI yang benar, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diketahui dan disiapkan dalam memerah ASI:

Wadah ASI perah

Wadah ASI perah dapat berupa botol kaca, kemasan plastik khusus ASI, atau botol plastik bebas bahan kimia bisphenol A (BPA). Sebaiknya hindari menggunakan kemasan botol minum maupun plastik yang tidak dikhususkan untuk menyimpan ASI.

Kebersihan tangan dan peralatan

Sebelum digunakan, penting untuk mencuci bersih dan melakukan sterilisasi wadah ASI, termasuk pompa ASI yang bersentuhan dengan kulit payudara Bunda.

Sterilisasi dilakukan dengan merebus wadah ASI dalam air mendidih selama 5 menit atau menggunakan alat sterilisasi elektrik. Kantong plastik khusus ASI tidak memerlukan sterilisasi asalkan disimpan dengan benar dan baru digunakan saat dibutuhkan.

Sebelum memerah ASI menggunakan tangan maupun pompa, selalu ingat untuk mencuci tangan memakai sabun dan air mengalir terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk mencegah kontaminasi bakteri pada ASI perah.

Cara Menyimpan ASI

ASI perah dapat disimpan di kulkas, freezer, atau boks pendingin atau cooler bag yang ditambahkan kantung es (ice pack). Saat mengisi wadah ASI, sisakan sedikit ruang karena ASI perah cenderung mengembang dalam keadaan beku.

Beri label yang mencantumkan tanggal ASI diperah. Jika ASI perah disimpan dalam kulkas yang memuat bahan makanan lain, tempatkan wadah ASI di dalam toples atau kontainer untuk mencegah kontaminasi.

Cara menyimpan ASI yang disarankan adalah di bagian belakang kulkas. Ini dilakukan untuk melindungi ASI perah dari perubahan suhu yang dapat merusak ASI akibat sering membuka atau menutup pintu kulkas.

Setelah diperah, ASI dapat bertahan selama beberapa jam hingga beberapa bulan, tergantung pada tempat dan suhu penyimpanannya. Berikut ini adalah penjelasannya:

  • ASI segar atau yang baru saja diperah bisa bertahan hingga 4 jam jika disimpan di suhu ruang (25°C)
  • ASI perah yang disimpan dalam boks pendingin atau cooler bag berisi ice pack bisa bertahan hingga 24 jam
  • ASI perah tahan sampai 4–5 hari jika disimpan pada kulkas bagian lemari pendingin (chiller) dengan suhu minimal 4°C
  • ASI perah tahan hingga 2 minggu dalam freezer yang terdapat dalam kulkas 1 pintu
  • ASI perah yang disimpan beku dalam freezer dengan suhu minimal -18°C dapat bertahan hingga 6 bulan

Cara menyimpan ASI perah sebaiknya disesuaikan dengan penggunaannya. ASI yang akan digunakan dalam waktu dekat cukup disimpan di bagian lemari pendingin dan bukan freezer.

ASI terbaik yang diberikan pada bayi adalah ASI yang segar. Hal ini karena ASI beku kemungkinan kehilangan zat penting seperti antibodi, antibakteri, antioksidan, dan vitamin C.  Namun, nilai gizi ASI beku masih jauh lebih baik daripada susu formula.

Cara Mencairkan ASI

Selain cara menyimpan ASI yang benar, cara mencairkan ASI juga perlu diperhatikan untuk menjaga kualitas ASI. Berikut ini adalah panduan untuk mencairkan ASI:

  • Pindahkan ASI beku dari freezer ke lemari pendingin semalam sebelumnya. Untuk membantu ASI lebih mudah cair, Bunda dapat meletakkannya di bawah air mengalir.
  • Setelah cair, tempatkanlah wadah ASI dalam mangkuk berisi air hangat.
  • Hindari memanaskan ASI menggunakan microwave atau di atas kompor. Perubahan suhu yang cepat dapat merusak kandungan ASI.
  • Gunakan ASI yang telah cair dalam kulkas dalam waktu 24 jam. ASI yang telah cair dalam suhu ruang atau telah dihangatkan harus dihabiskan dalam waktu 2 jam.
  • Jangan membekukan kembali ASI yang telah cair.
  • Jika ASI mengendap, goyang-goyangkanlah wadah ASI secara perlahan untuk mencampurkan endapan tersebut.

Memberikan ASI perah bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan bayi akan ASI. Namun, jika Bunda sedang berada di dekat Si Kecil, usahakan untuk menyusuinya secara langsung.

Menyusui langsung dapat mengosongkan payudara secara optimal, sehingga produksi ASI tetap terjaga. Hal ini karena isapan bayi merupakan cara alami yang paling efektif untuk merangsang produksi ASI. Selain itu, menyusui langsung juga bisa mencegah bingung puting pada Si Kecil.

Memahami cara menyimpan ASI dapat menjadi solusi bagi ibu menyusui yang bekerja untuk bisa terus memberikan ASI pada bayi. Jika Bunda masih memiliki pertanyaan seputar manajemen ASI, atau mengalami kesulitan dalam menyusui, jangan ragu untuk menemui dokter atau konsultan laktasi guna mendapatkan saran yang sesuai.