Saat Si Kecil susah makan, apa Bunda suka memberinya makanan cepat saji, seperti piza, hamburger, atau donat, supaya ia mau makan? Kalau iya, coba dipertimbangkan lagi deh, Bun. Walau disukai anak-anak, tapi makanan cepat saji diduga bisa memicu depresi pada anak, lho.

Bunda mungkin sudah tahu bahwa pada masa pertumbuhan, Si Kecil membutuhkan nutrisi yang lengkap. Memberikannya makanan cepat saji tentu bukan pilihan yang tepat.

Benarkah Makanan Cepat Saji Picu Depresi pada Anak? - Alodokter

Alasannya, selain tidak mengandung nutrisi yang lengkap, makanan jenis ini juga mengandung gula, garam, dan kolesterol yang tinggi. Jika Si Kecil sering mengonsumsinya, terlebih jika porsinya banyak, beragam masalah kesehatan pun akan rentan muncul. Salah satunya adalah depresi.

Ini Kaitan Makanan Cepat Saji dengan Depresi

Sebenarnya, depresi adalah gangguan mental yang bisa dipicu oleh beragam faktor. Pada anak-anak dan remaja, kondisi ini bisa dipicu oleh perceraian orang tua, pelecehan seksual, bullying, hingga adanya gangguan pada sistem saraf. Lalu, bagaimana kaitan makanan cepat saji dengan munculnya depresi?

Jadi, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, untuk mendukung tumbuh kembang Si Kecil, pemberian ASI sejak ia bayi dan makanan sehat yang bergizi seimbang sangatlah penting.

Makanan sehat bukan hanya bermanfaat untuk menjaga kesehatan fisik Si Kecil, tapi juga berperan dalam meningkatkan kecerdasannya, mengontrol suasana hatinya, dan menurunkan risikonya mengalami gangguan mental.

Nah, mengingat makanan cepat saji tidak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh Si Kecil dan justru mengandung kalori yang tinggi, maka jika dikonsumsi terlalu sering dan dalam jumlah yang berlebihan, ini bisa membuat Si Kecil kelebihan berat badan bahkan obesitas.

Anak dengan obesitas sangat rentan mengalami gangguan emosi, termasuk perasaan rendah diri dan depresi. Mereka pun jadi lebih berisiko mengalami masalah sosial, seperti perundungan, yang juga dapat membuatnya depresi.

Salah satu penelitian juga menyebutkan adanya hubungan antara konsumsi makanan cepat saji dengan gangguan mental dan perilaku pada anak. Dalam penelitian yang sama dinyatakan bahwa perbaikan pola dan pemilihan makanan yang lebih sehat diketahui bisa meningkatkan kesehatan mental.

Oleh karena itu, Bunda harus lebih cermat dalam memberikan makanan pada Si Kecil. Pilihlah makanan yang tidak hanya membuat ia merasa kenyang, tapi juga bergizi. Masukkan jenis makanan sehat dan bergizi, seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan juga susu rendah lemak, ke dalam menu makan anak.

Selain itu, agar Si Kecil tidak susah makan, Bunda bisa menerapkan makan bersama keluarga. Meski terkesan sepele, momen ini sangat penting untuk Si Kecil lho, Bun. Buatlah suasana yang nyaman ketika makan dan jangan memaksa Si Kecil untuk makan, karena hal itu justru bisa membuatnya trauma dan malas makan.

Bila Si Kecil masih suka pilah-pilih makanan, ajari ia bahwa mengonsumsi makanan yang beraneka ragam dan mengandung banyak vitamin serta mineral akan menunjang tumbuh kembangnya. Selain itu, berikan juga contoh, dengan menerapkan kebiasaan mengonsumsi makanan sehat tanpa pilih-pilih, agar bisa ditiru oleh anak.

Jika Bunda masih bingung dengan pilihan makanan yang baik dikonsumsi Si Kecil untuk menunjang tumbuh kembangnya, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.