Bunda pernah mendengar bahwa bayi bisa merasakan stres yang Bunda alami? Simak faktanya di sini yuk, agar Bunda tahu cara mengatasinya.

Saat Bunda mengalami stres lalu Si Kecil menjadi rewel dan menangis terus, bisa jadi ia sedang “tertular” stres yang Bunda rasakan. Pasalnya meski belum bisa berbicara, bayi sudah mampu untuk mendeteksi emosi yang Bunda rasakan.

Benarkah Stres Pada Bunda Bisa Ikut Dirasakan Bayi? - Alodokter

Bayi Belajar Mengenali Emosi dari Lingkungan

Setelah lahir, bayi akan mulai belajar mengenali emosi dari orang-orang di sekitarnya, terutama Bunda dan Ayah. Sebuah studi menunjukkan bahwa stres yang Bunda rasakan dapat memengaruhi emosi Si Kecil. Contohnya, ia dapat merasa sedih jika melihat orang tuanya sedih atau sedang bad mood.

Saat usia bayi menginjak 2,5 - 6 bulan, dia sudah dapat membedakan ekspresi sedih dan bahagia dari raut wajah orangtuanya. Si Kecil akan terlihat senang saat Bunda menatapnya dengan senyum. Sebaliknya, ia mungkin akan terlihat kesal atau sedih saat Bunda marah. Bahkan, ia bisa mengalami stres jika Bunda terlihat stres, sehingga Bunda perlu lebih berhati-hati dalam bereaksi terhadap sesuatu.

Yuk, Mulai Mengelola Stres dengan Baik

Stres yang Bunda alami harus ditangani dengan tepat karena selain dapat membuat Si Kecil “tertular stres”, tumbuh kembangnya juga dapat terpengaruhi.

Untuk itu, Bunda perlu untuk mengelola stres yang dialami dengan melakukan hal-hal berikut:

1. Memahami penyebab stres

Bunda harus memahami situasi atau hal yang membuat Bunda tertekan. Misalnya Bunda merasa tertekan dan kewalahan merawat Si Kecil sendiri, coba bicarakan dengan Ayah atau keluarga terdekat. Dengan adanya dukungan dari lingkungan terdekat, Bunda dapat melaluinya dan menemukan jalan keluarnya.

2. Bicarakan dengan orang terdekat

Jangan mengisolasi diri ketika mengalami stres karena ini hanya akana memperburuk kondisi Bunda. Bunda tetap harus bersosialisasi dan membicarakan kepada pasangan, keluarga, atau teman mengenai keresahan yang dirasakan.

Bahkan, Bunda jangan ragu untuk bertanya kepada orang tua atau ibu lain mengenai pengalaman yang mereka lalui setelah memiliki anak.

3. Menjaga kesehatan

Untuk dapat terus merawat buah hati, Bunda harus lebih dulu menjaga kesehatan diri sendiri. Cukupi waktu istirahat, makan sehat, dan penuhi asupan cairan guna membantu meredakan stres yang Bunda alami.

4. Meluangkan waktu untuk diri sendiri

Meski sudah memiliki anak, Bunda tetap harus meluangkan waktu untuk diri sendiri atau me time. Jadi, saat sudah merasa lelah dengan semuanya, cobalah pergi keluar sebentar untuk pergi bersama teman atau pergi ke salon kecantikan untuk melakukan perawatan.

Si Kecil dapat Bunda titipkan sebentar ke Ayah atau orang terdekat yang dipercaya. Dengan melakukan hal-hal yang Bunda sukai, Bunda dapat kembali semangat untuk menjaga si Kecil.

5. Terima bantuan orang lain

Stres biasanya bermula dari kewalahan mengerjakan segalanya sekaligus. Sesekali, cobalah untuk mendelegasikan beberapa pekerjaan, seperti mencuci pakaian dan membereskan rumah, kepada orang lain.

Bunda bahkan perlu mengomunikasikan kepada Ayah bahwa Bunda tetap memerlukan bantuannya. Bunda bisa meminta Ayah untuk membantu Bunda menyelesaikan beberapa tugas, seperti mencuci botol susu bayi.

Jika Bunda masih terus merasa stres padahal sudah melakukan berbagai cara di atas, tidak perlu ragu untuk berkonsultasi pada psikiater atau psikolog. Pasalnya, stres yang berkepanjangan bisa menjadi tanda Bunda mengalami depresi pasca melahirkan.

Semakin cepat Bunda bebas dari stres, risiko Si Kecil “tertular” emosi negatif dari Bunda juga semakin rendah, sehingga tumbuh kembangnya dapat optimal.