Bidicef adalah antibiotik untuk mengobati infeksi akibat bakteri, seperti radang tenggorokan, radang amandel, infeksi kulit, infeksi saluran kemih, serta untuk mencegah infeksi pada lapisan jantung sebelum operasi gigi atau prosedur medis di saluran napas.

Bidicef mengandung bahan aktif cefadroxil yang bekerja dengan cara menghancurkan dinding sel pelindung bakteri, sehingga bakteri mati dan infeksi dapat teratasi. Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul dan sirup kering, serta hanya bisa dibeli dengan resep dokter.

Bidicef

Produk Bidicef

Ada 2 varian produk Bidicef yang dijual di Indonesia, yaitu:

  • Bidicef 500 mg 6 Kapsul, yang mengandung 500 mg cefadroxil tiap kapsul
  • Bidicef sirup 60 ml, dengan kandungan 125 mg cefadroxil dalam setiap 5 ml

Apa Itu Bidicef

Bahan aktif Cefadroxil 
Golongan Obat resep 
Kategori Antibiotik golongan sefalosporin
Manfaat Mengatasi infeksi bakteri
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Bidicef untuk ibu hamil Kategori B: Studi pada binatang percobaan menunjukkan tidak adanya efek samping terhadap janin, tetapi hal ini tidak terkonfirmasi dengan data yang didapatkan dari studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat ini sebaiknya hanya digunakan oleh ibu hamil jika dokter menilai bahwa manfaatnya lebih besar dibandingkan risikonya terhadap janin.
Bidicef untuk ibu menyusui Kandungan cefadroxil pada Bidicef dapat terserap ke dalam ASI, dan umumnya aman digunakan oleh ibu menyusui selama digunakan sesuai anjuran dokter. 
Bentuk obat Kapsul dan sirup kering

Peringatan sebelum Menggunakan Bidicef

Sebelum menggunakan Bidicef, pastikan untuk memberi tahu dokter mengenai hal-hal berikut:

  • Beri tahu dokter jika Anda memiliki alergi terhadap Bidicef atau obat lain dalam golongan sefalosporin. Penggunaan obat ini tidak dianjurkan jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap golongan tersebut.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, diabetes, atau kolitis ulseratif.
  • Sampaikan kepada dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
  • Konsultasikan jika Anda sedang menggunakan obat resep, obat bebas, suplemen, atau produk herbal, untuk menghindari kemungkinan interaksi obat.
  • Beri tahu dokter jika Anda berencana menjalani vaksinasi dengan vaksin bakteri hidup, seperti vaksin tifoid.
  • Jika Anda akan menjalani tes laboratorium, seperti tes kadar glukosa dalam urine, atau tindakan medis apa pun, termasuk operasi gigi, beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan Bidicef.
  • Hindari mengemudi langsung atau melakukan aktivitas yang memerlukan konsentrasi tinggi setelah mengonsumsi Bidicef, karena obat ini dapat menyebabkan kantuk dan pusing.
  • Segera cari bantuan medis jika Anda mengalami reaksi alergi atau efek samping serius selama menggunakan obat ini.

Dosis dan Aturan Pakai Bidicef

Dosis Bidicef ditentukan oleh dokter berdasarkan usia, berat badan, jenis infeksi, serta tingkat keparahannya. Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul dan sirup kering yang perlu dilarutkan sebelum digunakan.

Secara umum, berikut adalah dosis Bidicef berdasarkan kondisi yang ditangani:

Tujuan: mengatasi Faringitis atau tonsilitis akibat infeksi bakteri streptococcus

  • Dewasa dan anak dengan berat badan >40 kg: 500-1000 mg, diminum 1-2 kali sehari. Lama pengobatan minimal 10 hari.
  • Anak dengan berat badan <40 kg: 30 mg/kgBB per hari, diminum 1-2 kali sehari. Lama pengobatan minimal 10 hari.

Tujuan: mengobati infeksi kulit, jaringan lunak, atau infeksi saluran kemih

  • Dewasa dan anak dengan berat badan >40 kg: 1.000–2.000 mg per hari, diminum 1-2 kali sehari.
  • Anak usia ≥6 tahun dengan berat badan <40 kg: 30–50 mg/kgBB per hari, diminum 1-2 kali sehari. Dosis maksimal: 100 mg/kgBB per hari.

Tujuan: mencegah endokarditis sebelum prosedur medis tertentu

  • Dewasa: 2.000 mg, diminum 1 jam sebelum prosedur seperti operasi gigi atau tindakan medis pada saluran pernapasan atas.
  • Anak-anak: 50 mg/kgBB, diminum 1 jam sebelum prosedur. Dosis maksimal: 2.000 mg.

Cara Menggunakan Bidicef dengan Benar

Gunakan Bidicef sesuai dengan petunjuk yang tertera pada label kemasan atau sesuai anjuran dokter. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Untuk mendapat manfaat maksimal obat dan terhindar dari efek samping, perhatikan cara penggunaannya yang benar berikut ini:

  • Bidicef bisa dikonsumsi dengan atau tanpa makanan, tetapi disarankan untuk diminum setelah makan guna mengurangi risiko terjadinya iritasi lambung.
  • Jika Anda menggunakan Bidicef dalam bentuk kapsul, telan obat secara utuh dengan air putih. Jangan menghancurkan, membelah, atau mengunyah obat sebelum ditelan. 
  • Untuk Bidicef sirup kering, tambahkan air bersih sesuai petunjuk pada botol, lalu kocok hingga larut dengan sempurna. Kocok botol setiap kali sebelum diminum dan gunakan alat takar agar dosis yang diminum sesuai.
  • Konsumsilah Bidicef pada waktu yang sama setiap hari untuk hasil pengobatan yang optimal. Jika Anda lupa, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu konsumsi berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis.
  • Pastikan untuk menghabiskan seluruh Bidicef yang telah diresepkan meskipun gejala sudah membaik. Menghentikan pengobatan terlalu cepat dapat membuat infeksi lebih sulit diobati.
  • Selama menggunakan Bidicef, dokter mungkin akan menyarankan tes darah atau tes fungsi ginjal, terutama jika Anda memiliki riwayat gangguan ginjal atau menjalani pengobatan dalam jangka panjang. Ikuti jadwal kontrol yang diberikan agar efek pengobatan dapat dipantau dengan baik.
  • Simpan Bidicef sesuai bentuk sediaannya. Untuk Bidicef kapsul, simpan di tempat kering dan sejuk, serta jauh dari sinar matahari langsung. Untuk Bidicef sirup kering yang telah dicampur air, sebaiknya disimpan di lemari es dan digunakan maksimal dalam 14 hari.
  • Jangan gunakan obat yang sudah kedaluwarsa dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Bidicef dengan Obat Lain

Interaksi yang dapat terjadi jika Bidicef digunakan bersama obat-obat lain adalah:

  • Penurunan efektivitas obat jika digunakan bersama obat antasida yang mengandung aluminium atau magnesium.
  • Peningkatan kadar cefadroxil dalam darah jika digunakan bersamaan dengan probenecid, sehingga risiko efek samping bisa meningkat.
  • Peningkatan risiko perdarahan jika digunakan bersama obat antikoagulan, seperti warfarin, atau obat antiplatelet, seperti aspirin.
  • Peningkatan risiko kerusakan ginjal jika digunakan bersama antibiotik golongan aminoglikosida seperti gentamisin, polymyxin B, colistin, atau diuretik loop dosis tinggi seperti furosemide.
  • Penurunan efektivitas obat jika digunakan bersama antibiotik lain, seperti erythromycin, chloramphenicol, sulfonamida, atau tetrasiklin.
  • Penurunan kadar cefadroxil dalam darah jika digunakan bersamaan atau dalam waktu berdekatan dengan cholestyramine.
  • Penurunan efektivitas vaksin bakteri hidup, seperti vaksin BCG atau vaksin tifoid oral, jika digunakan bersamaan dengan cefadroxil.

Untuk menghindari efek interaksi yang tidak diinginkan, berkonsultasilah ke dokter jika hendak menggunakan Bidicef bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.

Efek Samping dan Bahaya Bidicef

Meskipun bermanfaat untuk mengobati infeksi, Bidicef bisa menimbulkan sejumlah efek samping. Beberapa efek samping yang ringan dan umum antara lain:

  • Mual atau muntah
  • Nyeri atau tidak nyaman di perut
  • Diare
  • Sakit kepala
    Ruam atau gatal-gatal di kulit

Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Reaksi alergi obat, seperti pembengkakan pada wajah, bibir, atau lidah, sesak napas, dan ruam merah yang luas di kulit.
  • Gejala gangguan ginjal, seperti jumlah urine yang sangat sedikit atau jarang buang air kecil.
  • Tubuh mudah memar atau perdarahan yang sulit berhenti, misalnya mimisan yang berkepanjangan atau gusi berdarah.
  • Perubahan suasana hati atau kondisi mental, seperti linglung, atau halusinasi.
  • Mual, muntah, hilang nafsu makan, kulit atau mata menguning, dan urine berwarna gelap.
  • Demam yang tidak kunjung reda, nyeri tenggorokan, atau kelelahan berat.
  • Diare berat, nyeri atau kram perut, serta tinja berdarah atau berlendir.

Konsultasikan diri Anda ke dokter bila keluhan dan efek samping di atas tidak kunjung mereda atau malah memburuk.  Anda bisa menggunakan fitur Chat Bersama Dokter atau buat janji konsultasi di aplikasi Alodokter.