Bortezomib adalah obat untuk mengobati multiple myeloma (kanker darah) dan limfoma sel mantel (kanker kelenjar getah bening). Obat ini hanya bisa diberikan oleh dokter atau petugas medis dalam pengawasan dokter.

Bortezomib bekerja dengan cara menghambat proteasome yang berperan penting dalam kehidupan sel. Terhambatnya proteasome dapat menghambat pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali sekaligus membunuh sel kanker.

Merek dagang bortezomid: Bormib, Bortecade 1, Bortecade 3,5, Borteloma, Bortero, Cytomib, Fonkozomib, Teoxib, Tezobell, Velcade

Apa Itu Bortezomib

Golongan Obat resep
Kategori Antikanker (penghambat proteasome)
Manfaat Mengobati multiple myeloma dan limfoma sel mantel
Digunakan oleh Dewasa
Bortezomib untuk ibu hamil dan menyusui Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa.
Belum diketahui secara pasti apakah bortezomib dapat terserap ke dalam ASI. Jika sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa persetujuan dokter.
Bentuk obat Suntik

Peringatan Sebelum Menggunakan Bortezomid

Ada beberapa hal yang harus Anda ketahui sebelum menjalani pengobatan dengan bortezomib, yaitu:

  • Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Bortezomib tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini, boron, atau manitol.
  • Beri tahu dokter jika pernah atau sedang menderita neuropati perifer, epilepsi, penyakit liver, gangguan pernapasan, penyakit ginjal, hipertensi, penyakit jantung, diabetes, hipotensi ortostatik, herpes, atau herpes zoster.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Informasikan kepada dokter jika sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
  • Gunakan alat kontrasepsi yang efektif untuk mencegah kehamilan selama masa pengobatan dengan bortezomib hingga 7 bulan setelah dosis terakhir untuk perempuan atau 4 bulan untuk laki-laki.
  • Jangan menyusui bayi selama pengobatan hingga 2 bulan setelah dosis terakhir bortezomib diberikan.
  • Beri tahu dokter jika mengalami dehidrasi atau kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya dehidrasi, seperti diare atau muntah-muntah, di tengah pengobatan dengan bortezomid.
  • Informasikan kepada dokter bahwa Anda sedang menjalani pengobatan dengan bortezomib jika Anda direncanakan untuk menjalani prosedur medis apa pun, termasuk operasi gigi.
  • Beri tahu dokter jika Anda berencana menjalani vaksinasi, terutama vaksin hidup seperti vaksin MMR, selama menggunakan bortezomib.
  • Hindari kontak langsung dengan orang yang baru mendapatkan vaksin hidup atau sedang menderita penyakit infeksi yang mudah menular, seperti flu atau cacar air, untuk menghindari risiko tertular infeksi.
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan setelah menggunakan bortezomib, karena obat ini dapat menyebabkan pusing.
  • Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan bortezomib, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
  • Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan bortezomib.

Dosis dan Aturan Pakai Bortezomib

Dokter akan menentukan dosis bortezomib sesuai dengan kondisi dan luas permukaan tubuh (LPT) pasien. Secara umum, berikut adalah dosis bortezomib sebagi penanganan awal multiple myeloma dan limfoma sel mantel:

Kondisi: Multiple myeloma

  • Minggu ke-1 sampai ke-4:1,3 mg/m2 LPT. Obat diberikan 2 kali seminggu, dengan jeda 2 hari antardosis. Pemberian obat harus dilakukan pada hari yang sama setiap minggunya.
  • Minggu ke-5 sampai ke-9:1,3 mg/m 2 Obat diberikan 1 kali seminggu, pada hari yang sama setiap minggunya.

Kondisi: Limfoma sel mantel

  • 1,3 mg/m2LPT diberikan 2 kali seminggu, selama 2 minggu, pada hari yang sama setiap minggunya. Jeda antar dosis dalam 1 minggu adalah 2 hari. Setelah itu, pengobatan dihentikan selama 10 hari hingga akhir minggu ke-3. Siklus 3 minggu ini diulang hingga 6–8 kali.

Cara Menggunakan Bortezomib dengan Benar

Bortezomib diberikan oleh dokter atau tenaga medis dalam pengawasan dokter. Obat ini disuntikkan ke dalam kulit atau pembuluh darah. Selalu ikuti saran dan anjuran dokter selama menggunakan bortezomib.

Obat ini dapat menyebabkan efek samping yang bisa langsung dirasakan selama pemberian, seperti mual, muntah, dan diare. Dokter mungkin akan memberikan obat untuk mencegah efek samping ini sebelum kemoterapi dimulai.

Bortezomib juga dapat menyebabkan pusing hingga pingsan jika terlalu cepat berdiri dari posisi duduk atau berbaring. Untuk mencegah efek samping ini, bergeraklah secara perlahan saat mengubah posisi. Selain itu, perbanyaklah minum air putih selama menjalani pengobatan dengan bortezomib.

Selama siklus pengobatan dengan bortezomib, Anda perlu menjalani tes darah lengkap, tes fungsi hati, dan tes fungsi ginjal, agar kondisi Anda dan efek pengobatan selalu terpantau. Ikuti jadwal kontrol dan pemberian obat dari dokter agar terapi berjalan lancar.

Jika Anda lupa kontrol atau melewatkan jadwal terapi, konsultasikan dengan dokter untuk instruksi selanjutnya.

Interaksi Bortezomib dengan Obat Lain

Berikut ini beberapa interaksi obat yang dapat terjadi jika bortezomib digunakan dengan obat-obatan tertentu:

Efek Samping dan Bahaya Bortezomib

Efek samping yang mungkin terjadi setelah menggunakan bortezomib adalah:

  • Lelah atau lemah untuk bergerak
  • Pusing atau kepala terasa ringan
  • Mual atau muntah
  • Nafsu makan hilang
  • Diare atau malah sembelit
  • Nyeri perut
  • Sulit tidur

Periksakan diri ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung reda atau makin parah. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius di bawah ini:

  • Kesemutan, mati rasa, nyeri, atau rasa panas di tangan atau kaki
  • Sakit kepala berat
  • Perubahan suasana hati atau mental, seperti linglung
  • Penyakit hati, yang bisa ditandai dengan penyakit kuning, nafsu makan berkurang, sakit perut, dan urine berwarna gelap
  • Gejala infeksi, seperti demam, mengigil, nyeri otot seluruh badan
  • Sesak napas, pembengkakan di kaki atau pergelangan kaki, dan mudah lelah saat beraktivitas
  • Memar atau perdarahan yang tidak jelas penyebabnya
  • BAB hitam dan kental seperti aspal